15. Realized

116 23 13
                                    

Woojin memacu cepat langkah kakinya keluar dari lingkungan sekolahnya. Ia baru saja keluar setelah menghambur masuk kedalam ruang guru mencari sosok wali kelas yang mungkin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada sosok yang membuatnya setengah gila saat ini.

Ah, atau sudah gila?

Sepertinya iya. Dia sudah gila sejak Yoon Ji Sung mengatakan memang benar jika Ji Hoon akan absen beberapa hari dikelas mereka. Buktinya saja ia langsung keluar tanpa izin dan langsung berlari menuju kediaman keluarga Park Ji Hoon.

Masan?

Yang benar saja! Ji Hoon tak mungkin pergi kesana tanpa mengatakan apa - apa padanya. Bahkan telepon dan pesannya saja belum dijawab oleh Ji Hoon. Pasti ada sesuatu yang tengah terjadi padanya.

Ayolah, Woojin sudah hilang waras sepertinya. Rasa khawatir bercampur dengan rasa bersalah seolah meledak dalam dirinya. Ia tak bisa berpikir apa - apa selain menemukan Ji Hoon dalam keadaan baik - baik saja.

Langkahnya mendadak terhenti begitu ponsel didalam saku celananya berdering beberapa kali.

"Nae Sarang Hoonie 🐰"

Hatinya seakan mencelos melihat nama yang tertulis disana.

"Woojin-ah .."

"Yak! Park Ji Hoon!" Teriak Woojin keras dengan genangan air mata yang siap meluncur bebas. Ada rasa lega yang akhirnya mengisi sebagian dari dirinya.

"Hehe, jangan berteriak seperti itu .."

"Kenapa kau baru saja menghubungiku? Aku hampir gila karena mengkhawatirkanmu Ji Hoon-ah"

"Ah, maafkan aku. Aku sangat sibuk sampai tidak bisa melihat ponselku .. kau tahu bukan? Aku akan pergi ke Masan"

"A-apa?! Jadi kau benar - benar pergi? Jangan berbohong padaku Park Ji Hoon, aku akan pergi kerumahmu dan memastikan kau benar - benar tidak ada disana"

"Tidak perlu Woojin-ah, kau tidak akan menemukanku disana .. aku sudah diperjalanan menuju Masan dengan ayahku"

"Bohong!"

"Kalau begitu terserah saja, kau bisa datang kerumahku dan memastikannya"

"Lalu kenapa kau tidak memberi tahuku sebelumnya? Kenapa kau pergi secara tiba - tiba?"

"Hmm, aku baru saja diberi tahu kemarin malam, ayahku bilang putri dari bibiku disana akan menikah besok"

"Ayahmu?"

"Iya"

"Kau tidak sedang berbohong padaku kan Park Ji Hoon?"

"Datang dan pastikan sendiri, aku tahu kau sulit percaya padaku"

Woojin diam. Ia bukannya sulit mempercayai Ji Hoon. Hanya saja, ia takut jika Ji Hoon berbohong karna ada sesuatu yang ingin ia tutupi lagi pada dirinya. Ia bisa gila jika dirinya lagi - lagi gagal melindungi Ji Hoon seperti sebelumnya.

"Kau yakin ingin aku memastikannya? Apa aku boleh kesana?"

"Silahkan saja"

Suara Ji Hoon terdengar yakin dari seberang. Woojin masih khawatir, tapi tidak mempercayai Ji Hoon setelah dirinya se yakin itu rasanya ia seperti akan membuat Ji Hoon kecewa karena tidak mempercayainya.

"Berapa lama..?"

"Hm? Apa?"

"Kau, di Masan berapa lama?"

"A-ah itu .. satu minggu?"

"Selama itu?"

"H-hm .. nenekku meminta kami tinggal lebih lama .."

To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang