bagian 9

1.7K 174 13
                                    

Selamat membaca...








Tanpa terasa shani sudah sebulan lamanya menginap di rumah gracia, karna hari ini orang tuanya sudah kembali pulang maka ia pun akan kembali lagi ke rumahnya, tentu saja hal itu membuat seorang shania gracia sedih karna ia tidak bisa lagi menggoda shani. Padahal kan jarak rumah dia sama shani itu dekat bahkan berhadapan emang gracia nya aja yang lebay.

"Udah napa sih gee, ke mau di tinggal kemana aja kamu nangisnya kejer kejer kek gitu, inget ya gee aku cuma mau balik ke rumah bukan mau ke luar negri" Ledek shani.

Namun perkataan itu justru membuat gracia semakin menangis lebih kenceng "astaga shania gracia, cengeng banget sih jadi orang" Kesal shani.

"Cici mh gitu ahhh, aku nya lagi nangis loh bukan nya di bujuk ke atau gimana gitu" Ucap gracia.

"Ingat ya geee kamu udah gede bukan bocah umur 5 tahun lagi yang harus di bujuk pake permen" Ledek shani.

"Tapi aku pengen ice cream ci" Rengek gracia.

"Liat tuh pah kelakuan anakmu, bocah banget ya kalau deket shani" Adu shania kepada Bobby.
Sedangkan boby hanya tertawa sambil menatap gracia.

"Tumben pah cuma ketawa doang biasanya ikut ngeledekin" Celetuk gracia.

"Terus papa harus gimana, haruskah papa bilang duhh anak papa manja banget ya ke anak kecil" Ucap sang papa sambil menirukan gaya gracia kalau sedang kesal.

Sementara itu shania dan shani hanya bisa tertawa lepas, sedangkan gracia ia hanya mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah ya gee, ntar kita beli ice cream yang banyak ya" Ucap shani final membuat raut wajah gracia berubah drastis, yang tadinya cemberut dan lihatlah sekarang ia tengah tersenyum sangat manis menampilkan gigi gingsulnya.

"Duhh gracia kalau senyum kenapa manis banget sih, bikin deg degan aja ni anak" Batin shani.

"Yey beneran ya ci, awas aja kalau boong" Seru gracia senang.

Shani pun hanya mengganggu kan kepalanya, sementara itu papa dah mama gracia hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya, melihat kelakuan anak kesayangannya itu.

Setelah lama mengobrol akhirnya shani pun mulai kembali ke rumahnya, dengan perasaan senang bagaimana tidak ia sudah sangat rindu sekali kepada kedua orang tuanya itu.

"Assalamu'alaikum, mama papa? " Teriaknya yang kemudian di sambut hangat oleh keduanya.

"Wah anak mama yang cantik akhirnya kita ketemu lagi ya sayang" Ucap veranda sambil memeluk erat tubuh shani sembari beberapa kali mencium kepala shani.

"Shani kangen banget sama mama" Bisikan nya masih dalam pelukannya.

"Iya mama juga kangen banget sama kamu sayang, maafin mama ya kelamaan pulangnya" Ucap sang mama sambil melepaskan pelukannya.

"Jadi kangen nya cuma sama mama doang nih, sama papa enggak" Celetuk kenal yang kemudian menghampiri shani dan bergantian memeluknya.

"Kata siapa, kangen dong masa nggak sih" Ucap shani.

"Kirain papa gak kangen" Ledeknya lagi.

"Oh ya sayang gimana sekolahnya?? Tanya veranda.

" Lancar lancar aja sih mah"

"Kamu gak bikin masalah kan di sekolah" Timpal sang papa.

"Astagfirullah pah, papa tau kan shani anaknya ke gimana, ya gak mungkin kan dia bikin masalah, iya kan sayang" Bela veranda.

Diam Diam SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang