⸙ it's one.

781 113 0
                                    

Malas kuakui, tapi perjodohan ini sudah terjadi. Dan aku ... Sudah menikah dengan cewek bodoh ini!

.

.

.

hajime pov;

Di sini lah kami tau-tau sudah berada. Setelah melaksanakan pesta pernikahan yang sangat malas kuingat dan kuakui, kami sekarang diberi sebuah apartemen baru oleh ayahku yang cukup mewah untuk ditempati berdua saja.

Dasar orang kaya. Kebiasannya jelek. Main jodoh-jodohin anaknya sendiri dengan perempuan asing, trus seenaknya membelikan apartemen ini untuk dipakai berdua saja. Kalau yang kunikahi adalah gadis yang aku cintai, sih, ini akan jadi momen bahagia. Tapi realitanya, keadaan ini makin membuatku pusing.

Melirik pada eksistensi di sebelahku, aku kaget ternyata dia juga sedang menatapku. Langsung aku mendehem, "Jadi, ini ulah ayahku juga."

Iya. Ulah kepala keluarga Iwaizumi itu. Direktur sebuah perusahaan besar di kota ini. Kelakuannya yang seperti itu membuatku malas mengakui orang kaya tersebut adalah ayahku sendiri.

"... Jadi kita akan tinggal bersama di sini? Sebagai ..."

Dia, gadis bernama [Full Name], apa harus aku kasihani takdirnya yang begitu saja dikuasai oleh ayahku ini? Atau aku boleh menyebutnya sebagai takdir sialku saja?

Cara dia menggantung kalimatnya sampai situ, membuat tingkah kami sangat kentara.

Yaitu sama-sama tidak menyukai pernikahan ini.

"Kalau kau mau menyewa apartemen secara pisah, sih, silakan," Saranku, dan begitu kupikir itu adalah saran yang cukup bagus.

Walau akhirnya dugaanku benar. Dia pasti tidak mampu membayar sewa apartemen mewah seperti ini.

Terlihat dari raut wajahnya yang sangat gelisah.

Iya. Aku tau latar belakangnya. Tentu saja karena ayahku pasti mencari tau informasi pribadi calon gadis yang akan dijodohkan denganku. Dan karena itu pula, ayahku tertarik dengan kualifikasinya.

Anak baik, cantik, mandiri, pintar, lulus S1 dengan nilai terbaik, ekonomi standar, memiliki dua adik, adalah kualifikasi yang tertulis dalam secarik kertas yang berisi daftar calon-calon yang akan dijodohkan denganku.

Memang gila. Mencarikanku istri sudah seperti proses merekrut pekerjaan. Orang kaya benar-benar tak normal.

"Bisa gak, aku tidur di rumah orang tuaku saja?" Aku kembali tersadar. Atas kalimatnya aku menajamkan tatapan.

"Kau mau ayahku curiga atas rencana kita, hah?" Ujarku. Benar. Rencana yang bisa membuat kami akhirnya terpaksa menerima perjodohan ini daripada terus memperpanjang masalah dengan menolak keinginan Sang Direktur yang tidak suka ditolak.

"Terus bagaimana kita bisa tinggal bersama di sini?" Tanyanya, kulihat jemarinya di atas pegangan koper bergerak gelisah.

Dan sejujurnya pun aku juga sama bingungnya.

Tinggal dengan seorang gadis yang tidak kau cintai dan kau inginkan ada dalam hidup? Huh, sepertinya dia memang bentuk kesialanku.

axiomatic » hajime iwaizumi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang