Have a nice day!-
"Hiks... nggak! Nggak mungkin! Ini pasti cuma mimpi kan? Hiks... atau kalian mau ngeprank Intan? Hiks.."
Tangis Intan saat mendengar kenyataan dari keluarga nek Sum pecah saat itu juga. Orang-orang yang hadir diacara pernikahan Guntur dan Intan hanya bisa menatap Intan dengan perasaan Iba.
Tunggu-tunggu, Guntur dan Intan menikah?
"Maaf Intan, tapi ini sudah wasiat dari nenek," lirih ibunya Guntur.
Intan menatap kesekitar dengan mata sembabnya. Pandangannya jatuh kepada beberapa remaja laki-laki yang dikenalnya.
"Dit, Radit kok nggak bilang sama Intan tentang ini? Mas Rifa juga, Mas Ipul, Mas Jono, sama Mas Dito kenal Intan kan? Kenapa kalian nggak ngomong sama Intan? Kenapa kalian nggak ngasi tau Intan? Hiks.." tanya Intan sambil menatap mereka.
Yang ditanyai hanya diam sambil menundukkan kepala. Rasa bersalah mulai penyelimuti hati mereka. Tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa, karena di satu sisi, Guntur teman mereka juga.
"Nak, ma'afin keluarga kami, keluarga kami memang salah, menikahkan kamu dengan Guntur tanpa sepengetahuan kamu dan keluarga kamu, tapi ini udah wasiat dari nenek, dan kita nggak bisa berbuat apa-apa selain menurutinya," ucap bapak-bapak yang sepertinya adalah ayahnya Guntur.
Intan yang semula menunduk kini menegakkan kepalanya, menatap bapak tadi, "sekarang nek Sum kemana?"
"Nenek udah pergi.." jawab ibu Guntur yang sepertinya sambil menahan tangis.
"Kemana?" tanya Intan.
"Ke surga."
Intan menatap sekeliling, mencari sosok laki-laki yang sekarang menjadi suaminya. Setelah ketemu, dia memperhatikan Guntur yang sama sedang memperhatikannya juga.
"Tapi bukannya sebuah pernikahan itu harus di hadiri oleh mempelai wanita dan walinya? Pernikahan ini nggak ada papa Intan dan Intan, apakah pernikahan ini sah di mata agama dan di mata hukum?" tanya Intan memandang Ayah Guntur.
"Yang penting ada walinya, jika tidak ada, maka diwakili oleh yang sedarah. Pernikahan ini sah, karena kedua mempelai ada. 'Ada' itu, pengantin wanita tidak harus berada di tempat ijab kabul," kata Ayah Guntur.
"Terus yang jadi wali nikahnya Intan siapa?"
"Om kamu, Om Firman." jawab Ibu Guntur.
Intan masih tak percaya jika hal ini terjadi. Ternyata Om Firman memiliki maksud tersendiri saat mengajaknya pergi. Kemungkinan, tadi sore saat Om Firman meminta data Intan, itu untuk di proses di KUA.
"Tapi Intan masih punya papa, papa Intan masih hidup, hiks.."
Intan ngerasa bersalah banget sama papanya. Intan anak perempuan satu-satunya, seharusnya yang jadi wali nikahnya, papanya, bukan Omnya.
"Tapi kata Firman, papa kamu lagi di luar kota," jawab Ibu Guntur.
Intan memandang ibu Guntur, "mama papa memang lagi di luar kota, tapi Intan kan bisa nelpon mereka buat pulang ke sini, Intan anak perempuan mereka satu-satunya, impian papa, papa bisa jadi wali di pernikahannya Intan, tapi sekarang? Yang jadi wali malah Om Firman, adiknya papa, hiks.." Intan mengelap air matanya dengan punggung tangannya.
Ibu ayah Guntur dibuat merasa sangat bersalah setelah Intan berkata seperti itu.
"Keluarga Intan tau kalo Intan nikah?" tanya Intan. Ayah dan Ibu Guntur menggeleng.
"Nenek berpesan, keluarga kamu jangan dikasi tau dulu tentang ini sampai 6 tahun ke depan," jawab ibunya Guntur
Intan mengerutkan keningnya, 6 tahun kedepan? Lama sekali. Apakah keluarganya tidak mencarinya?
"Terus selama 6 tahun ke depan Intan harus tinggal di mana kalo keluarga Intan nggak boleh tau tentang ini?"
Guntur menghembuskan nafas pelan, "lo pergi sama gue ke Bandung, dan lo bakal tinggal sama gue di Bandung untuk sementara."
Intan menggeleng pelan, air matanya jatuh kembali, "nggak mau, Intan nggak mau jauh dari mama papa! Intan mau di sini aja, sama mama sama papa! Hiks.."
"Nggak usah ngebantah lo! Lo pikir gue mau tinggal sama lo?! Enggak! Enggak sama sekali! Jadi ngga usah ngebantah lo! Lo tau? Kalo lo ngebantah gini, lo jadi ngerepotin banyak orang!" Bentak Guntur.
Intan menekuk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya di sela-sela kaki. Kedua tangannya menutup telinga rapat-rapat. "Jangan bentak Intan, hiks...." katanya sambil menggelengkan kepalanya.
Ibu Guntur menghampiri Intan, kemudian mengelus punggung Intan pelan, "Intan, Intan ma'afin Guntur ya, Guntur memang gitu."
Ayah Guntur menatap tajam ke arah Guntur, "sama istri jangan kasar, lembut dikit kenapa sih? Jadi cowo kok kasar banget."
"Gun, kalo lo nggak suka sama Intan, mendingan Intan buat gue aja deh, Intan kurang apa sih Gun? Seharusnya lo bersyukur bisa dapetin Intan seutuhnya, udah baik, ramah, cantik pula, beuh, idaman banget!" Kata Ipul.
Orang-orang yang hadir menatap Ipul tajam. Bisa-bisanya Ipul ngomong kaya gitu, padahal di sana ada orang tuanya Guntur.
"Lah, salah ya?" tanya Ipul sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Intan menegakkan kepalanya, memandang ibunya Guntur dengan air mata yang membanjiri pipinya.
"S-sekarang Om Firman k-kemana?" tanyanya sesenggukkan.
"Pulang." Jawab Guntur cuek.
Apa yang harus Intan lakukan sekarang? Niat menolong orang malah jadi bencana buat dirinya.
Sekarang nek Sum sudah meninggal, sebelum meninggal dia berpesan agar Guntur dan Intan menikah, tapi secara diam-diam, hanya dihadiri beberapa tetangga dan teman Guntur saja.
Dan keluarga Intan nggak boleh tau tentang hal ini selama 6 tahun ke depan, entah apa yang sedang di rencanakan nek Sum, mereka semua nggak tau, karena pas ibu Guntur mau bertanya, nek Sum udah meninggal.
"Hiks.. alasan apa yang akan Intan kasih ke mama papa saat Intan udah balik ke sini?" tanya Intan.
Ayah Guntur menggeleng, "kita nggak tau, yang tau hanya Om kamu."
"Intan jangan marah ya sama kita.." kata Ibu Guntur pelan.
Intan menggeleng pelan, "Intan orangnya nggak bisa marah."
Entahlah apa rencana Tuhan selanjutnya, Intan pun tak tau. Intan In Sha Allah bisa menerima ini semua dengan lapang dada.
-
HAI!
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN.
MAKASI BUAT KALIAN YANG UDAH MAMPIR.
SELAMAT MENUNGGU ADZAN MAGHRIB.
SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANKAN.
SEMOGA LANCAR SAMPAI SELESAI. AAMIIN.
Happy Birthday!
Semarang, Sabtu 17 April 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gurintan [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] [FOLLOW DULU BARU BACA] [MASUKIN READING LIST, KOMEN, DAN VOTE JUGA] [CERITA PERTAMA DAN MAAF KALO KURANG NYAMBUNG] Cerita tentang seorang gadis bernama Intan yang menolong nenek nenek bernama Sumiati, bisa di panggil nek Sum. N...