Empat orang yang beranjak bahagia setelah terpuruk dalam jurang luka itu berjalan menuju halte sekolah untuk menunggu taksi yang sudah mereka pesan sebelumnya, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Kalau makan di rumah aja gimana? Soalnya nanggung, kalau di cafe takutnya tutup pas kita lagi asik." Ucap Salsha
"Boleh, di rumah siapa?" Tanya Valenia
"Di rumah lo aja Fen, gimana?" Ucap Salsha menoleh pada Fenly yang berjalan di sebelahnya.
"Boleh."
"Yes!"
Salsha bersorak."Kalian emang gapapa malam-malam keluyuran?" Tanya Ricky cemas.
"Santai aja, gue udah bilang mau nginep di rumah temen." Ucap Salsha nyengir.
"Lo mau nginep di rumah gue?" Tanya Fenly menautkan kedua alisnya.
"Ih ya nggak lah, maksud gue kalaupun gue pulang larut juga kan udah izin."
"Nginep di rumah aku aja, mau gak?" Valenia menawarkan diri, Salsha menoleh lantas mengangguk setuju.
"Lo juga tidur di rumah gue aja malem ini." Pinta Fenly pada Ricky.
"Iya." Jawab Ricky setuju.
*******
Mereka berempat berhenti sementara di sebuah minimarket untuk membeli frozen food yang cukup banyak, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Fenly.
Akhirnya taman belakang rumah Fenly yang biasa gelap kini menjadi terang, pantulan sinar rembulan di kolam renang membuat siapapun takjub ketika melihatnya.
Pak Djo membantu mengeluarkan alat pemanggang dan menggelar tikar yang cukup besar, pria paruh baya itu tentu saja senang ketika majikannya didatangi teman.
Salsha dan Valenia sibuk memanggang, sedangkan Ricky dan Fenly duduk santai di tikar seraya memainkan gitar.
"Mimpi apa lo semalam, Fen?" Tanya Ricky seraya tangannya sibuk menusuk frozen food untuk dipanggang.
"Gue gak bisa tidur semalam, mana bisa gue mimpi."
"Kenapa?"
"Karena gue mikirin panggung."
Ricky terkekeh, "Segitunya?"
"Menurut lo? Lo gak tahu aja kemaren.." Fenly menghentikan ucapannya.
"Udahlah, kita mau makan jangan bahas itu." Pungkas Fenly, menurutnya itu adalah topik pemecah belah.
"Thanks ya, lo udah gantiin gue perform." Ucap Ricky tulus.
"Gak usah geer.." Timpal Fenly, tangannya bergerak memetik gitar.
"Gue cuma pengen tampil aja." Ucap Fenly
Ricky tertawa kecil, "Iya iya,"
Ricky tahu Fenly adalah pemikir, dia tidak akan melakukan hal tanpa memikirkan hal yang lain. Mustahil jika Fenly perform hanya untuk sekedar ingin, jika seperti itu mungkin dia tidak akan sepucat itu ketika tampil. Tentu saja Fenly tidak bisa tidur karena memikirkan masalahnya dengan Ricky, hanya saja Fenly memang pandai berpura-pura ya.
"Ricky! Sini ambil udah matang, bawa yang itu.." Ucap Salsha seraya tangannya bergerak memindahkan makanan pada piring putih.
Ricky berdiri dan langsung mengantarkan makanan yang sudah dia tusuk, ada bakso,sosis dan lainnya.
"Lama banget, udah laper nih." Ucap Ricky
"Lama lah orang kalian cuma duduk doang, bantuin dong." Valenia akhirnya menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBUNUH SEPI (END) || UN1TY
FanfictionSetidaknya satu detik dalam hidup manusia pasti bertemu dengan kesendirian. Penantian menjadi hal yang wajar dalam kehidupan, dan kehilangan menjadi sebuah bumbu dalam pertemuan. Fenly, lelaki yang menganggap kesendirian adalah teman dan penantian...