⸙ it's starting.

1.1K 133 7
                                    

Kemerahan tergurat tipis pada lapisan awan, menimbulkan gradasi indah yang nanti akan membawa warna final yaitu gelap di atas sana. Pada permulaan senja ini, [Full Name] bawa tubuhnya beristirahat di atas bangku pinggir jalan. Menyuruh dirinya sendiri untuk menikmati garis jingga yang cukup jelas dari tempat tinggi ini.

Sejenak memikirkan hidupnya, [Name] masih dilibat bimbang. Seharusnya ia bisa dengan penuh tekad untuk mendapat pekerjaan sehingga bisa mencapai kesejahteraan hidup serta ekonomi di masa sekarang ini. Kalau saja ia tidak terlalu memikirkan akan seperti apa ibu dan ayahnya yang sudah tua itu melanjutkan hidup tanpa dirinya.

[Name] berpikir, ia tidak bisa meninggalkan keluarganya. Di sisi lain, ia juga harus mengambil alih ayahnya melakukan pekerjaan dan memperoleh pendapatan. Apalagi ia masih punya dua adik yang masih bersekolah.

Menghela napas, [Name] memutuskan untuk kembali mendiskusikan ini nanti dengan orang tuanya. Akhirnya, gadis yang kini umurnya menginjak kepala dua setengah itu beranjak dari posisinya. Ia sempatkan dulu angin mengibas rambut hingga membuatnya menyelipkan kembali helaian tersebut di balik telinganya. Kemudian ia berjalan meninggalkan tempat itu.

Menuruni tangga, gadis itu terkaget kala didengarnya bunyi kelontang yang cukup besar. Kepalanya refleks menoleh ke bawah jembatan yang tak jauh darinya. Tapi tak yakin juga sebab tak ada siapa-siapa di sana.

Ah, tidak juga.

Lamat-lamat menatapi bawah jembatan, [Name] malah dapati kecurigaannya separuh benar saat ditangkapnya sebuah tong sampah perlahan menyembul, menggelinding dari sisi jembatan yang lain.

Keheranan dalam dirinya berhasil membuat sepasang kakinya bergerak mendekati tempat tersebut. Makin terkikis jarak, makin bisa ia dengar juga suara rintihan dan debukan yang cukup keras. Hingga akhirnya [Name] menyembulkan kepala, betapa kagetnya dia melihat apa yang ada di sana.

Belum selesai dengan kondisi sebongkah tubuh di sana, [Name] kembali terkaget dengan tubuh lain yang terdorong ke arahnya dan hampir mengenainya. Gadis itu tidak tau ada dikondisi seperti apa sekarang, namun, tubuh yang terdorong ke arahnya itu tiba-tiba jadi mendekatinya. Lalu kejadian itu pun terjadi.

Lehernya tiba-tiba dibekap oleh lengan laki-laki tadi yang kini ada di posisi belakang dirinya. Dengan terseok, laki-laki tersebut menarik lehernya mundur.

"H-hei!"

"P-pergi dari sini atau aku celakai perempuan ini?!"

Manik [Name] membelalak lebar mendengar kalimat yang seperti ancaman itu. Walaupun bukan berbicara padanya kini, tapi kalimat ancaman itu membawa-bawa dirinya yang bahkan tak mengerti situasi.

"Hah?"

[Name] pandangi laki-laki lain yang kini berada di hadapan mereka. Memakai rompi vest berhoodie yang tidak terkancing, lengannya yang terlihat kekar terekspos karena lengan kemejanya agak tergulung sampai siku, celananya jeans dan penampilan ini bisa membuat [Name] mengerti. Bahwa orang di hadapannya inilah kemungkinan dalang dari tubuh yang terkapar di sana, serta laki-laki yang terseok di belakangnya ini.

Terdengar dengusan remeh pelan, laki-laki dengan rompi tersebut kembali bersuara, "Dia bahkan tak ada hubungannya sama sekali denganku. Ancamanmu konyol sekali, ya."

Kala [Name] dengar cemoohan itu, lengan yang melilit lehernya mengikat makin kuat. Gadis itu bahkan tersedak karena sesak, "U-uhuk!"

"K-kalau begitu aku benar-benar akan melukainya!"

Laki-laki dengan rompi hitam terlihat bungkam. Hanya tatapan matanya saja yang kian menajam, senada seperti potongan rambutnya yang sebagaimana terlihat. Pelan-pelan laki-laki itu mendecih. Dia membuang wajah ke arah lain, dan didapatinya tubuh dari rekan lawan dihadapannya yang sudah tak sadarkan diri. Ia pun mendekat.

axiomatic » hajime iwaizumi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang