Setelah acara keluarga beberapa hari lalu, dan setelah melaksanakan sesi bicara serius mengenai peraturan dan kebiasaan di apartemen ini, kini [Full Name] sedang sibuk memindahkan baju kotor Iwaizumi Hajime ke mesin cuci.
[Name] telah membuat kesepakatan baru kalau Hajime tidak boleh menggeletakan baju-baju begitu saja, baik yang kotor maupun yang akan dipakai lagi. Hajime harus memisahkan kedua baju tersebut, sehingga laki-laki itu tidak perlu lagi membawa baju-baju yang tergeletakan itu ke tukang laudry apartemen seperti sebelumnya, dan bisa sekalian dicuci sendiri bersama baju miliknya.
Sekarang Iwaizumi Hajime sendiri sedang pergi atas suruhan dari ayahnya ke salah satu perusahaanya. Membiarkan gadis itu di rumah menjalani hari mencucinya dengan tenang.
Ting, tong!
[Name] yang sedang menunggu gilingan lantas berjalan menghampiri pintu. Penasaran siapa yang bertamu tiba-tiba ini. Dan didapatinya dua sosok yang dikenal serta satu sosok asing yang sudah baya.
Gadis itu lalu langsung mempersilahkan mereka masuk dan duduk. Tapi begitu berbincang di ruang tengah, ternyata tujuan mereka ke sini adalah untuk bertemu Iwaizumi Hajime. Dan pria sudah baya ini adalah tamunya.
"Ah, pantas Iwaizumi bilang lagi ada urusan dulu," Salah satu sosok yang [Name] kenali. Hanamaki Takahiro melanjutkan, "ternyata untuk mengunjungi kantor."
"Tumben banget," Sambung satu sosok lainnya, Matsukawa Issei.
"Iya ..." [Name] memandangi ketiga orang tersebut, "mungkin sedang ada urusan darurat."
Iya, mungkin. Karena Hajime tidak biasanya mengunjungi kantor lain selain kantor asuransi.
"Um ... Tapi," [Name] kini malah menatap pria yang sudah tua tersebut, "kalau boleh tau ada urusan apa, ya, Pak?"
Terlihat agak ragu, tapi bapak itu menjawabnya, "Saya mau minta perpanjangan kontrak untuk sebulan lagi, Nak."
"Kontrak?"
"Iya. Sebelumnya saya menandatangani kontrak agar hutang saya lunas bulan ini," Bapak itu menjelaskan, "tapi ... Ternyata ada beberapa masalah pada usaha saya dan uang pengembaliannya juga belum cukup ..."
[Name] mendengarkan dengan saksama bagaimana pria baya dengan suara bergetar tersebut berbicara.
"Katanya saya mungkin bisa dapat perpanjangan kalau bertemu dengan Nak Iwaizumi, jadi saya dibawa ke sini ..." Bapak itu menatap ke bawah, "Saya benar-benar bisa membayarnya kalau saja diberi waktu sedikit lagi ... Jadi saya mau memohon agar tidak menyita tempat usaha dan rumah saya ..."
Dalam keadaan tersebut, manik [Name] melebar kaget. Tak menyangka dengan perjanjian dari kontrak tersebut yang mengancam lapak usaha penghasil ekonominya, dan lebih dari itu bahkan sampai rumah yang menjadi tempat tinggal.
Apalagi [Name] lihat kondisinya, bapak itu sudah tua. Di wajahnya banyak sekali kerutan entah karena faktor umur atau masalah yang ia hadapi, rambutnya sebagian sudah memutih, bahkan suaranya pun sudah bergetar.
[Full Name] yang mudah iba, melihat itu pun jadi menggetarkan hatinya. Bapaknya juga sudah mengatakan bahwa ia bisa membayarnya kalau bisa diberi waktu sedikit lagi, tapi hari ini adalah tenggat kontraknya dan rumah serta lapak usaha Sang Bapak bisa menghilang begitu saja saat ini juga.
***
Piipp. Brak!
[Full Name] yang sedang duduk di sofa sana sambil mencatat sesuatu agak terkaget saat pintu apartemennya dibuka dengan sedikit kencang oleh Iwaizumi Hajime.
KAMU SEDANG MEMBACA
axiomatic » hajime iwaizumi.
Fiksi PenggemarIwaizumi Hajime x Reader AXIOMATIC (n). suatu hal yang sudah jelas buktinya tanpa perlu diminta. [Full Name], kalau diibaratkan dia seperti daisy putih. Keramahannya, kebaikannya, kelembutan hatinya, dia adalah gadis yang ditumbuhkan dengan baik. Se...