20. Penjelasan🍁💓

1.3K 167 6
                                    

Draco dan Luna sekarang berada di Danau Hitam, mereka duduk bersandar pada pohon yang dekat tepi danau disana, Draco mengambil beberapa batu kerikil, dan melemparkan kerikil itu satu persatu ke Danau Hitam.

"Apakah Professor Umbridge akan memarahi Professor Hagrid?" Tanya Luna membuka percakapan.

"Mungkin" Jawab Draco masih sambil melempar kerikil.

"Draco, kau seharusnya tidak menyalahkan orang lain atas perbuatanmu" Ucap Luna.

"Baiklah, maafkan aku" Jawab Draco pasrah.

"Minta maaf pada Hagrid bukan pada ku" Luna menatap Draco.

"Nanati aku minta maaf pada Hagrid" Jawab Draco. "Bisakah sekarang kita tenang, aku sedang tidak ingin memikirkan apapun" Lanjut Draco, sambil menidurkan kepalanya di paha Luna.

Luna tersenyum tipis pada Draco.

"Maafkan aku.." Ucap Luna.

Draco menatap Luna, tersenyum tipis lalu memandang Pohon di atasnya, Luna mengelus rambut Draco, Draco menutup matanya, menikmati suasana seperti ini, dia berpikir, suasana ini pasti tidak akan pernah terjadi lagi, jadi dia memanfaat kan suasana ini untuk menenangkan diri.

Draco hampir tertidur, tetapi tiba tiba sebuah bayangan mengerikan muncul di pikirannya.

Draco, yang kehilangan segalanya, Segalanya, mulai dari Hartanya, temanya, orang tua, bahkan Luna.

Ia sontak membuka matanya dan menatap Luna yang mukanya terlihat khawatir sambil menatap Draco.

"Ada apa Draco?" Tanya Luna, tangan kirinya memegang tangan Draco.

"T- tidak" Jawab Draco.

"Ceritalah pada ku, agar kau merasa lebih baik" Ucap Luna, sambil mengelus rambut Draco dengan tangan kanannya.

Draco terduduk, tanganya mengenggam tangan kiri Luna.

"A- aku akan kehilangan segalanya Luna.." Ucap Draco.

"Kau bermimpi buruk?" Tanya Luna menatap Draco. Draco terdiam, menatap Luna.

"Itu hanya mimpi Draco.. tenanglah.. kau masih punya aku" Luna tersenyum pada Draco, mencoba menenangkan Draco.

"Tapi, bagaimana, kalau itu menjadi nya-" Ucapan Draco terputus.

"Draco.. aku disini.. tenang ya.." Luna mengelus tangan Draco, tersenyum pada Draco.

Draco menarik nafasnya, memejamkan matanya, lalu membuang nafasnya, ia menatap Luna, dan tersenyum tipis. Luna masih tersenyum menatap Draco.

"Ayo kita kembali ke Hogwarts, aku harus ke perpustakaan sekarang" Ucap Luna, diangguki Draco.

Mereka berdiri lalu berjalan menuju perpustakaan sambil bergandengan tangan.

Sampai di depan perpustakaan.

"Aku tidak ikut ke perpustakaan, ada hal yang harus ku kerjakan" Ucap Draco menatap Luna. Luna tersenyum lalu mengangguk, ia tau hal apa yang harus Draco kerjakan.

"Kau mau ke menara astronomi malam ini?" Tanya Draco.

"Setelah makan malam.." Jawab Luna sambil mengangguk.

"Baiklah" Ucap Draco, lalu mengecup kening Luna. Luna tersenyum manis pada Draco, lalu Draco pergi mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai.

Saat Luna ingin masuk ke perpustakaan.

"LUNAAA!!"

Luna seketika menengok, ketika mendengar ada yang meneriaki namanya.

"Hai teman teman" Sapa Luna.

"APA APAAN TADI?" Tanya Hermione sambil melangkah kearah Luna.

"Jadi kabar itu benar ya?" Tanya Padma dan Parvati.

"Astaga kau Loony.." Ucap Daphne.

"Kau dengan si Malfoy!?" Tanya Ginny.

"Ada apa?" Tanya Luna pada teman temannya.

Ya, mereka, Hermione, Ginny, Padma, Parvati, Cho, Lavender, Hannah, Susan, Daphne, Isabel, Penelope.

"Tidak usah pura pura tidak mengerti Luna" Ucap Hermione.

"Lebih baik kita mengobrol di perpustakaan saja, dari pada menghalangi jalan orang" Ucap Susan, karna mereka berada di lorong depan perpustakaan.

Lalu mereka masuk ke perpustakaan, dan duduk di meja paling belakang.

"Jelaskan" Ucap Ginny.

"Apa?" Tanya Luna.

"Kau dan si Malfoy itu" Jawab Lavender.

"Oh.. ya.." Luna tidak tau harus menjelaskan bagaimana.

"Jadi?" Tanya Hannah. Luna masih terdiam.

"Jadi kabar tentang kau dan Malfoy berpacaran itu benar?" Tanya Isabel.

"Ya.." Jawab Luna polos.

"Lunaaa, bagai mana bisa" Ucap Penelope.

"Sejak kapan kau berpacaran dengan Draco?" Tanya Daphne.

"Dua hari lalu, mungkin.." Jawab Luna.

"Aku tidak pernah lihat kau dekat dengan Malfoy" Ucap Cho.

"Hai kawan kawan" Sapa seseorang. Mereka langsung menengok ke arah suara.

Ternyata itu adalah Astoria dan Pansy.

"Kalian sedang apa?" Tanya Astoria, sambil duduk di sebelah Daphne.

"Luna dan si Malfoy" Jawab Lavender.

"Oh jadi benar kau berpacaran dengan Draco?" Tanya Pansy, yang baru duduk disamping Luna.

"Ya, benar.." Jawab Penelope.

"Astagaaaaa, kan benar dugaanku" Ucap Pansy.

"Luna berpacaran dengan Draco?" Tanya Astoria.

Lalu semua menganggukan kepala.

Daphne mengelus elus punggung Astoria.

"Ada apa?" Tanya Luna pada Astoria.

"Astoria menyukai Draco" Jawab Daphne.

"M- maaf kan aku.." Ucap Luna.

"Tidak apa" Jawab Astoria. "Oh ya, by the way, mengenai The Carrow Twins, aku bisa pastikan mereka bukan pelahap maut" Lanjut Astoria.

"Ya, tidak ada tanda pelahap maut di tangan mereka" Ucap Pansy.

Seketika pikiran Luna langsung menuju Draco, Luna sudah tau, Draco lah pelahap maut di Hogwarts.

Bagaimana ini? Bagai mana jika Draco ketahuan, Luna tentu saja tidak ingin teman temannya, apa lagi seluruh Hogwarts mengetahui bahwa Draco adalah pelahap maut.

"Luna, ada apa?" Tanya Cho.

"T- tidak" Jawab Luna, lalu sedikit tersenyum.

"Apa jangan jangan.. Mal-" Ucapan Lavender terputus, karan Pansy memukul kepala Lavender.

"Jangan aneh aneh kau, Darco itu sahabatku" Ucap Pansy.

"Bisa jadi.. karna orang tuanya kan seorang pelahap maut" Ucap Ginny.

"Benar.. siapa tau.." Hermione setuju dengan Ginny.

"Hey! Awas saja jika kalian menuduh Draco" Ucap Pansy tak terima.

"Sudahlah, kita lanjutkan nanti, ini sudah waktunya makan malam, ayo ke Great hall" Ucap Padma, diangguki yang lain.

Lalu mereka menuju Great hall.



- - - - -
Holllaaa
Makasih semua yang udah bacaaa, Vote dan komennn
Maaf kalo ceritanya aneh
Ehehehe

Together [Draco x Luna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang