LXX | Nearing The End

5.4K 578 833
                                    

Hai!!
Vinatta up lagi.

Jangan lupa vote dan komennya ya, cinta-cintaku♡♡

Jangan lupa vote dan komennya ya, cinta-cintaku♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY READING!!
***

Matahari bersinar terang menghantarkan suasana indah pada halaman luas yang terdapat danau juga memiliki hiasan di sekitarnya. Saat ini, Leon dan Ana terlihat duduk disalah satu tempat duduk yang terletak di bawah pohon, menikmati keindahan halaman dengan danau tersebut yang letaknya tepat di belakang mansion keluarga Demien. Salah satu tempat bersantai mereka.

Setelah Ana berkata jika ada yang ingin dia bicarakan dengan Leon tadi, maka di situlah mereka berada sekarang. Leon membawa Ana pada halaman belakang mansion-nya karena tau betapa cintanya gadis cantik itu pada tempat tersebut.

Namun, selang 30 menit mereka berdua duduk di tempat itu, tidak terdengar satu katapun yang keluar dari mulut Ana. Bukan tidak, melainkan belum. Gadis itu hanya berdiam diri, menatap lurus ke depan dengan tatapan yang begitu sulit untuk di artikan, jangan lupakan wajah tanpa ekspresi yang membuat Leon bertanya-tanya ada apa dengan gadis-nya ini, bahkan bukan hanya dia, keempat sahabatnya yang tidak lain adalah Nimo, Rio, Jordy dan Leno saja ikut kebingungan saat masih di tempat acara tadi.

Leon ikut terdiam dengan tatapan yang tidak lepas sedikitpun dari Ana, ia tidak akan mengganggu aktifitas gadis itu. Karena, Jika Ana tengah mengagumi keindahan pada taman tersebut, maka Leon saat ini mempertahankan dirinya untuk terus melihat keindahan ciptaan Tuhan dalam bentuk manusia di depannya sekarang. Begitu cantik. Ana bagai malaikat yang benar-benar telah mengambil seluruh kehidupannya. 

Dan selama itu mereka berdua hanya menghabiskan waktu dengan keheningan, tiba-tiba Ana menolehkan kepalanya, membuat Leon langsung menyunggingkan senyuman manis, senyuman yang hanya ia tunjukan pada Ana seorang.

Tangan kanan Leon naik, menangkup pipi kiri Ana kemudian mengelus lembut pipi itu. "Tell me what's bothering you, hm?" tanya Leon.

Ana diam, tidak menjawab, ia mengamati lekuk wajah sempurna dari laki-laki yang selalu menunjukan rasa ketertarikan lebih padanya, di depannya saat ini. Tatapan sendu juga tajam menjadi satu yang benar-benar tidak bisa di baca apa yang ada di dalamnya, apalagi di tambah dengan wajah tanpa ekspresi yang seolah menggambarkan jika Ana tengah berhadapan dengan orang lain, bukan mereka yang selalu bersamanya.

Leon mengelus lembut tangan yang tidak ia lepaskan sedari tadi, dalam genggamannya. "Ly—"

"Apa yang lo pikirkan tentang cinta, Leon?" Ana menyela tiba-tiba, mengejutkan Leon yang seketika itu juga langsung mengernyitkan dahinya, merasakan kebingungan.

"Love?" ulang Leon, takut dia salah dengar.

Kepala Ana mengangguk membenarkan. "Yeah, love." 

VINATTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang