Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kalian yang baca cerita ini ultimate bias-nya siapa?
vote dan komennya jangan lupa, muach ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
♧♧♧
tidak ada yang terjadi sejak tadi malam. setelah susah payah aleta mencari-cari alasan agar lia tak menimbulkan sedikitpun rasa curiga, mereka memilih untuk kembali tidur. tadi malam, lia memang tak banyak bertanya. aleta juga jadi sempat takut kalau misalkan lia benar-benar mendengar apa yang dia lakukan di dalam kamar mandi tadi. tapi syukurlah, saat itu lia hanya terbangun karena tidak mendapati aleta di sampingnya.
"untuk aleta. karena kesehatan kamu akhir-akhir kurang baik, jadi materi kamu saya gantiin dengan materi tulis. ini materinya, besok antar ke meja saya" ucap jaehyun, menyodorkan selembar kertas dengan lima belas soal latihan essay kepada aleta.
jadi sekarang ini, mata pelajarannya jaehyun sedang berlangsung. dan materi yang diambil hari ini adalah materi lompat tinggi. mengingat gadis itu yang kini sedang hamil muda dan kandungannya juga rentan, jaehyun mungkin tak mau mengambil resiko dan memilih untuk memberi aleta tugas yang lain.
"iya, pak. saya akan serahin besok" jawab aleta, mengangguk. setelah itu aleta memutuskan kontak mata mereka.
gadis itu kini terduduk, dijajaran barisan murid perempuan yang sedang memperhatikan satu persatu teman di panggil untuk pengambilan nilai. tapi lagi-lagi sialnya aleta kembali merasa mual, perutnya terasa bergejolak.
"hoek.." aleta refleks menutup mulut. lia dan karina yang saat ini ada di sampingnya menoleh cepat. menatap aleta dengan tatapan khawatir, begitu juga dengan jaehyun. dia tak memperhatikan si haechan yang lagi praktek di depan, tatapannya terus tertuju ke arah aleta.
"aleta, lo gapapa?" tanya karina, mengelus-elus punggung aleta berulang kali.
please, ini makin dielus gue jadi makin kepengen muntah.
aleta langsung berdiri, tak menggubris pertanyaan yang karina tanya tadi, "p-pak, saya permisi ke toilet" setelah mendapat persetujuan dari jaehyun, aleta lantas langsung berhambur keluar lapangan.
"pak, saya juga ikut permisi" izin lia juga. mengejar punggung lemah aleta yang sedang berlari menuju toilet.
setelah rasa mualnya sedikit mereda, aleta kini ditatap lia dengan tatapan yang terlihat tajam. tatapan yang bisa gadis itu tebak kalau lia haus akan kejelasan.
"k-kenapa?"
"kenapa apanya? jelasin" lia melipat kedua tangannya di dada. aleta juga udah sadar, lia pasti tau soal ini sejak semalam.
"gue denger semuanya tadi malam, ta. lo mual, nangis, terus nelfon sama seseorang yang lo panggil... mas?" lia sedikit memelankan nada bicaranya, "lo udah nikah?" tanya lia hati-hati. aleta diam, hanya bisa mengigiti bibir bawahnya tanpa ingin menjelaskan apa-apa. bukan tak mau, tapi dirinya masih belum siap.
