6.

336 122 150
                                    


Have a nice day!

-

Sudah satu jam yang lalu tamu-tamu pulang ke rumah masing-masing, kecuali teman akrabnya Guntur. Kini Intan berada di dalam kamar Guntur, sedangkan Guntur, dia masih ngobrol bersama teman-temannya.

"Ciee yang malam pertama.." ledek Dito.

"Kiw-kiw, jangan lupa, besok bagi pengalaman malam pertama ke kita-kita ya," tambah Ipul.

"Malam pertama gundulmu!" Kata Guntur lalu menghisap puntung rokonya.

"Eh, eh, gue pamit duluan ya, takut ganggu yang lagi malam pertama.." kata Rifa beranjak dari duduknya.

"Gue juga deh, takut ganggu yang mau anget-angetan." Ucap Jono.

Karena merasa tidak enak dan takut ganggu, teman-teman yang lain juga ikut pamit.

"Kita juga deh.." ucap Radit mewakilkan yang lain.

Guntur menatap sebal teman-temannya. Ia berharap teman-temannya bisa lebih lama di sini, agar dia nggak cepet-cepet ketemu Intan.

"Ya udah sana ati-ati di jalan."

Teman-teman Guntur pada ngasih amplop dan ucapan samawa ke Guntur, itung-itung kondangan lah ya.

"Samawa bro!" Ucap Rifa sambil menyalimi Guntur sekaligus memberikan amplopnya.

Guntur berdecak pelan, "samawa pala lo peyang! Gue niat nikah aja enggak, malah lo do'a in biar samawa."

"Ga boleh gitu, Gun, lo jalanin aja dulu, ntar juga lama-lama lo terbiasa dengan adanya Intan," ucap Jono menyalimi Guntur.

Radit menghampiri Guntur kemudian menyalaminya, "bener tuh apa kata Bang Jono, gue yakin suatu saat nanti lo bakal bucin akut sama Intan." Ee Bang Jono.

"Gue gak yakin." Lirih Guntur.

Dito menepuk-nepuk pundak Guntur pelan, "diyakinin dong Bro! Inget, lo jangan kasar-kasar sama Intan, jangan suka bentak dia, kasian dialah, sayangi dia, layaknya lo menyayangi mantan lo dulu."

"Ntar mainnya jangan kasar, Mas Bro! Intan kan orang lembut, jadi lo mainnya yang lembut dong." Ucap Dayat yang memang pikirannya selalu kotor.

"Samawa, Gun!"

"Moga langgeng sampe anak-cucu ya, Bang."

"Gak nyangka gue, temen gue yang dulu ingusnya suka meleber kemana-mana udah kawin aja."

Guntur hanya menanggapi teman-temannya malas. Setelah semua pergi, dia masuk ke dalam rumah dan pergi ke dapur untuk menemui Ibunya.

"Bu, temen-temen Guntur udah pada pulang, itu gelas sama piring masih di luar semua, ntar Ibu beresin ya," kata Guntur kemudian balik badan hendak pergi ke Kamar.

"Iya, kamu jangan pergi dulu, temui ayah di kamar, ada yang mau ayah bicarain." Jawab Ibu.

Guntur berdecak sebal. Hari ini merupakkan hari terburuk dalam hidupnya. Menikahi Intan salah satunya yang bikin mood Guntur anjlok.

Tanpa menjawab ucapan dari ibunya, dia segera pergi ke kamar orang tuanya untuk menemui sang ayah. Dia yakin, ayahnya pasti akan bahas soal Intan. Berani taruhan?

Gurintan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang