Setelah satu minggu masa pemulihan, hari ini Ibu Ricky diperbolehkan untuk pulang.
"Sini gue yang pegang."
Fenly yang ikut datang menjemput siang itu meminta tas besar dari tangan Ricky."Thanks." Ucap Ricky seraya memberikan tasnya, dia lalu membantu ibunya untuk duduk di kursi roda.
"Makasih ya nak Fenly." Ucap Ibu Ricky sembari tersenyum.
"Santai aja tante, kebetulan juga kan sekarang aku lagi gak sibuk." Ucap Fenly.
"Lagian sibuknya Fenly kalau weekend tuh paling masak bu, atau so sibuk aja." Timpal Ricky.
"Semenjak ada Mama, setiap weekend gak boleh rebahan tante." Ucap Fenly.
Ibu Ricky tersenyum, "Ibu juga udah denger semua cerita kamu dari Ricky, Mama kamu pasti bangga."
"Oh tentu saja tante, aku juga bangga sama diri sendiri."
Ricky mengangkat ujung bibirnya, "Heleh, gak usah dipuji orang ini mah bu."
"Sirik aja lu Rick." Fenly menjulurkan lidahnya.
Ibu Ricky hanya tertawa kecil mendengar candaan mereka.
Ricky berjalan mendorong kursi roda yang diduduki ibunya, sembari terus bercerita dengan Fenly yang berjalan di sampingnya menenteng tas besar berisi pakaian.
"Loh? Salsha?"
Fenly menyipitkan matanya melihat Salsha yang tengah berdiri berbincang dengan seorang staff administrasi di lobi.Gadis itu menoleh ketika mendengar namanya dipanggil, antara senang dan tak senang dia tetap harus tersenyum.
"Hey, Fen.."
Salsha melambaikan tangannya, dia lantas menoleh pada Ibu Ricky tanpa melirik orang yang berdiri di belakang wanita paruh baya itu."Hallo tante.."
Salsha menyalami Ibu Ricky."Hallo, hey cantik banget sih. Temannya Fenly?" Tanya Ibu Ricky ramah.
"Iya tante, eh tante bisa aja."
Ucap Salsha tersenyum malu."Temennya Ricky juga tante."
Ucap Fenly kemudian melirik Ricky yang kini memasang wajah datar. Astaga, waktu sudah berlalu loh tapi dua orang ini masih tetap saja membiarkan gengsi memenangkan hatinya.Salsha tersenyum masam.
"Iya tante, kami bertiga sekelas.""Emang Ricky gak pernah cerita tante?" Fenly lagi-lagi mengucapkan hal yang membuat Ricky kesal.
"Belum, baru cerita soal kamu sama Gilang aja."
"Wah parah sih lo Rick.."
Fenly menepuk bahu Ricky."Awas lo ya."
Ricky berbisik."Em, aku mau ke sana dulu ya mau ketemu om." Ucap Salsha berusaha memecahkan suasana yang canggung itu.
"Om kamu dirawat?" Tanya Ibu Ricky.
"Nggak tante, Om aku kerja di sini."
"Oh gitu.."
"Aku pamit ya, sehat selalu tante." Ucap Salsha tulus, kemudian melangkah pergi.
"Cantik ya." Ucap Ibu Ricky.
"Ayo pulang, keburu siang." Ucap Ricky mengalihkan pembicaraan.
"Oh tentu aja cantik tante, dia primadona di kelas." Ucap Fenly masih belum menyerah mengejek Ricky.
"Primadona apanya." Ucap Ricky datar.
"Eh, kenapa? Emang cantik loh Salsha tuh."
Ibu Ricky membela.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBUNUH SEPI (END) || UN1TY
FanfictionSetidaknya satu detik dalam hidup manusia pasti bertemu dengan kesendirian. Penantian menjadi hal yang wajar dalam kehidupan, dan kehilangan menjadi sebuah bumbu dalam pertemuan. Fenly, lelaki yang menganggap kesendirian adalah teman dan penantian...