10. Intractable

111 26 23
                                    

Jinyoung baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah yang sedang diusak kuat dengan handuk kecil ditangannya. Ia memutuskan untuk mandi sekali lagi sebab tak tahan dengan bau asap daging yang menempel setelah pertarungan dengan kiloan daging yang dipanggangnya bersama Woojin tadi.

"Hyung, kenapa belum tidur?" Tanya Jinyoung begitu melihat Woojin yang sibuk membuat sesuatu didalam gelas kecil yang diletakkan diatas meja dapur.

"Ah, aku sedang membuatkan teh untuk Ji Hoon" jawab Woojin sekenanya tanpa melirik kearah Jinyoung yang memandanginya.

"Dia yang memintamu?"

"Tidak"

"Lalu?"

"Ah, ini karna Ji Hoon sensitif udara dingin, dia mudah terserang flu, dan lagi dia sering mengeluh tidak bisa tidur. Makanya aku membuatka-"

"Hyung" ucap Jinyoung memotong ucapan Woojin.

"Apa?"

"Kau tadi bertanya padaku apa menurutku kau menyukai Ji Hoon hyung atau tidak, bukan?"

Woojin meletakkan sendok kecil yang tadi ada ditangannya keatas meja. Ia menghela nafas panjang lalu melirik singkat kearah jam dinding yang berada tinggi tertempel didinding Villa.

"Ah, sudah jam berapa ini, aku harus mengantar teh ini sebelum Ji Hoon tidur" ucap Woojin.

"Kau tidurlah, aku akan menyusul setelah mengantar teh ini untuk Ji Hoon" ucap Woojin beranjak seolah tak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Jinyoung yang ia hentikan secara sepihak tadi.

Jinyoung diam, namun matanya tak henti menatap punggung woojin yang kian menjauh keluar dari dapur.

Tok tok tok

"Ji Hoon-ah, ini aku .. kau sudah tidur?" Ucap Woojin yang kini sudah berdiri tepat didepan pintu kamar Ji Hoon dan Daehwi.

"Tunggu sebentar" ucap Ji Hoon terdengar dari balik pintu kamar.

"Oh? Kenapa belum tidur Woojinie?" Tanya Ji Hoon begitu matanya mendapati sosok Woojin yang berdiri didepan pintu kamarnya.

"Minum ini, kau banyak bermain hari ini, kau juga bermain air dipantai tadi, hangatkan tubuhmu dengan segelas teh sebelum tidur"

"Ah, terimakasih" ucap Ji Hoon menerima gelas teh dari Woojin.

"Hyuuung .." sebuah suara lain terdengar berat muncul dari dalam kamar. Yah, lebih tepatnya suara Daehwi setengah tertidur memanggil Ji Hoon yang tiba - tiba pergi dari sampingnya untuk menghampiri Woojin.

"Tunggu sebentar Daehwi-ya..." ucap Ji Hoon menjawab panggilan Daehwi.

"Daehwi belum tidur?"

"Belum, tapi sepertinya sebentar lagi dia akan tidur"

"Lalu kau, kenapa kau belum tidur? Tidak lelah?"

"Lelah .."

"Tapi menyenangkan" sambung Ji Hoon.

"Baguslah kalau kau senang"

"Aku akan tidur setelah meminum teh buatanmu"

"Baiklah, sekarang masuklah .."

"Kau juga harus tidur Woojinie"

"Iya, aku akan kembali kekamarku setelah kau masuk nanti"

"Baiklah, selamat tidur Woojinie"

"Hmm, kau juga" ucap Woojin sambil mengusap lembut pucuk kepala Ji Hoon.

Ji Hoon tersenyum lalu mengangguk pada Woojin. Ia berjalan masuk lalu menutup pintu kamarnya dengan Woojin yang masih berdiri disana. Matanya hanya terpaku pada segelas teh yang ada ditangannya.

To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang