Setelah makan malam, semua murid kembali ke asramanya masing masing, Luna sudah di kamarnya bersama Cho, Padma, Isabel dan Penelope.
Ketika semua sudah tertidur, seperti biasa, Luna terbangun dan pergi menuju menara astronomi.
Sampai dimenara astronomi, ketika sedang berjalan di tangga, Luna mendengar suara tangisan seseorang, ia mempercepat langkahnya, dan menemukan Draco menangis.
"Draco.." Ucap Luna lembut, sambil menghampiri Draco.
Draco seperti tak mempedulikan Luna, ia terus saja menangis.
"Draco.." Kini Luna mengelus lengan Draco lembut. Draco masih terus menangis.
"Draco Malfoy.." Ucap Luna lagi.
"M- maafkan a- aku" Tangis Draco kini menatap kearah Luna.
"Kau tidak salah Draco, kau tidak salah apapun" Ucap Luna menatap lekat mata Draco.
"Aku salah.. aku bersalah.." Ucap Draco.
"Kau mungkin mempunyai masalah dengan orang lain, tapi kau tidak mempunyai salah dengan ku" Jawab Luna.
"Aku bersalah pada semua orang!" Tangis Draco semakin menjadi jadi.
"Hei.. Draco.. tak apa.. aku disini.." tangan Luna mengelus elus punggung tangan Draco lembut
"Kau tidak akan mau dekat dengan ku setelah tau yang sebenarnya" Ucap Draco menundukan kepalanya.
"Aku memang tidak tau apa yang sebenarnya sedang terjadi pada mu, tapi sekarang aku ada disini.." Luna mengelus pipi Draco.
"Kau.. tidak akan.." Ucap Draco menurunkan tangan Luna.
"Draco, percayalah pada ku.." Ucap Luna meyakinkan Draco.
"Apa kau ingin tau apa yang sebenarnya?" Tanya Draco, air matanya masih mengalir.
"Jika kau tak ingin memberitau yang sebenarnya, kau tak perlu memberitaukan padaku, tapi jika kau tak masalah dengan itu, aku akan mendengarkan dengan baik" Jawab Luna.
"Dan aku berjanji akan selalu bersama mu Draco" Lanjut Luna mengelus tangan Draco lagi.
"Aku lelah memendam semuanya sendiri.." Isak Draco.
"Kalau begitu, kau bisa memberitaukanya pada ku" Ucap Luna.
Draco membuka kancing baju di lengan sebelah kirinya, lalu ia memperlihat kan...
Ya.. sebuah lambang.. lambang Pelahal Maut.
Luna terkaget, ia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia tak percaya ini.. jadi.. Draco..
"D- Draco.. K- kau.." Gagap Luna.
"Ya.." Air mata Draco mengalir makin deras, isakan tangisnya makin terdengar jelas.
Luna melihat Draco sepertinya tidak menyukai itu, ia tak menyukai menjadi pelahap maut.
"Draco.. tak apa.. aku ada disini.. selalu.. bersama mu.." Luna langsung memegang kedua tangan Draco, menggenggamnya dengan erat.
"Kau masih ingin bersama ku, setelah kau mengetahui ini?" Tanya Draco, matanya masih belum berani menatap mata Luna.
"Ya Draco.. aku akan selalu bersama mu.. aku janji.." Luna menempelkan kedua tangannya pada pipi Draco.
Draco mulai menatap mata Luna.
"Kau tidak takut?" Isakan Draco masih terdengar jelas ditelinga Luna.
"Kau pernah bilang, kau tidak menyukai ini, kau sebenarnya tidak mau menjadi seorang.. p- pelahap maut" Ucap Luna, diangguki pelan oleh Draco.
"Aku akan menemanimu Draco" Lanjut Luna.
"Kau berjanji?" Tanya Draco.
"Ya.. aku berjanji.. aku sudah berjanji.." Jawab Luna.
Draco langsung memeluk tubuh Luna. Luna balas memeluk Draco sambil mengelus eluskan punggung Draco, kepala Draco menunduk di pundak Luna.
"Jangan khawatir.. aku akan selalu bersamamu" Ucap Luna lembut.
Tangisan Draco mulai mereda, tampaknya ia mulai tenang.
...
Sudah dua jam lebih mereka di menara astronomi, mengobrol bersama, Luna terus menghibur Draco, memastikan Draco tidak memikirkan masalahnya.
"Loony.." Ucap Draco yang kepalanya bersandar di pundak Luna, tangan kirinya menggenggam tangan kanan Luna Erat, sedari tadi tangan mereka saling menggenggam dengan erat.
"Ya.." Jawab Luna lembut.
Draco menegakan tubuhnya, kepalanya tidak lagi bersandar dibahu Luna, kini matanya menatap mata Luna.
"Ada apa?" Tanya Luna sambil tersenyum pada Draco.
Draco masih menatap mata Luna dengan lekat.
"A- aku, aku mencintaimu, sungguh sungguh mencintaimu, M- maukah, k- kau menjadi pacarku?" Tanya Draco, yang akhirnya mengeluarkan kata katanya.
Luna terkaget, ia berusaha menyembunyikan ekspresinya yang terkejut, senang, malu, bahagia..
"Luna.." Ucap Draco, kini mengelus tangan Luna lembut.
"Y- ya.." Jawab Luna.
"Kau mau?" Tanya Draco.
"A- apa?" Tanya Luna.
"Kau mau menjadi pacarku atau tidak.." Ucap Draco.
"Y- ya.. a- aku m- mau.." Jawab Luna dengan malu, ia menundukan kepalanya.
Draco tersenyum lebar menatap Luna yang menjawab sambil menundukan kepalanya.
"Kau mau?" Tanya Draco.
"Ya.." Luna masih menundukan kepalanya.
"Aku tidak bisa mendengarmu.." Ucap Draco.
Luna mendongakan kepalanya, menatap kedua manik mata Draco.
"Iya, Draco Malfoy.." Ucap Luna kini berani menatap Draco dengan senyum manis malu malunya.
Draco tersenyum makin lebar, Luna juga makin tersenyum manis.
Tanpa diduga, Draco mencium bibir Luna lembut.
Kini Luna tekejut, sungguh sungguh terkejut, ia melihat mata Draco yang tertutup sangat dekat sekali dengannya.
Draco melumat bibir Luna lembut, entah mengapa Luna tidak bisa memberontak, luna ikut memejamkan matanya.
Ini.. ciuman pertama Luna.. juga ciuman pertama Draco..
Tak lama Draco melepas ciuman mereka.
"Terimakasih.. aku berjanji akan selalu menjagamu.." Ucap Draco menatap mata Luna dengan lekat sambil tersenyum. Luna pun tersenyum manis pada Draco.
Sebenarnya, tanpa mereka sadari, sedari tadi mereka sudah berjanji untuk selalu bersama. Dari sebelum Draco menyatakan cintanya, mereka memang sudah terlihat jelas saling mencintai.
"I Love You Luna Lovegood" Ucap Draco.
"I Love You Too, Draco Malfoy" Ucap Luna.
Draco mencium bibir Luna lagi, Luna memejamkan matanya, Draco melumat bibir Luna lembut, kedua tangan Draco memegang kedua pipi Luna, akhirnya Luna yang dari tadi diam, membalas ciuman Draco, Luna mengalungkan tangannya pada leher Draco, kedua tangan Draco kini melingkar di pinggang Luna.
- - - - -
Weeeheee
Ihihi😭😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [Draco x Luna]
Fanfiction[ COMPLETED ] Holllaaaa! Ini cuma Fanfiction.. Bercerita tentang Draco Malfoy dari asrama Slytherin, dan Luna Lovegood dari asrama Ravenclaw. Seluruh tokoh dalam cerita ini milik J.K Rowling