prolog

7.3K 308 17
                                    

Katakanlah, aku ini gadis yang bersembunyi di balik keramaian. Aku tak pandai mengutarakan apa yang kurasakan. Bukan persoalan mudah bagiku untuk menyatakan apa yang kupikirkan dan kurasakan, terutama masalah hati. Kalau sudah jatuh cinta, siapa yang akan peduli?

Apa yang akan dilakukan oleh gadis sepertiku ketika jatuh cinta? Aku akan menutup diriku rapat-rapat. Seolah tak ingin membiarkan dirimu tahu bahwa aku menyimpan rasa padamu. Meskipun jauh dalam hatiku sebenarnya aku punya rasa ingin memiliki.

Aku iri bagaimana gadis-gadis lain bisa mendapatkan hati seseorang yang mereka sukai. Aku iri dengan gadis-gadis lain yang bisa menggenggam tangan seorang yang mereka inginkan. Semua itu tak sama denganku. Menginjak usia ke-17, gadis-gadis seusiaku pasti sudah pernah menggandeng pacar. Tetapi tidak denganku.

Entah, sudah berapa kali aku jatuh hati, tetapi selalu saja berakhir dengan patah hati. Awalnya memang menyenangkan. Setiap saat terbayang wajahnya, bermimpi, dan menjadi delusional. Mengangankan dirinya saja sudah membuatku senang, dan membuat hari-hariku menjadi lebih indah.

Tak terbayang bagaimana rasanya ketika berhadapan langsung dan berbicara. Bisa berinteraksi adalah sesuatu yang sudah lebih dari cukup bagiku, tetapi sesekali aku juga punya rasa ingin memiliki. Tapi....

Katakanlah, aku ini gadis naif, yang cuma berani memendam perasaan cinta sendirian. Mencintai sendiri dan akhirnya merasakan sakit sendiri. Gadis naif sepertiku tak pantas bersanding denganmu. Tapi, ada saatnya aku lelah. Lelah mencintai diam-diam. Lelah patah hati diam-diam.

Tak banyak orang yang lebih memilih untuk mencintai dalam diam ketimbang mengutarakannya. Aku pun tidak tahu mengapa aku lebih memilih mencintai dalam diam ketimbang membuat suatu hubungan. Aku selalu takut jika rasa itu hadir dalam hatiku kepada seseorang. Entahlah, aku menjadi takut jatuh cinta. Lebih tepatnya, takut merasakan patah hati untuk kesekian kalinya.

Sering kali aku bertanya, "Bisakah aku berhenti untuk mencintai diam-diam dan menemukan cinta yang juga mencintai?" Tetapi kenyataannya itu tak mudah. Tak mudah, karena aku sudah terbiasa mencintai diam-diam. Dengan diam-diam, aku bisa mencintai tanpa melukai.

Mencintai diam-diam adalah caraku mencintaimu dengan sepenuh hati. Namun, sekalipun aku tak melukaimu, pada akhirnya akulah yang lebih terluka karenamu. Saat aku memutuskan untuk mencintai dalam diam, saat itu juga aku harus siap terluka dalam diam.....,-shani indira natio.





jangan lupa vote & coment gaes.

Diam Diam SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang