10. Bintang Bulan[2]🌜🌟

1.5K 200 9
                                    

"Bulan dan Matahari tidak akan pernah bisa bersatu, karna mereka sangat berbanding terbalik, dan dipisahkan oleh sang waktu" Jawab Draco.

Luna terdiam, entah mengapa rasanya ia tidak bisa berkata kata.

Mata mereka masih bertatap tatapan.

Lalu tiba tiba terdengar suara langkah kaki. Draco sontak menarik tangan Luna, mereka bersembunyi di balik tembok di balkon menara astronomi.

Sampai suara langkah kaki itu hilang, Draco dan Luna keluar dari tempat mereka bersembunyi tadi.

"Sebaiknya kau tidur Loony, ini sudah malam, jangan sampai Filch menangkap mu" Ucap Draco, diangguki Luna.

"Draco Malfoy" Panggil Luna, Draco yang sudah membalikan badannya, ingin berjalan pergi, langkahnya terhenti mendengar luna memanggilnya.

Draco membalikan badanya menghadap Luna.

"Kau belum menjawab pertanyaanku" Ucap Luna.

"Apakah aku bisa menjadi matahari mu?" Tanya Luna.

"Aku sudah menjawabnya tadi Loony" Jawab Draco lalu pergi meninggalkan Luna di menara astronomi.

- - -

Pagi harinya Luna berjalan menuju kelas Mantra.

Sampai dikelas mantra, Luna duduk di sebelah Ron. Harry disebelah Hermione, hari ini Ravenclaw di gabung dengan Gryffindor.

Tak lama, Professor Flitwick datang, Professor Flitwick Kepala Asrama Ravenclaw sekaligus guru kelas Mantra.

Pelajarn pun dimulai.

- - -

Di salah satu Lorong, terlihat Draco dan Pansy sedang mengobrol.

Dari kejauhan Luna melihat mereka, ia sempat berfikir untuk tidak jadi melewati lorong itu, agar tidak bertemu mereka, tapi Draco terlanjur melihat Luna.

"Apa yang kau lihat Loony?" Tanya Draco sedikit berteriak pada Luna.

Luna berjalan menuju mereka.

"Apa buku yang Professor Hagrid suruh kalian untuk dibaca sudah selesai?" Tanya Luna.

"Belum, nanti jika sudah selesai ku beritahu kau" Jawab Pansy.

"Aku bahkan belum membacanya sama sekali" Jawab Draco.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu.." Ucap Luna.

...

Luna sampai di kamar mandi Moaning Mrtyle.

"Martyle, kau dimana?" Tanya Luna mencari Mrtyle.

"Mrtyle.." Luna masih mencari.

Tiba tiba Mrtyle muncul dari dalam wc.

"Hai Luna" Sapa Mrtyle.

Luna menengok ke arah Mrtyle.

"Hai Mrtyle" Sapa Luna.

"Ada apa?" Tanya Mrtyle, sambil mendekat pada Luna.

"Ingin memastikan keadaan mu, sepertinya kau sudah tidak sedih lagi" Ucap Luna.

"Ya.. setelah bercerita pada mu, aku merasa sedikit lega" Jawab Mrtyle.

"Jika kau ada apa apa, cerita pada ku saja, aku akan mendengarkan" Ucap Luna, Mrtyle mengangguk.

"Ngomong ngomong kertas apa itu?" Tanya Mrtyle melihat kertas yang dari tadi dibawa oleh Luna.

"Oh ini.. hanya gambar lambang pelahap maut" Jawab Luna sambil menunjukan gambar itu pada Mrtyle.

Sontak Mrtyle terkejut dan masuk ke dalam wc nya.

"Pergilah! Pergilah dari sini!" Ucap Mrtyle, suaranya menggema di kamar mandi itu.

"Ada apa?" Tanya Luna.

"Pergilah!!" Ucap Mrtyle.

"Baiklah, maafkan aku, aku pergi ya" Ucap Luna lalu berjalan keluar dari kamar mandi itu.

- - -

Sekarang Luna menuju Great hall, ini belum waktunya makan malam, tetapi luna tidak tahu mau ke mana, jadi ia menuju Great hall, dan ternyata teman temannya berda disana.

"Hai teman teman, kalian sedang apa?" Tanya Luna.

Disana ada Padma, Parvati, Hermione, Cho, Hannah, Susan, Lavender, Penelope, Isabel, Astoria dan Daphne.

"Hai Luna" Sapa mereka.

"Sedang apa kalian?" Tanya Luna.

Kalian tahu kan, saat para perempuan sedang berkumpul, apa yang mereka lakukan?:v

"Mengobrol" Jawab Hermione. Lalu luna duduk disebelah Cho.

"Mengobrol apa?" Tanya Luna.

"Kau tahu kan tentang kabar adanya seorang pelahap maut di hogwarts?" Tanya Daphne, diangguki Luna.

"Saat Professor Dumbledore bilang bahwa tidak ada pelahap maut di Hogwarts, aku sebenarnya tidak percaya" Ucap Hermione.

"Aku juga" Ucap Lavender sambil menganggukkan kepalanya.

"Kalau benar ada, pasti sudah ada korban disini" Ucap Isabel.

"Mungkin, karna berita tentang pelahap maut itu sudah menyebar, dia jadi lebih berhati hati agar tidak dicurigai?" Ucap Penelope.

"Masuk akal.." Ucap Padma.

"Kalau begitu, kita harus teliti melihat gerak gerik setiap orang di Hogwarts" Ucap Cho.

"Ya benar, siapa tau ada yang mencurigakan" Ucap Hannah.

"Lalu siapa yang berkemungkinan dia adalah pelahap maut?" Tanya Luna. Seketika semua menatap Astoria dan Daphne.

"Apaa! Kenapa kalian menatap kami!?" Ucap Astoria kesal.

"Apa kalian mencurigai kami!?" Tanya Daphne.

"Tidak bukan kalian" Ucap Parvati.

"Lalu?" Tanya Daphne.

"Oh kalian mencurigai salah satu murid Slytherin?" Ucap Astoria.

"Ada kemungkinannya" Ucap Lavender.

"Kita tidak bisa asal menuduh murid Slythetrin" Ucap Susan.

"Apa yang membuat kalian semakin berfikir bahwa rumor pelahap maut di sekolah kita itu nyata?" Tanya Luna.

"Itu bukan rumor Luna" Ucap Padma, yang diangguki Parvati.

"Tadi saat aku di ruang kebutuhan, aku mendengar suara seseorang yang sedang membicarakan tentang pelahap maut" Ucap Hermione.

"Aku tidak tau itu suara siapa, aku juga tidak tau dia bicara dengan siapa, tapi aku dengar dengan jelas, dia bilang dia ingin misi ini cepat selesai" Lanjut Hermione.

"Suaranya laki laki atau perempuan?" Tanya Luna.

"Sepertinya laki laki, maka dari itu, aku percaya pada kalian untuk mengawasi seluruh orang di Hogwarts" Jawab Hermione.

"Lalu apa rencana kita?" Tanya Susan.

"Dengar, Astoria, Daphne, awasi murid Slytherin, jangan sampai ada murid Slytherin yang tau bahwa kita mencurigai salah satu dari mereka" Ucap Hermione.

"Apakah Pansy tidak boleh tau?" Tanya Daphne.

"Tidak! Tidak ada yang boleh tau selain kalian" Jawab Hermione.

"Hannah, Susan, jangan sampai ada murid Hufflepuff yang tau, hingga membuat mereka panik" lanjut Hermione.

"Luna, Padma, Cho, Penelope dan Isabel, jangan sampai membuat siswa Ravenclaw yang lain membicarakan tentang ini" Lanjutnya lagi sambil melihat beberapa siswa Ravenclaw.

"Aku, Parvati dan Lavender akan mengawasi Murid Gryffindor" Ucap Hermione.

"Untuk sementara jangan beritau ini pada seluruh murid laki laki" Ucap Cho.

Lalu mereka semua mengangguk mengerti.


- - - - -
Helloo
Jangan lupa Vote:)

Together [Draco x Luna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang