...• X •...

11.1K 670 94
                                    

HAPPY READING
...

"Kelaparan?" Leon dengan wajah datarnya menatap satu persatu sahabatnya yang sekarang sudah berpura-pura tengah mengerjakan sesuatu yang tidak penting.

"Lo belum makan dari tadi?" Tanya nya lagi.

Ana yang mendengar hal tersebut pun hanya bisa memutar kedua bola matanya malas. Dia mengetuk pelan piring makannya. "Gak buta kan lo?"

Mendengar pertanyaan balik dari Ana sontak mereka semua langsung menggihit bibir bawah masing-masing, menahan agar tawa mereka tidak meledak.

"Makan itu aja? Gak perlu gue pesanin lagi?" Tanya Leon yang dibalas gelengan kepala dari Ana. "Gak usah. Nanti mau pulang dulu deh gue, ada Ka Linda sama yang lain. Jarang-jarang bisa habisin waktu sama mereka." Jawabnya lembut.

Mengerti dengan apa yang dimaksud oleh perempuan dihadapannya, Leon lalu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Tangannya juga tak luput terangkat dan mengelus rambut perempuan itu.

Perempuan yang mana selalu menjadi kesayangan mereka entah dalam keadaan apapun.

Kembali melanjutkan makannya, Ana terlihat begitu menikmati karena yah bagaimanapun juga, walaupun laki-laki tapi masakan Azhar memang seenak itu. Tidak salah lagi jika dia dipilih sebagai koki di markas tersebut bersama dengan beberapa orang lainnya.

Para Inti Grucula beserta Azhar yang duduk sembari memperhatikan Ana makan nampak bercerita dengan begitu serius.

Bisa Ana dengar jika mereka tengah membicarakan geng tetangga yang mencari masalah dengan mereka.

Sesekali kepala itu terangkat menatap para lelaki dan menambahkan saran seperti biasanya.

"Lagian ya, musuh itu hanya akan mewaspadai rencana balik atau rencana tersembunyi dari kalian, bukan rencana utama. Jadi,  apapun yang kalian lakukan langsung tumpukkan itu di awalnya," seru Ana.

Mereka yang ada disitu terdiam, memikirkan ucapan Ana yang jika didengar sedikit masuk dalam strategi yang bagus.

"Bagian itu memang bagus, tapi bagaimana jika mereka malah kembali pada rencana awal kita?" Tanya Nimo.

Ana mengedikkan bahu acuh, "sebenarnya itu memang harus dari lo pada ya, tapi karena itu masuk rencana gue jadi dengerin baik-baik." Kata Ana sembari memberikan piring makannya pada Azhar. "Sepintar apapun musuh lo, dia pasti bakal tetap waspada pada rencana yang selalu kalian lakukan. Itu udah jadi pembelajaran untuk mereka, maka sekarang lakukan yang baru. Biar mereka merasa kalo lo pada berkoar-koar diawal karena punya rencana selanjutnya, atau sebagainya. Ngerti?"

"Dan, biasanya orang yang mengira begitu pasti hanya akan melakukan pertahanan diawal, penyerangannya pasti bagian akhir. Jadi gunakan kesempatan itu untuk habisi mereka semua tanpa ampun!!"

Mendengar penjelasan Ana, ketua dari Grucula langsung tersenyum miring. Dia mendekatkan wajah nya pada Ana kemudian menatap netra biru milkk perempuan itu dengan begitu intens.

"Hei, that's a good plan. Where did you get it from?" tanya Leon yang membuat Ana memutar kedua bola matanya malas. "Gunakan otak, bukan dengkul. Pertanyaan lo gak masuk diakal!"

Terkekeh pelan karena merasa lucu dengan perkataan sarkas Ana, Leon lalu menjapit hidung perempuan itu dengan jemarinya sampai dia dihadiahi beribu pukulan dari Ana.

"Leon goblok, sakit itu!!" Pekik Ana.

Leon melepaskan tangannya, dia melihat hidung Ana yang memerah karena perbuatannya membuatnya langsung mengelus lembut hidung mancung itu.

VINATTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang