Have a nice day!-
Karena terlalu lama menunggu Guntur tidak pulang-pulang, Intan ketiduran di sofa ruang tamu.
Cklek.
Pintu utama terbuka, masuklah Guntur dengan muka yang kelihatan sangat letih. Saat melewati ruang tamu, Guntur melihat Intan yang tidur di sofa. Dia memandang jam yang ada di dinding, ternyata sudah jam 12.00 malam.
Guntur kemudian menghampiri Intan, ingin membangunkan Intan namun tak tega, akhirnya Guntur menggendong Intan ala bridal style ke kamarnya yang ada di lantai atas.
Sesampainya di kamar, Guntur meletakkan Intan di kasur kemudian segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Selesai mandi, Guntur dikejutkan dengan Intan yang sudah duduk di kasur.
Intan menatap Guntur, "tadi Mas Guntur yang bawa Intan ke sini?" tanyanya.
"Hem," jawab Guntur yang sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
"Serius? Terus Mas Guntur bawa Intan ke sini caranya gimana? Mas Guntur gendong Intan kaya di film princess kan Mas?" tanya Intan lagi dengan mata berbinar.
Guntur mencantolkan handuknya pada pintu kamar mandi, kemudian segera naik ke ranjang.
"Tidur, udah malem," kata Guntur sambil menutupi setengah badannya dengan selimut.
Intan menyibakkan selimut yang menutupi setengah badan Guntur, "jawab dulu pertanyaan Intan, tadi Mas Guntur bawa Intan ke kamar kaya apa?"
Malam ini, Guntur tidak seperti malam sebelumnya, yang selalu memberikan Intan tatapan tajam. Guntur membaringkan tubuh Intan perlahan disampingnya, kemudian mengambil selimut untuk menutupi setengah tubuh mereka berdua.
"Tidur, Dek, udah malem." Kata Guntur lembut sambil memeluk tubuh Intan.
Intan diam, mematung di tempat tidurnya, ia sedikit terkejut karena untuk pertama kalinya Guntur berbicara lembut kepadanya, Guntur juga menambahkan kata 'dek' di perkataannya. Terlebih lagi sekarang tangan kanan Guntur memeluk tubuh Intan.
"Mas Guntur ngomong sama Intan?" Tanya Intan yang tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Hem." Jawab Guntur yang menyembunyika wajahnya di ceruk leher Intan. Hembusan nafas Guntur yang sangat terasa di leher Intan membuat Intan sedikit kegelian.
"Ihh, geli, Mas.." kata Intan sambil menggelinjang-in tubuhnya.
Tak sengaja tangan Guntur sedikit menyentuh payudara Intan yang masih mengenakan BH.
"Kamu pake BH? Lepas, gih, gak baik buat kesehatan payudara kamu." Kata Guntur menggunakan kamu, bukan lo.
Wajah Intan bersemu merah, karena Guntur membicarakan hal yang menurutnya adalah privasinya.
"Nggak mau dilepas? Atau mau Mas lepasin?" tanya Guntur yang masih menyembunyika wajahnya di ceruk leher Intan.
Intan membelalakkan matanya, "enggak, Intan lepas sendiri aja," kata Intan sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya udah buru,"
"Mas Guntur awas dulu, Intan mau ke kamar mandi." Kata Intan sedikit mendorong tubuh Guntur agar sedikit menjauh darinya.
Guntur nurut, ia sedikit menjauh dari Intan, "lepas disini aja."
Intan menggeleng, kemudian segera pergi ke kamar mandi dan melepas BH-nya.
Setelah selesai, Intan memandang cermin yang ada di kamar mandi, "Mas Guntur kenapa sih?"
Intan menepuk-nepuk pipinya, "ini pasti Intan cuma mimpi, Mas Guntur nggak mengkin kaya gini, aww." Pekik Intan karena tak sengaja menampar pipinya.
"Sakit," gumam Intan mengelus pipinya, "berarti ini nyata, bukan mimpi."
***
Guntur terdiam di ruangannya. Ya hari telah berganti, dan Guntur sudah berada di kantor. Dia memikirkan apa yang telah dilakukkannya tadi malam terhadap Intan. Memeluknya? Memanggilnya dengan sebutan 'dek'? Menyuruh Intan untuk melepas BH?Guntur menggelengkan kepalanya mengingat kejadian semalam, "gue gak mungkin kaya gitu.."
Guntur duduk bersandar pada kursi kebesarannya, memikirkan kejadian tadi malam.
"Baru gue peluk aja gue udah kepikiran kaya gini, apalagi kalo sampe gue hamilin... masuk rumah sakit jiwa gak ya gue..?"
Cklek.
"Good Morning, Mas Bro!" Kata Wendi mewakilkan sahabatnya yang lain.
Ya seperti biasanya para sahabat Guntur selalu mampir ke kantor Guntur sebelum atau selepas bekerja. Katanya buat cuci mata.
"Bini lo mana, Gun? Kok gak ikut ngantor?" Tanya Andra yang sudah duduk di sofa.
"Di rumah, Bang. Kalian jangan kasih tau siapa-siapa kalo gue udah nikah, bisa jadi perbincangan satu kantor gue, ntar dikiranya gue ngehamilin anak orang di luar nikah." Kata Guntur.
"Halah bilang aja ntar jadi kagak ada cewe yang deketin elu karena tau lo udah kawin," jawab Hendri lalu duduk di samping Andra.
"Kawin, kawin, gue belum kawin kali!" Jawab Guntur.
Deon mengambil cemilan yang ada di meja Guntur, kemudian membawanya kepada teman-teman yang lain. "Emangnya Guntur elu, Hen? Yang sukanya gonta-ganti pasangan?"
"Seriusan Gun? Lo belum sentuh istri lo?" tanya Andra tak percaya.
"Dua rius bang."
"Gue kalo jadi Guntur udah gue sentuh tuh bini gue dari pas malem pertama, bener deh!" Kata Wendi menyilangkan kedua kakinya.
-
Gak terasa bulan Ramadhan udah mau selesai aja. Cepet banget ya?
minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin🙏
Bila Author ada salah, Author minta maaf sebesar-besarnya ya?
Yang nggak bisa mudik, sini kumpul bareng, kita lebaran online:)
Happy Birthday!
Semarang, Minggu 09 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Gurintan [END]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] [FOLLOW DULU BARU BACA] [MASUKIN READING LIST, KOMEN, DAN VOTE JUGA] [CERITA PERTAMA DAN MAAF KALO KURANG NYAMBUNG] Cerita tentang seorang gadis bernama Intan yang menolong nenek nenek bernama Sumiati, bisa di panggil nek Sum. N...