9. Bintang Bulan[1]🌜🌟

1.6K 220 2
                                    

Dikamarnya, Luna, Cho, Padma, Penelope dan Isabel sedang mengobrol ngobrol.

"Hei luna, kau tahu.. ku dengar Longbottom suka pada mu" Ucap Isabel.

"Benarkah?" Tanya Luna.

"Ya sepertinya" Jawab Isabel.

"Bukankah Hannah Abbott menyukai Neville Longbottom?" Tanya Penelope.

"Sepertinya ada cinta segi tiga disini" Ucap Padma.

"Tapi aku tak suka pada Neville" Jawab Luna polos.

"Kau suka dengan siapa?" Tanya Cho.

"Apakah Luna sedang menyukai seseorang?" Tanya Isabel.

Luna hanya tersenyum menatap teman temannya, lalu bersiap tidur.

"Luna, mengapa kau tidak menjawab?" Tanya Penelope.

"Sepertinya benar dugaanku" Ucap Isabel, teman temannya tertawa kecil, lalu mereka pun bersiap tidur.

...

Hari ini luna ada kelas Transfigurasi dan Ramalan, pertama luna masuk ke kelas Transfigurasi.

Professor McGonagall, kepala Asrama Gryffindor, sekaligus guru Transfigurasi.

Hari ini Professor McGonagall mengajarkan cara menggunakan mantra Vera Verto.

"Vera Verto adalah mantra yang dapat mengubah hewan, menjadi piala atau cangkir" Jelas Professor McGonagall.

Semua siswa dikelas itu mencoba mantra itu, tapi tidak banyak siswa yang berhasil mengubah hewan menjadi cangkir atau pun piala.

...

Selesai kelas Transfigurasi, Luna berjalan ingin menuju kelas Ramalan, ia bertemu Pansy di jalan.

"Hai Pansy" Sapa Luna.

"Hai" Jawab Pansy Cuek.

"Kau sudah selesai membaca buku yang Professor Hagrid suruh?" Tanya Luna.

"Tentu saja belum, jadwal ku ini sedang sibuk, aku harus menuju kelas Ramalan sekarang" Ucap Pansy ingin melangkah pergi.

"Aku juga ada kelas Ramalan sekarang, apa kita bisa ke kelas bersama?" Tanya Luna.

"Akh.. baik lah, ayo cepat sebelum Professor gila itu meramal kita" Ucap Pansy sambil berjalan mempercepat lanhkahnya, di susul Luna.

"Hihihi" Luna tertawa kecil. "Apa kau tak suka jika Professor Trelawney meramal kita?" Tanya Luna.

"Tentu saja aku tidak suka, kebanyakan ramalannya berisi hal hal bodoh, lagi pula jaman sekarang mana ada yang percaya ramalan" Ucap Pansy.

"Apa Professor Trelawney pernah meramal mu?" Tanya Luna.

"Pernah! Dan itu adalah hal terbodoh yang pernah dia ucapkan" Jawab Pansy.

"Apa ramalannya?" Tanya Luna.

"Dia bilang, aku akan menemukan cahayaku, aku akan berubah dari tinggal di sisi kegelapan, menjadi memihak pada sisi kebenaran" Jawab Pansy.

"Hal konyol apa itu! Bahkan bicaranya saja ngawur" Lanjut Pansy, Luna tertawa kecil lagi.

Kini mereka sudah sampai di Kelas Ramalan, beruntungnya mereka belum ada Professor Trelawney.

Mereka duduk di tempatnya. Tak berselang lama, professor Trelawney datang. Dan pelajaran pun dimulai.

...

Malam hari, seperti biasa seluruh murid Hogwarts berkumpul di Great hall untuk makan malam.

"Luna, kenapa tidak makan?" Tanya Cho Chang pada Luna.

"Emm.. aku tidak ingin makan, aku akan makan puding saja" Jawab Luna lalu mengambil puding.

Selesai makan, seluruh murid kembali ke asrama mereka.

Luna pun masuk ke asramanya, membaringkan dirinya di kasur.

Luna melihat teman temannya sudah tertidur, tetapi ia tidak bisa tidur.

Luna memilih keluar asrama.

...

Bulan tepat berada di atas, namun Luna belum juga tidur, gadis itu malah termenung di menara Astronomi.

"Melihat bintang lagi?" Tanya seseorang tiba tiba.

"Hai Draco Malfoy" Sapa Luna. Draco duduk bersandar pada tembok di depan Luna.

"Kau tidak takut poin asrama mu dikurangi jika ketauan kau keluar dari asrama tengah malam?" Tanya Draco.

"Tidak, apa kau juga tidak takut poin asrama mu dikurangi?" Tanya Luna, Draco menggeleng.

"Ada apa dengan bintang?" Tanya Draco.

"Kenapa memangnya?" Tanya Luna.

"Kenapa bintang selalu bersinar, apakah tidak lelah jika harus terus bersinar?" Tanya Draco.

"Tidak, karna ada teman temanya yang selalu menemani, dan ada Bulan yang selalu menyemangatinya" Jawab Luna.

"Jika bintang itu tidak mempunyai teman?" Tanya Draco lagi.

"Ada bulan yang selalu bersamanya" Jawab Luna. "Dibalik keagungan bintang, ada bulan yang selalu menemani" Lanjut Luna.

"Kau lihat bintang yang paling bersinar itu? Bulan pasti setia menemaninya hingga dia bisa bersinar cerah" Ucap Luna

"Dalam kehidupanmu, kau pasti bintangnya, lalu siapa bulannya?" Draco menatap wajah luna.

"Orang tua ku(?)" Luna menatap Draco.

"Di kehidupanmu, siapa bulannya?" Tanya Luna.

"Tidak tau" Jawab Draco memandang langit.

"Pastinya orang tuamu" Ucap Luna.

"Kurasa tidak" Ucap Draco masih memandangi langit.

"Sepertinya teman saja aku tidak punya" Lanjut Draco.

"Crabbe, Goyle dan Pansy kan teman mu" Ucap Luna.

"Ya, tapi mereka tidak seperti teman teman yang kau punya" Jawab Draco.

Luna terdiam, mengerti dengan keadaan Draco, lalu mendekatkan dirinya pada Draco.

"Kalau begitu, bolehkah aku menjadi bulanmu?" Tanya Luna.

"Bulan tidak selamanya bersama bintang" Ucap Draco menatap Luna.

"Kau tahu, bulan dan bintang selalu muncul bersamaan, jika dilangit tidak terlihat bulan, bulan itu bukan benar benar menghilang, bulan itu hanya tertutup awan untuk sementara, tapi dia sebenarnya selalu berada di sisi bintang" Ucap Luna.

"Bagai mana jika Bintang yang menghilang?" Tanya Draco.

"Bintang itu bukan benar benar menghilang, hanya tertutup bintang yang lain" Jawab Luna.

"Kau tau Loony, Bulan mungkin memang berharga untuk Bintang, tapi bulan sebenarnya tidak benar benar memancarkan cahayanya sendiri, ia hanya mendapat pantulan cahaya dari Matahari" Ucap Draco.

"Kalau begitu, biarkan aku menjadi Matahari dan kau Bulannya" Ucap Luna.

"Tidak, tidak akan" Jawab Draco.

"Kenapa?" Tanya Luna.




Gak cukup, lanjut Part 2 :D

Together [Draco x Luna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang