6. Rainy, Sweet Morning..?

189 32 18
                                    

Satu lagi hari yang baru datang menyambut pagi. Cuaca tak begitu bagus hari ini, awan hitam datang menutupi sinar mentari yang harusnya cerah dipagi hari. Sepertinya akan turun hujan sebentar lagi. Hawa dingin juga mulai masuk sedikit demi sedikit melalui celah ventilasi.

Dingin.

Woojin hendak kembali merapatkan selimutnya sebelum ia tersadar, jika mereka tidur di flatnya hari ini. Artinya tidak ada sarapan pagi dari para pelayan rumah besar Ji Hoon. Harus ia yang bekerja sendiri menyiapkan sarapan untuk Ji Hoon dan dirinya pagi ini.

Woojin melirik kearah Ji Hoon yang masih tidur dibawah selimut yang hanya separuh menutupi tubuhnya itu. Ia terkekeh sendiri melihat bagaimana Ji Hoon tidur dengan mata yang bahkan tak tertutup sepenuhnya itu. Apa ia suka mengintip sambil tidur?

Haha, gemas sekali.

Apa waktunya membuat gembul gulung?

Ditarik Woojin tubuh Ji Hoon dan digulungnya kedalam selimut. Gerakannya terlampau lembut hingga membuat siputri tidur hanya melenguh kecil bahkan ketika dirinya sudah tergulung rapi seperti kimbab didalam selimut itu.

Setelah misi kecilnya itu selesai, Woojin segera bangkit beranjak dari tempat tidurnya. Ia melihat sekilas pada jam dinding yang tergantung tinggi didinding kamarnya. Masih pukul 6.30 pagi. Cukup pagi untuk Woojin menyiapkan beberapa menu sarapan sederhana untuk Ji Hoon yang sepertinya masih enggan bangun dari tidurnya itu.

Mungkin ia lelah karna perjuangan panjang semalam. Eksekusinya pada flat Woojin berjalan sempurna. Kini waktunya Woojin memanjakan Ji Hoon dengan skill memasak yang dimilikinya.

Apa yang harus Woojin masak?

Woojin melangkahkan kakinya kearah dapur dan membuka kulkas kecil miliknya. Tidak banyak yang ada disana, hanya ada beberapa butir telur, kimchi, dan sedikit ham yang ia simpan didalam kulkasnya.

Baiklah, gunakan bahan yang ada saja. Nasi goreng kimchi dan telur gulung. Toh Ji Hoon bukan tipe pemilih makanan. Ia akan memakan semua yang Woojin masak untuknya nanti.

Woojin mulai melakukan hal yang sudah sering ia lakukan. Mencampurkan beberapa bahan yang ia perlukan dan memasaknya hingga menjadi sebuah hidangan. Suasana pagi ini cukup sepi, Ji Hoon masih tidur dan Woojin sibuk didapur. Hanya terdengar suara tumisan dan beberapa alat masak yang bersentuhan.

"Woojin-ah, kau memasak sesuatu?" Tanya Ji Hoon dengan suara parau khas bangun tidur. Sepertinya aroma kuat masakan Woojin membuat sigembul tukang makan itu bangun dari tidur lelapnya.

"Eoh? Kau sudah bangun?"

"Hmm .. kau yang menggulungku disini? Aku tidak bisa keluar"

Woojin terkekeh geli membayangkan Ji Hoon yang menjadi kimbab manusia itu. Pasti perlu waktu untuknya bisa lepas dan bergerak dari sana.

"Bantu akuu" rengek Ji Hoon dari dalam kamar.

"Tidak mau"

"Hya, kau yang menggulungku seperti ini, cepat bantu aku"

"Tidak mau, selamatkan dirimu sendiri" jawab Woojin santai sambil mencicip rasa masakannya.

"Yak! Aku minta tolong karna aku tidak bisa melakukannya sendiri, cepat keluarkan aku Park Woojin, aku ingin makan"

Woojin terkekeh geli. Ciri khas Park Ji Hoon sekali. Ingin cepat - cepat bangun lalu cepat - cepat makan. Hahh, hidup untuk makan adalah motto hidup Park Ji Hoon.

Brugh!

"Akh!" Rintih Ji Hoon sesaat setelah ia tergulung jatuh dari tempat tidur.

To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang