06

913 118 0
                                    

"T-tunggu ... sejak kapan Duke memiliki anak?!" Liam menatapku dan Grand Duke bergantian.

Noah sendiri hanya mematung dan tersenyum. Dia tidak bergerak sama sekali. Sepertinya dia terguncang sekali dengan fakta ini.

"Tidak ... bahkan mereka tidak terlihat mirip. Bagaimana mungkin?"

Noah yang mulai bangkit dari keadaan syok pun menimpali, "Ya ... Ara terlalu imut dibandingkan dengan Grand Duke."

Sial, aku tertawa.

Grand Duke mengembuskan napas panjang. Ia menatapku. "Apa kamu tak apa?"

"Iya, Ayah. Ala tidak telluka!"

Ugh, kenapa baru bertanya sekarang? Memang juga kenapa dia peduli padaku jika tiga tahun terakhir ini dia tidak pernah datang, hah?

Grand Duke mengangguk pelan. Ia kembali melihat pangeran kembar itu. "Yang Mulia, lebih baik kita keluar dari tempat ini."

"Ya, itu benar. Mungkin saja dia anaknya ... rambut mereka juga sama," gumam Noah.

Sepertinya mereka terkejut setengah mati mengetahui fakta bahwa aku putri Grand Duke Clary. Padahal harusnya aku yang terkejut karena mereka ternyata pangeran!

Setelah sesi kaget-kagetan itu, kami memutuskan untuk pergi ke kota terdekat, tentu saja menaiki kuda yang digunakan oleh rombongan Grand Duke tadi.

---

[Dewa Kaerus: Hei~ sampai kapan kau akan mengabaikan pesanku?(っ˘̩╭╮˘̩)っ]

Sudah dua hari berlalu sejak kejadian itu. Aku kembali ke aktivitasku yang biasanya - menjadi pengangguran dan menaikkan tingkat afeksi orang rumah.

Aku menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Pikiranku kembali terlempar pada percakapanku dengan Grand Duke dua hari yang lalu.

"Apa kamu benar-benar tidak terluka?" tanyanya untuk sekian kalinya.

Aku mengangguk, lagi. Bukannya terluka karena penculikan tadi, sepertinya aku malah sakit leher karena menjawab pertanyaan tanpa akhir ini.

"Iya, Ayah, Ala tak apa-apa."

Grand Duke mengeratkan pelukannya. "Tidak ada pilihan lain, aku harus menjagamu dari dekat. Aku sudah gagal melakukannya dari jauh."

...

Memang kau menjagaku? Kau kan selalu pergi!

[Dewa Kaerus: Jangan kesal begitu~ dia berkata jujur, dia selalu mengawasimu dari jauh. (-ω-、)]

Tunggu dulu, sejak kapan?

[Dewa Kaerus: Sejak kau lahir ke dunia, bodoh.]

Tapi dia tidak pernah terlihat olehku?!

[Dewa Kaerus: Kan dia melakukannya dari jauh. Kenapa otakmu tak kau gunakan? Susah-susah aku memberinya tapi pertanyaan seperti ini pun kau ajukan.]

Ya ... entah ini salah siapa sekarang.

Aku membenamkan kepalaku di leher Grand Duke. Membiarkan rasa kantuk memelukku.

Fragile FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang