Ini keempat harinya [Full Name] ke pasar dari rumah orang tuanya. Gadis itu benar-benar tidak kembali lagi ke apartemen Iwaizumi Hajime bahkan untuk mengambil sesuatu. Toh, bukankah ini yang mereka harapkan juga agar bisa terjadi? Kembali menjadi orang asing.
Di pasar, [Name] membantu kenalannya seperti biasa. Dia sama sekali tidak memikirkan konfliknya dengan Hajime lagi.
Sedang membuat rangkuman dari hasil data pendapatan ekonomi rata-rata pedagang di pasar ini pada suatu tempat duduk yang lebih sepi, [Name] dihampiri oleh tiga orang laki-laki yang sudah sejak tadi mengamatinya.
Kaget dengan kedatangan tiga orang asing tersebut, [Name] langsung menutup bukunya dan berdiri. Tiba-tiba ingatan pada saat ia diganggu oleh dua pria hingga terlibat perkelahian yang ramai itu kembali berputar dibenaknya dan itu membuatnya takut.
Maka, untuk mengantisipasi kejadian itu, [Name] memutuskan untuk buru-buru pergi dari sana ketika salah satu di antara mereka mulai menyapanya.
Di sisi lain, dua orang pria dengan helai agak pink dan brown sedang menanyakan suatu nama beserta sebuah pass foto pria cukup tua kepada salah satu pedagang di pasar sana.
Mereka Hanamaki Takahiro dan Matsukawa Issei, lantas kembali berjalan ketika info sudah didapatinya sedikit demi sedikit mengenai orang yang mereka cari. Siapa lagi kalau bukan target penagihan hutang berikutnya.
Tepat ketika mereka berdua berjalan untuk menghampiri sebuah toko, Matsukawa yang aktif bercelinguk menemukan siluet familiar di balik beberapa pria. Ketika pria-pria berkerumun tersebut bubar satu persatu sambil menarik pergelangan seseorang, Matsukawa refleks menarik rambut Hanamaki dari belakang. Menyebabkan empunya meringis kencang.
"Hei, kau anjing ya!"
Matsukawa membungkam protesan Hanamaki melalui arah tunjukannya pada seorang gadis di antara para pria tersebut. Sepersekian detik setelah mengenali gadis itu, Hanamaki langsung melebarkan mata. Mereka langsung mengejar kemana keempat pria membawa [Full Name] itu pergi. Berikutnya tambah kaget ketika melihat [Name] dibekap dan dibuat pingsan.
Dengan kapasitas otak yang lebih dapat bergerak cepat, Matsukawa langsung menelpon Iwaizumi Hajime yang kini sedang tidak bersama mereka karena hari ini hanya merupakan pencarian alamat.
Namun, seberapakali pun Matsukawa menelpon, Hajime tak menjawab-jawabnya. Begitupun ketika Hanamaki mencoba menelpon. Hingga mereka kemudian melihat [Full Name] yang tak sadarkan diri dibawa ke dalam mobil. Baik Hanamaki Takahiro dan Matsukawa Issei saling memukul bahu karna panik.
***
Iwaizumi Hajime menatap panggilan dengan nomor asing ditelponnya, dia baru saja menyelesaikan urusan dengan ayahnya di salah satu kantor lain. Memang lelah jadi calon penerus satu-satunya. Bahkan meskipun ia sudah pernah bilang bahwa tak mau memegang satu kantor manapun.
Menekan tombol jawab pada getar panggilan yang tak kunjung henti, Hajime tempelkan ponselnya ke telinga. Matanya membelalak saat itu juga begitu suara asing menyampaikan ancaman sambil membawa-bawa nama [Name].
Langsung saja ia menutup telepon tersebut dan mencari nomor Hanamaki dalam kontaknya tanpa menyadari bahwa sudah ada berpuluh-puluh panggilan di riwayat telponnya. Hingga tepat sesaat sambungan terhubungkan, suara Hanamaki langsung masuk menyerobot.
"Kau cepat ke sini! [Name] diculik dan tak sadarkan diri!"
***
Sesampainya di tempat, Iwaizumi Hajime, Matsukawa Issei dan Hanamaki Takahiro yang sudah bergabung langsung di hadapkan dengan lima orang laki-laki. Empat di antara mereka sudah pernah Hajime, Matsukawa, dan Hanamaki kenali. Mereka tidak lain adalah salah satu dari kelompok yang menyimpan dendam. Yang waktu lalu mengejar Hajime dan kedua rekannya dengan membawa senjata berupa kapak, tongkat besi dan lain-lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
axiomatic » hajime iwaizumi.
Fiksi PenggemarIwaizumi Hajime x Reader AXIOMATIC (n). suatu hal yang sudah jelas buktinya tanpa perlu diminta. [Full Name], kalau diibaratkan dia seperti daisy putih. Keramahannya, kebaikannya, kelembutan hatinya, dia adalah gadis yang ditumbuhkan dengan baik. Se...