"Kabar baiknya kita bertemu, kabar buruknya kita akan berpisah."
Annyeong! Bagaimana kabar kalian? Aduh setelah sekian purnama akhirnya aku update lagi, maaf atas penantian panjangnya, semuanya harus tertunda karena sesuatu hal.
Ada yang kangen? Ngga, yaudah selamat menontonn, eh membacaaa..
#AuthorcantikwkwkFenly memainkan sebuah ranting yang terjatuh dari pohon beberapa menit lalu, menunggu Valenia yang memintanya bertemu selepas pulang sekolah di hari sabtu.
"Semoga kabar baik hari ini." Dia bergumam.
Sore itu cukup mendung, sejak pagi mentari memang enggan menampakan dirinya. Sesekali dia muncul, beberapa detik kemudian awan menutupinya.
Tak bisa dipungkiri Fenly memang merasa grogi hari itu, bahkan sejak semalam dia tidak bisa tidur memikirkan hal apa yang akan Valenia bicarakan padanya.
Dia melirik dua cup teh manis yang dia sandarkan di pohon, masih utuh karena dia ingin meminumnya bersama dengan gadis itu. Rindu? Tentu saja dia sangat merindukan gadis itu.
Krek..
Bunyi daun kering yang terinjak membuat Fenly menoleh, ternyata gadis itu yang diam-diam berjalan ke arahnya.Valenia tersenyum lebar, "Hai.." Dia menyapa.
Kakinya melangkah membawanya mendekat, seperti terbiasa gadis itu langsung duduk di sebelah Fenly."Udah lama?" Tanya Valenia.
Fenly yang masih tak menyangka pertemuan itu terjadi masih mematung menatap Valenia.
"Hallo?" Valenia melambaikan tangannya di depan wajah Fenly yang masih mematung.
Fenly terkesiap, "Eh iya.. Belum."
"Iya atau belum?"
"Belum, tapi iya lumayan lama." Ucap Fenly canggung.
Valenia tersenyum simpul sembari mengangguk-anggukkan kepalanya tanpa arti.
"Mau ke cafe mentari?" Tanya Valenia setelah terdiam sejenak.
Fenly mengangkat alisnya .
"Serius?""Kalau gak mau, ya gapapa." Ucap Valenia.
"Eh, mau lah." Jawab Fenly cepat.
"Tapi ini serius?" Tanya Fenly bersemangat.
Valenia mengangguk.
"Ayo.."
Fenly lantas berdiri lebih dulu.Valenia melirik minuman yang baru terlihat setelah Fenly berdiri.
"Gak diminum?" Valenia menunjuk dua cup teh tersebut.
Fenly menoleh ke arah yang Valenia tunjuk, lantas mengangguk.
"Kita minum sambil jalan." Ajak Fenly bersemangat.
Valenia tersenyum tipis, kemudian mereka melangkah bersama menuju halte.
****
Keduanya saling diam di dalam bus, berdampingan namun sibuk dengan pikiran masing-masing.
Fenly berdehem, membuat Valenia menoleh ke arahnya.
"Kenapa?" Tanya Valenia.
"Nggak, aneh aja."
"Aneh?"
"Seneng kita bisa jalan lagi, tapi kok perasaanku gak enak ya." Ucap Fenly jujur.
Valenia tersenyum simpul, kemudian mengalihkan pandangannya pada jendela yang menampilkan trotoar dan kendaraan yang berlalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERBUNUH SEPI (END) || UN1TY
Hayran KurguSetidaknya satu detik dalam hidup manusia pasti bertemu dengan kesendirian. Penantian menjadi hal yang wajar dalam kehidupan, dan kehilangan menjadi sebuah bumbu dalam pertemuan. Fenly, lelaki yang menganggap kesendirian adalah teman dan penantian...