Tandai kalo ada typo.
-
"Kok lo nggak bilang kalo lo punya abang?" Tanya Guntur saat mereka hendak tidur.
Ya teman-teman Guntur termasuk Andra sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
"'Kan Mas Guntur gak tanya," jawab Intan seadanya.
Guntur merubah posisinya yang semula berbaring menjadi duduk, Intan pun sama. Guntur menghadap ke Intan.
"Seharusnya lo bilang ke gue, lo cerita tentang keluarga lo ke gue, gue ini suami lo, lo harus terbuka sama gue." Kata Guntur sambil memandang wajah Intan.
Intan memalingkan wajahnya, "orang Mas Guntur nya aja dingin ke Intan, gimana Intan mau cerita?"
Guntur menghela nafas, "ya udah sekarang lo cerita ke gue tentang keluarga lo."
"Cerita apa?"
"Terserah, yang penting cerita." Jawab Guntur.
Intan nampak berfikir sejenak, "Mas Guntur pengin banget ya, Intan cerita?"
"Ga mau cerita ya udah." Guntur kembali berbaring dan menarik selimut untuk menutupi badannya.
"Iya-iya, ini Intan cerita, Mas Guntur jangan ngambek dong," Intan menarik selimut kemudian menarik tangan Guntur agar kembali duduk.
Guntur nurut, dia kemudian duduk di kasur. "Mau cerita dari mana?"
"Lah?" Intan melongo mendengar pertanyaan dari Guntur, "seharusnya yang tanya kaya gitu 'kan Intan, Mas, bukan Mas Guntur."
"Gue hanya mewakilkan."
Intan berfikir, kemudian, "Intan cerita dari perginya Bang Andra aja kali ya, Mas?"
"Terserah."
"Ah, tapi Intan lagi males cerita, Intan mau tidur aja." Kini balik Intan yang berbaring di kasur.
Guntur ikut berbaring di samping Intan, kemudian tidur menyamping menghadap Intan. Jarak mereka sangat dekat, sehingga mereka bisa merasakan hangatnya hembusan nafas satu sama lain.
"Lo nggak mau cerita tentang tadi siang lo di siram jus?" Tanya Gutur.
Intan sedikit terkejut, dari mana Guntur tau? Apa salah satu pembantu disini yang ngasih tau?
"Lo nggak perlu tau gue tau dari mana masalah ini, sekarang lo mau cerita apa enggak?" Tanya Guntur.
"Ee, ini Intan mau cerita, tapi 'kan Mas Guntur udah tau pas sekertarisnya Mas Guntur datang ke sini."
"Gue mau denger cerita dari lo langsung."
Intan akhirnya menceritakan saat Delia kesini, mengaku-ngaku Guntur itu punyanya, suruh Intan jangan deket-deket Guntur, sampe Intan di siram jus.
"Lo kalo di gituin harusnya nglawan, jangan diem aja, ntar kalo lo diem aja, mereka yang jahatin lo bakal tambah seneng." Tanggapan Guntur saat Intan selesai bercerita.
"Tapi ntar kalo Intan ngelawan masalahnya jadi panjang."
"Lo nggak perlu takut, rumah ini penuh dengan cctv lengkap dengan penyedap suaranya, yang salah tetep salah." Kata Guntur yang mampu membuat Intan terkejut.
Masalahnya Intan nggak tau letak cctv itu dimana, Bibi-Bibi disini juga nggak bilang sama Intan kalo rumah ini penuh dengan cctv.
"Ha? Masa? Kok Intan nggak tau kalo disini banyak cctv?"
"Mata lo kurang tajem."
Intan melihat ke sudut-sudut kamar yang beberapa hari ini ia tempati, tapi Intan tak menemukan cctv itu berada.
"Khusus kamar gue, nggak ada cctv nya." Ucap Guntur saat tau kalo Intan sedang mencari keberadaan cctv itu.
Intan mengangguk paham. "Emm Mas Guntur mau nggak ajarin Intan ngomong pake lo gue?" Tanya Intan pelan, matanya tak berani menatap mata Guntur.
"Buat apa?"
"Tadi kata sekertaris nya Mas Guntur, Intan harus ngomong pake lo gue, kalo pake aku kamu katanya kaya anak kecil, terus Intan juga harus nyebut diri Intan pake kata gue, bukan nama Intan." Jelas Intan.
Guntur nampak berfikir sejenak, seharusnya dia yang ngomong aku kamu ke Intan, bukan lo gue, Intan kan istrinya.
"Lo bicara apa adanya, nggak usah nurutin kemauan orang, gue nggak suka. Hidup lo ya hidup lo, nggak usah dengerin orang lain." Jawab Guntur.
"Tapi Mas Guntur ngomong ke Intan pake lo gue," cicit Intan.
Guntur memandang Intan lekat, "jadi lo mau gue ngomong ke lo pake aku kamu?"
Intan perlahan mengangguk, "enggak juga, terserah Mas Guntur aja."
"Gimana sih, ngangguk tapi jawabannya enggak." Gerutu Guntur.
"Yakan Intan bilang terserah, Mas Guntur mau ngomong pake gue lo ke Intan ya, terserah Mas Guntur, kan Mas Guntur yang ngomong."
Guntur bedecak sebal, "ck, dasar ya, semua cewe sama aja, apa-apa bilang terserah, ntar kalo nggak sesuai keinginannya dia ngambek, terserah deh mau lo apa!"
"Mas Guntur juga bilang terserah, nggak semua cewek itu bilang terserah ya, Mas, ada juga kok yang bilang, sakarepmu."
"Artinya apa?"
"Terserah kamu." Jawab Intan sambil menampilkan deretan gigi putihnya.
"Sama aja!"
-
Kebumen, Rabu 02 Juni 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gurintan [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] [FOLLOW DULU BARU BACA] [MASUKIN READING LIST, KOMEN, DAN VOTE JUGA] [CERITA PERTAMA DAN MAAF KALO KURANG NYAMBUNG] Cerita tentang seorang gadis bernama Intan yang menolong nenek nenek bernama Sumiati, bisa di panggil nek Sum. N...