...• XIV •...

8.3K 593 31
                                    

HAI OXCERS..
Bertemu lagi, nih. Keknya udah lama banget gak up.

Oke untuk sekarang,  silahkan menikmati part kali ini..
Jangan lupa Vote nya, ya.

Dan juga,  ramaikan komentar kalian.

Bayar Nia dengan Vote and Komen kalian💜

HAPPY READING!!

Malam hari dengan kegelapan yang melengkupi tanpa adanya cahaya dari lampu jalan selain dari purnama yang bersinar terang di langit yang menjadi teman untuk para Anggota Grucula berkumpul dengan jumlah mereka yang begitu banyak.

Malam ini mereka bermain dengan beberapa orang yang telah berhasil menantang jiwa api mereka untuk keluar.

Ular yang para lawan mereka pikir tengah tersembunyi akan mereka perlihatkan sekarang.

"Pertemuan ke berapa kali, Nona manis?" Pertanyaan utama sebagai pembuka yang bertujukan untuk sang Kanjeng Ratu Grucula, Lyona Evender.

Grucula saat ini berhadapan dengan Phytagas yang terlihat menatap Ana dengan tatapan kagum. Karena apa? Karena Ana adalah perempuan satu-satunya disitu, dan dia akan ikut dalam pertarungan ini.

Sungguh berani para Inti Grucula mengikutsertakan dia dalam kegiatan seperti ini.

Tekat kuat dari sang Ketua Phytagas langsung terbentuk dalam hatinya.

'Kalah, Ratu mereka akan jadi milik gue'

Ana yang mendengar pertanyaan itu menaikan sebelah alisnya. "Berapa detik terbuang untuk pertanyaan sampah itu, babu?"

Alvio—sang ketua dari Phytagas terkekeh sinis. Perempuan ini memang tidak pernah berubah semenjak pertemuan awal mereka tempo hari.

"Sepertinya gadis seperti anda memang tidak suka basa-basi, ya." Alvio mengulurkan tangannya kesamping kirinya, mengambil sebuah tongkat yang langsung diberikan oleh salah satu anggotanya.

Kegiatan Alvio itu bertujukan agar gadis yang berdiri sedikit jauh dihadapannya itu takut.

Namun, bukannya takut, ekspresi Ana malah menunjukkan hal sebaliknya. Gadis cantik itu tersenyum miring apalagi saat melihat Anggota Inti yang langsung bergerak mengambil posisi masing-masing terkecuali untuk Leno yang sedari awal sudah diposisinya, yaitu barisan paling belakang, berjaga dengan para penyerang utama.

Gerakan musuh tidak ada yang tau, kita hanya bisa menerka-nerka bagaimana rencana mereka. Jadi penjagaan untuk bagian depan dan belakang harus diawasi oleh anggota Inti langsung.

Ana sangat suka dengan posisi yang sudah dia atur. Sebagaimana rencana mereka saat rapat.

Tanpa banyak bicara, Ana yang masih berada di tengah pun langsung berlari menjadi pembuka untuk mereka dimana tangannya pun ikut melayangkan cambuk yang Leon berikan khusus untuknya.

Tali cambuk itu bergerak lurus kedepan, bertujuan ke sang Wakil Ketua Phytagas, yaitu Draco Evgani.

Draco terkejut, tubuhnya langsung bergerak mundur beberapa langkah kebelakang untuk menghindari cambukan Ana yang membuat sang Ratu dihadapannya tersenyum lebar.

"Anda sangat agresif, Yang Mulia," ungkap Draco.

Ana terkekeh pelan begitupun dengan alis para anggota Grucula dibelakang sana yang ikut terangkat sebelah.

"Untuk malam yang cerah ini," balas Ana begitu santai.

Leon yang melihat itu tersenyum miring, tangannya langsung memberi kode pada Nimo yang kemudian mengangkat tinggi tangannya sampai membuat para anggota mereka langsung semakin bersemangat. Itu adalah sebuah kode untuk bersiap.

VINATTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang