Senja dipenghujung hari yang panjang. Menghabiskan hampir satu hari sendirian dengan penuh rasa kekhawatiran.
Atau lebih satu hari? Jika dipikir - pikir dirinya sudah khawatir sejak Ji Hoon memutuskan pulang sendirian.
Dan sekarang? Masan ..
Ji Hoon ada disana dalam waktu sepekan bahkan sebelum membuktikan jika dirinya baik - baik saja semalam.
"Ayo kita temui Ji Hoon hyung sekarang, ayo kita ke Masan"
Woojin tersenyum pahit, mengingat bagaimana Jinyoung ingin membuktikan keberanian. Bukan dirinya, tapi malah Jinyoung yang sempat berkeras hendak menyusul Ji Hoon pergi ke Masan. Dan dirinya, malah secara pengecut menolak ajakan yang Jinyoung tawarkan.
Kalau boleh jujur, ia hampir mempertimbangkan ajakan Jinyoung untuk menyusul Ji Hoon ke Masan. Tapi, lagi - lagi niat nya urung, sebab Ji Hoon ingin ia hanya menunggu sampai dirinya pulang.
Atau lebih tepatnya, ia khawatir jika dirinya mungkin hanya akan membuat Ji Hoon semakin berada dalam kesulitan.
Terdengar seperti alasan, tapi itulah yang Woojin rasakan. Mengenal baik sekeras apa ayah Ji Hoon padanya membuat Woojin selalu berhati - hati dalam setiap perbuatan yang membawa Ji Hoon didalamnya. Karena Woojin tahu, hal kecil mungkin akan menjadi besar jika berhubungan dengan ayahnya.
Entahlah ..
Tak tahu mana yang benar dan salah mengenai perbuatannya. Ia hanya berharap jika disuatu tempat entah dimana, Ji Hoon baik - baik saja disana.
Ia menghela nafas panjang sejenak, menatap kedalam ruang flat kecil miliknya yang tanpa alasan kini terasa menyesakkan. Dihempaskannya tubuhnya diatas kasur berharap lelah dan pikiran kacaunya bisa hilang jika ia tidur selama beberapa jam.
Matanya kini menutup rapat. Tidak tidur, namun ia enggan bangun dan terjaga. Khawatirnya masih sama, tapi ia mencoba untuk tidak menggila memburu kabar dari Ji Hoon yang entah ada dimana.
"Hubungi aku Jihoonie ..." Lirih Woojin pelan lalu membuka mata dan menatap lurus langit - langit kamarnya.
Lagi, ia kembali menghela nafas panjang dan beratnya lalu mengalihkan pandangannya kearah ponsel yang tergeletak diatas nakas samping tempat tidurnya.
Diraihnya benda tipis itu, berharap ada barang satu pesan masuk dari Ji Hoon yang sejak tadi ia tunggu. Tapi, lagi - lagi ia hanya kecewa sebab tak ada apapun disana.
Diletakkannya kembali benda pipih itu diatas perutnya.
Ting!
Nae Sarang Hoonie 🐰
18.45 PM:KST
Aku juga merindukanmu Woojinie
Aku akan menemuimu ..Nanti ..
Woojin kembali menghela nafas berat setelah sebelumnya ia hampir saja melompat dari tempat tidurnya ketika membaca pesan mengenai Ji Hoon yang akan menemuinya. Yah, setidaknya sebelum kata 'nanti' dikirimkan terpisah oleh pria yang pesannya baru saja ia terima beberapa detik tadi.
Ia sempat berharap jika Ji Hoon sudah kembali dan mungkin bisa menemuinya malam ini. Tapi sayang, harapnya salah besar karena jika Ji Hoon benar pergi, ia tak mungkin kembali malam ini.
18.47 PM.KST
Hmm, baiklah ..
Aku akan menunggumu ..18.50 PM.KST
Heheh, maaf karena membuatmu
menunggu lama ..
Sekarang kau sedang apa?
Mengerjakan tugas? Apa kita punya
tugas rumah?
