Hari ketiga di kediaman Iwaizumi, dan malam ini lah akan terlaksananya acara utama mereka. Bibi-bibi Hajime yang kemarin sibuk mendekatkan diri pada [Full Name] kini sedang pergi sejak pagi tadi. Katanya mau membeli baju untuk malam ini. Gadis itu sendiri tadi malah menolak ketika ditawari untuk ikut. Tetapi akhirnya [Name] malah menghabiskan waktu di ruang binatu, kembali membantu Bi Mina dengan baju-baju yang kemarin sudah dikeringkan.
Memang sudah menjadi kebiasaan [Name] untuk ramah membantu orang. Dia bahkan terlihat nyaman saja berbagi obrolan dengan Bi Mina. Seraya itu tangannya membantu memberesi pakaian yang sudah rapi digosok.
[Name] membagi pakaian itu berdasarkan pemiliknya. Namun tanpa disadari, disaat ia menanyakan satu persatu siapa pemilik baju kemeja formal, dress, maupun yang lainnya, baju-baju milik Hajime tampak sudah rapi tersusun bahkan tanpa menanyakan lebih dulu ke Bi Mina siapa pemiliknya.
"Nak [Name]," Panggil Bi Mina. Sebelumnya sudah ditegur oleh [Name] karena ia tidak suka dipanggil Nona, "kamu antarkan saja punya Nak Hajime dan milikmu, tidak usah semuanya. Sisanya biar saya saja."
Kata Bi Mina setelah melihat [Name] menyusun semua baju untuk diantarkan ke kamar masing-masing.
"Gak apa-apa Bi, sekalian aja," Kukuh [Name] sambil melemparkan senyum.
"Jangan, saya benar-benar merasa gak enak jadinya Nak [Name] ..." Ujar Bi Mina, mengambil beberapa tumpukan baju ke ranjangnya sendiri untuk diantarkan, "dibantu seperti ini saja saya sudah tertolong banyak."
[Name] hanya bisa mendesah kecil lalu menyunggingkan senyum saat keranjangnya hanya tinggal terdapat dua tumpukan baju, yaitu miliknya dan Hajime, "Ya sudah kalau begitu. Aku antarkan ini dulu, ya, Bi."
"Iya ... Terimakasih banyak, ya, Nak [Name] sudah membantu. Semoga rumah tangga kalian terus dikelilingi hal yang indah," Bi Mina malah menitipkan doa sambil berterimakasih.
Membuat [Name] jadi tersenyum kaku, lalu mengangguk sebagai respon dari ucapan Bi Mina.
[Name] lantas segera berjalan ke kamar. Iwaizumi Hajime entah sedang di mana dan melakukan apa, jadi laki-laki itu tidak di kamar sekarang. Maka, langsung saja [Name] menyusun tumpukan baju Hajime di lemarinya, sementara bajunya sendiri disimpan saja di atas koper.
"Nak [Name]."
[Name] menoleh. Mendapati ibu mertuanya yang kemudian melangkah memasuki kamar.
"Ah, sedang memberesi baju Hajime?" Tanya Mama Hajime basa-basi.
[Name] hanya mengangguk sambil tersenyum, lalu bertanya, "Mama kok sudah pulang?"
Mendapatkan usapan kasih sayang di kepalanya oleh ibu mertuanya, [Name] kemudian dapati Mama Hajime itu mengangkat sebuah paper bag yang terlihat mewah.
"Aku membelikan ini untukmu, Nak," Bukannya menjawab pertanyaan [Full Name] sebelumnya, Mama Hajime itu menyodorkan paper bag tersebut, "baju untuk nanti malam. Dipakai, ya, pasti kamu akan tampil sangat cantik."
***
Iwaizumi Hajime kembali melihat pantulan dirinya di cermin kamarnya dengan tubuh yang berbalut kemeja putih dan blazer hitam. Hal yang jarang sekali didapati oleh Hajime sendiri karena ia tidak suka pakaian mode formal-semi formal seperti ini dan lebih nyaman memakai rompi, kaos, ataupun hoodie.
Oleh karena itu juga, sebenarnya Hajime sangat malas datang ke acara makan-makan keluarga besar. Apalagi di tahun ini ia membawa seseorang yang tidak diinginkan bersamanya. Siapa lagi gadis yang terpaksa ia nikahi demi perjodohan orang tuanya yang sudah terpikat tersebut, [Full Name].
KAMU SEDANG MEMBACA
axiomatic » hajime iwaizumi.
FanfictionIwaizumi Hajime x Reader AXIOMATIC (n). suatu hal yang sudah jelas buktinya tanpa perlu diminta. [Full Name], kalau diibaratkan dia seperti daisy putih. Keramahannya, kebaikannya, kelembutan hatinya, dia adalah gadis yang ditumbuhkan dengan baik. Se...