Iwaizumi Hajime ... Tinggal baru seminggu bersamanya dan dia selalu punya pikiran gila!
.
.
.
you pov;
Sudah lewat seminggu sejak aku pertamakali terpaksa tinggal di apartemen mewah ini berdua dengan Iwaizumi Hajime yang menurutku masih menjadi orang asing.
Tentu saja. Sejak perjodohan itu pun, kami tidak berniat sama sekali untuk mencoba lebih dekat. Semua rencana-rencana kencan yang diperintah oleh kepala keluarga Iwaizumi, dilakukan dengan seenak kami. Lebih tepatnya, diperlakukan seenaknya oleh anaknya sendiri, Iwaizumi Hajime.
Reservasi restoran, tiket-tiket wahana, dan segala hal lain yang dipersiapkan ayahnya, tidak kami laksanakan dengan sungguh-sungguh.
Toh, baik aku maupun Iwaizumi Hajime itu sendiri tidak ada yang sukarela dengan perjodohan ini. Maka dari itu, yang kami lakukan hanyalah menyusun dan terus menyusun rencana agar kami kembali berpisah kehidupan. Sebab, menolak di saat sebelum pernikahan terlalu mepet dan kepala keluarga Iwaizumi tidak menyukai penolakan, maka kami terpaksa mengambil resiko lebih rumit untuk hal ini.
Tapi tidak juga. Kata Iwaizumi Hajime, aku cukup hanya tinggal diam dan sabar menunggu. Laki-laki itu yang sepenuhnya akan bertindak.
Walaupun malas menuruti, tapi demi kebebasanku, maka terpaksa aku mengikuti ucapannya.
Sekarang dia memintaku agar tinggal bersamanya di apartemen ini dibanding membuat alasan dan mengembalikanku untuk tinggal di rumah.
Tentu saja walaupun begitu kami tetap hidup secara masing-masing.
Ini sudah keseminggunya, dan aku cukup terbiasa setelah canggung bertindak di awal-awal.
Dan pagi ini, aku bangun jam 6 seperti biasa. Aku terpaksa menuruti keinginannya dan tidur di ruang bioskop. Untunglah tak terlalu buruk. Keluarga Iwaizumi itu menyiapkan ruang bioskop yang cukup nyaman.
Mungkin pikirnya agar aku dan anaknya bisa menghabiskan waktu dengan nyaman di sana. Nyatanya hanya aku. Sendirian. Sebagai kamar tidur.
Sekarang aku sudah ada di dapur mewah ini, dan beberapa makanan telah aku siapkan di meja makan.
Oh.
Tentu saja makanan yang kumasak ini untukku sendiri. Memang untuk siapa lagi? Mana mau aku ikut membuatkannya sarapan. Kami, kan, sudah sepakat untuk hidup secara terpisah. Jadi, tanpa menunggu apa-apa lagi, setelah semuanya siap, aku langsung duduk dan menyantap masakanku sendiri.
Pagi hari, memang damai. Iwaizumi Hajime itu biasanya bangun sekitar jam sembilan. Pokoknya begitu aku rapi untuk menghabiskan waktu di luar mencari pekerjaan, dia baru bangun.
Ngomong-ngomong, aku akhirnya memutuskan untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan. Soalnya, kepala keluarga Iwaizumi pernah menawariku pekerjaan di kantornya. Tetapi aku tolak karena aku sudah merencanakan agar pernikahan ini tidak terlalu lama dengan anaknya.
Akhirnya daripada ayahnya itu menawariku lagi nanti, aku memutuskan untuk menunjukkan pekerjaan yang kudapat saja.
Drrkk!
Aku tersentak dengan suara itu. Lamunanku sambil menatap makanan jadi terganggu dan akhirnya menatap ke sumber suara. Ternyata tepat di hadapanku. Dia langsung menduduki tubuhnya di kursi makan sambil menatapiku yang sedang sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
axiomatic » hajime iwaizumi.
FanficIwaizumi Hajime x Reader AXIOMATIC (n). suatu hal yang sudah jelas buktinya tanpa perlu diminta. [Full Name], kalau diibaratkan dia seperti daisy putih. Keramahannya, kebaikannya, kelembutan hatinya, dia adalah gadis yang ditumbuhkan dengan baik. Se...