28. Akhir❔💔

1.1K 157 10
                                    


Seluruh orang di Hogwarts panik, para professor dan anggota ordo sedang membuat pelindung. Harry sibuk mencari mahkota Rowena Ravenclaw, Luna mengejar Harry.

"Harry" Panggil Luna.

"Harry!" Panggil Luna lagi.

"Harry, aku ingin bicara padamu" Luna berlari mengejar Harry.

"Aku sedang sibuk saat ini Luna" Jawab Harry.

"Harry, kau hanya buang buang waktu" Ucap Luna

"Kita bicara nanti saja ya" Harry masih terus berjalan.

"Harry Potter! Dengarkan aku sebentar!" Luna mencoba berteriak, sepertinya itulah kali pertama Luna berteriak, walaupun teriakannya memang tidak kencang.

Harry menengok kearah Luna, mereka berhenti berjalan.

"Kau ingat yang Cho katakan, tidak ada orang hidup yang pernah melihatnya, berarti kita harus bicara pada orang mati" Ucap Luna.

"Kau benar Luna!" Harry mendekati Luna.

"Aku akan mengatarmu pada temanku yang mungkin mengetahuinya" Luna dan Harry mulai berjalan, menuju tempat biasanya Helena Ravenclaw berada.

Setelah berjalan untuk mencari Helena.

"Kau harus mencarinya dibawah sana, biasanya dia berada disana" Ucap Luna.

"Kau tidak ikut?" Tanya Harry.

"Tidak, aku harus membantu yang lain" Jawab Luna.

"Oh ya, dia sedikit pemalu" Ucap Luna, Harry mengangguk.

Harry berjalan menuju tempat Helena, sedangkan Luna berjalan menemui teman temannya.

"Helena?" Tanya Harry saat melihatnya, Helena terkejut melihat Harry.

"Helena Ravenclaw, Putri Rowena?" Tanya Harry Lagi.

"Kau teman Luna?" Tanya Helena.

"Ya.." Jawab Harry. "Dia pikir kau bisa membantuku" Lanjut Harry.

"Kau mencari mahkota ibuku!" Rowena tau apa yang akan Harry inginkan.

"Ya benar.." Jawab Harry.

"Luna anak yang baik, dia tidak seperti yang lain, tapi dia salah, aku tak bisa membantu mu" Ucap Rowena langsung berlalu pergi, tapi harry mengejar Rowena.

"Helena, kumohon" Harry terus berusaha membujuk Helena untuk memberitau dimana mahkota Rowena disembunyikan.

"Kau anak yang pemberani" Helena meneliti Harry.

"Kumohon" Harry masih memohon.

"Dia disini, didalam kastil, di tempat dimana semuanya tersembunyi, jika kau memintanya kau tidak akan tau, tapi jika kau tau, kau hanya perlu memintanya" Jawab Helena, setelah mengatakan itu, Helena langsung pergi, menghilang.

Harry mengangguk, langsung pergi ke tempat yang muncul dipikirannya.

Sementara itu, Luna membantu teman temanya dan anggota ordo, para Pelahap maut sudah berdatangan, mereka mulai menghancurkan pelindung, semua murid panik.

Ketika pelindung hancur, seluruh pelahap maut mulai menyerang Hogwarts. Para Professor, anggota Ordo, dan murid murid Hogwarts mencoba menyerang mereka.

Setelah Harry menemukan mahkota Rowena, ia langsung menghancurkannya.

Ketika sedang bertempur, tiba tiba terdengar suara seseorang.

"Harry Potter, apa kau tau, kau telah membuat banyak orang menderita, kesakitan, hanya demi dirimu" Ucap suara itu, seluruh orang yang tadi saling menyerang, sekarang terdiam.

"Kau sungguh pengecut Harry, kau membiarkan semua orang menderita, hanya demi dirimu? Jika kau tak ingin semakin banyak korban, temui aku di hutan terlarang malam ini" Lanjut suara itu.

Harry yang mendengar suara itu merasa terpancing, ia merasa semua ini salahnya, jadi ia akan menemui Voldemort malam ini juga.

Teman temannya sudah mencoba menghentikannya, tapi Harry yang merasa tidak enak karna telah melibatkan banyak orang, dan membuat banyak korban, langsung memutuskan tetap akan menemui Voldemort malam ini.

Seluruh pelahap maut telah pergi, semua orang di Hogwarts sedang beristirahat, Harry pergi ke hutan terlarang untuk menemui Voldemort.

Luna sedang berjalan, penampilanya lusuh akibat perang tadi, ia terus berjalan mengelilingi Hogwarts yang sudah sebagian hancur, ketika ingin melewati suatu lorong, ia melihat sosok yang ia kenal.

"Luna" Ucap Orang itu, ia berjalan mendekati Luna.

"Draco" Luna menatap Draco.

Hening, mereka berdua sama sama terdiam.

"Kurasa ini akhirnya" Ucap Draco lesu.

"Ini belum berakhir Draco" Luna mendekat pada Draco.

"Kau sekarang bebas Luna, kau boleh pergi meninggalkanku jika kau mau, aku tidak akan memaksamu" Draco menatap mata Luna, ada perasaan yang sangat sedih ketika mengucapkan itu.

"Kau tau apa yang paling ku takutkan?" Tanya Luna, Draco terdiam. "Aku takut kehilanganmu Draco" Lanjut Luna.

Draco langsung memeluk Luna dengan erat, Luna juga memeluk Draco, tampak sangat jelas jika mereka tidak mau berpisah.

"Jadi, kau memilih tetap bersamaku walau kau tau mungkin aku akan meninggalkanmu?" Draco melepas pelukan mereka.

"Setidaknya aku sudah mencoba selalu ada untukmu.." Jawab Luna. "Apa kau benar benar akan meninggalkanku?" Tanyanya dengan nada sedih.

"Bagaimana jika iya?" Tanya Draco.

"Tak apa" Jawab Luna. "Mungkin" Lanjutnya.

Draco mengecup bibir Luna sekilas. Luna tersenyum tipis saat Draco menciumnya.

"Jaga dirimu baik baik" Ucap Draco tersenyum tipis dengan perasaan amat sedih.

"Kau juga.." Luna menatap Draco lekat lekat, terlihat jelas ada kesedihan dimata Draco dan Luna.



- - - - -
Jeng Jeng Jeng
Awokawok

Together [Draco x Luna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang