7. Acquaintance

264 28 14
                                    

Ji Hoon duduk sendirian disalah satu kursi penonton lapangan tertutup yang dimiliki sekolah mereka. Lapangan yang biasanya dijadikan tempat berkumpul oleh anggota klub olahraga untuk sekedar melakukan pertemuan atau latihan rutin yang sudah anggota jadwalkan sebelumnya.

Disanalah Ji Hoon sekarang. Ia sedang duduk menunggu Woojin yang sudah berbincang kurang lebih 30 menit dengan orang - orang yang sepertinya juga menjadi pendamping untuk siswa yang akan ikut lomba kali ini.

Haah, rasanya lebih membosankan dari pada dirumah. Meski ada banyak orang disini, tapi ia tak kenal siapapun. Ji Hoon hanya pernah mengunjungi tempat ini dulu sekali waktu mereka berada ditahun pertama, waktu itu ia tak begitu sibuk dengan jadwal kelas private nya. Jadi ia sempat mengunjungi Woojin sebentar disini. Selebihnya ia sudah tak pernah lagi.

Jadwalnya terlalu padat karna ayahnya sibuk mendaftarkannya beberapa kelas belajar tambahan dan juga les piano yang dulu sempat diikutinya. Hanya sampai tahun kedua. Ia memutuskan untuk berhenti dan fokus belajar akademik ketika memasuki tahun ketiga. Ia harus benar - benar siap untuk masuk perguruan tinggi yang diinginkan ayahnya. Universitas Nasional Seoul.

Ji Hoon melirik lagi kesekitar lapangan yang diisi beberapa anggota klub. Sebenarnya ada beberapa orang yang Ji Hoon kenal dari kelasnya yang juga mengikuti klub olahraga. Sayangnya Ji Hoon tak begitu dekat dengan mereka. Sepertinya imbas gosip tentang dirinya terlalu kuat. Beberapa anak lelaki dikelas menjauhinya takut jika ada gosip yang mungkin muncul karna dekat dengannya. Ayolah, menjadi bahan gunjingan? Siapa yang mau?

"Boleh aku duduk disini?"

Sebuah suara tiba - tiba muncul memecah lamunan Ji Hoon yang sejak tadi melayang entah kemana. Kini Ji Hoon kembali fokus pada seorang pria berperawakan kurus yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.

"A-ah, tentu saja .."

"Terimakasih .."

"A-ah, i-iya .." jawab Ji Hoon canggung.

"Kulihat kau datang dengan Woojin hyung, apa kau temannya?"

"A-ah, iya .. kau mengenal Woojin?"

"Tentu saja, Jinyoung hyung yang mengenalkannya denganku. A-ah, aku lupa .. namaku Lee Daehwi .." ucap pria itu mengulurkan tangannya kearah Ji Hoon yang tentu saja disambut ramah oleh sicantik bermata cemerlang itu.

"Namaku Park Ji Hoon"

"Ah, jadi kau yang sering disebut Jinyoung hyung cantik itu?"

"A-ah? Ah.. a-aku tidak tahu .. aku belum pernah bertemu dengannya .."

"Haha, iya aku tahu .. ia pernah beberapa kali melihatmu dan ia langsung sering memujimu dan menceritakanmu padaku, dia bilang kau sangat cantik. Bahkan aku sering cemburu karnamu, hyung .."

"Ah, apa aku boleh memanggilmu hyung?" Tanya Daehwi ramah.

"T-tentu .."

"Baguslah, kuharap kita bisa akrab dan sering bertemu .."

Ji Hoon hanya tertawa canggung. Aneh, rasanya sudah lama sekali ia tak merasakan perasaan bahagia seperti ini. Tak ada yang mau mengajaknya berbicara. Para pria menghindarinya karna tak ingin digosipkan gay, dan para wanita menggunjingnya dengan hal bahkan mereka tak ketahui kebenarannya.

"Daehwi-ya, kapan kau datang?" Suara baru datang lagi. Kini seorang pria yang tak lagi asing datang menghampiri Daehwi dan Ji Hoon.

"Oh? Jihoon hyung? Sedang apa disini?"

"Kau kenal Ji Hoon hyung, Guanlinie?"

"Tentu saja, kami satu sekolah dan aku pernah membantunya sekali. Kau sendiri kenapa terus kesini, kau bahkan bukan siswa sekolah ini"

To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang