LXI | Fall Of Blue Sky Pepper Leaves

4.2K 538 607
                                    

HELLO!!
KETEMU LAGI!!!

JANGAN LUPA VOTE AND KOEMNNYA YA♡♡♡

JANGAN LUPA VOTE AND KOEMNNYA YA♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY READING!!!
***

"Berapa lama semua akan berlanjut?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Belinda, si putri sulung perempuan dari Keluarga Evender itu duduk menatap empat orang dihadapannya. Siapa mereka tentu saja mereka adalah Ariq, Effan, Erick, juga Achiel.

Jika keempat laki-laki itu terkenal begitu menakutkan dikalangan orang-orang, maka hal yang terbalik terjadi untuk dua Putri keluarga Evender yakni Ana juga Belinda. Mereka tentu saja sangat menyayangi juga menghargai dua gadis itu. Tidak ada yang bisa mengabaikan ucapan mereka berdua ataupun melakukan penolakan.

Namun, selain itu alasannya, tentu saja ada alasan lain dibalik semua itu. Belinda merupakan Putri pertama pada keluarga Evender. Amarahanya delalu memusnahkan seisi sekitarnya, jadi tidak perlu dipertanyakan ataupun diherankan lagi kenapa keempat cucu laki-laki keluarga tersebut begitu takut padanya.

Erick mengangguk sekali. "Ana hanya memberikan tiga hari tenggang waktunya."

"Jadi?" Belinda menaikan sebelah alisnya menanti jawaban lebih jelas.

Mendengar pertanyaan itu, lantas Erick mengalihkan tatapannya pada Ariq, membuat seluruh arah pandang juga tertuju pada laki-laki itu.

Ariq mengernyitkan dahinya. "What?"

"Explain, please," pinta Erick.

Ariq mendelik sinis, namun, tidak bisa ia tolak permintaan itu. Melihat bagaimana tatapan Belinda padanya membuat Ia sadar jika tidak akan ada candaan dalam pertemuan mereka kali ini.

Lantas, Ariq berdehem pelan, ia memperbaiki posisi duduknya untuk menghadap penuh pada Belinda.

"Hari ini sesuai penjelasan rencana Ana, mereka bakalan melanjutkan rencana awal yang baru saja dibuat, yaitu ending Nimo and Rara's relationship. As you kno—"

"What the fuck? W-wait a minute, I don't get it so well about this." Belinda memotong penjelasan Ariq dengan ekspresi bingung. Alisnya menyatu, mencoba memahami dengan baik perkataan Kakak tertuanya itu.

Mendengar itu, Ariq tersenyum tipis. "Ana's plan."

Singkat, namun sudah dapat mengartikan semuanya tanpa harus menggunakan ribuan kalimat. Pupil mata Belinda membola sempurna. Mulutnya bahkan terbuka, saking terkejutnya.

"Oh my Goddamn? Is that really? How could Ana pull off such a smooth plan?" ujar Belinda tidak habis pikir.

"Kamu harus ingat dia siapa, Kak Linda," timpal Effan terkekeh pelan.

"Yeah, gue hampir lupa dengan itu," gumama Belinda sekali lagi.

Siapapun juga akan terkejut dengan semua ini, bukan?

VINATTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang