BAB II

5 1 0
                                    




Pagi yang cukup cerah, padahal tadi malam hujan cukup deras. Cuaca hari ini mendukung untuk jalan-jalan....weekend, uhuy. Seorang gadis nampak betah bergelung dalam selimut. Sinar matahari yang merembes masuk melalui celah gorden serasa menina bobo.




'Seluruh kota merupakan tempat bermain yang asyik....oh, senangnya, aku senang sekali....' (ost anime Shinchan).



Bunyi ponsel meminta perhatian, namun Alex tak bergeming, pura-pura tidak mendengar. Tidak berselang lama terdengar lagi namun tetap tanpa hasil, orangnya masih peluk guling. Seakan pantang menyerah, kini berbunyi untuk ketiga kali....getol benget.



Dengan sangat kesal menyambar benda kecil di samping bantal. Menekan tombol hijau dan mendekatkan ke ketiak....ah, salah....ke telinga. Tanpa memeriksa ID penelepon langsung bersuara. "Hallo!! " Mengucap tanpa pakai pemanis buatan.



"Lex chaannn...!!"



"APA....!" Makin jutek setelah mengetahui siapa tersangka utamanya.



"Begh, galaknya!"



"Masalah?!"



"Lagih apah?", nih orang gak peka.



"Tidur!"



"Wah, kebetulan sekali, waktunya tepat, jalan yuk!"



"Woi, dengar gak? Aku tidur....T.I.D.U.R....," mengeja cepat.



"Iya ngerti, yuk jalan!" Kepala batu, semen, cor-coran.



"Gak, ini minggu, Ri! Gue mau tidur nyenyak!"



"Aku di depan kamar nih."



Alex terdiam untuk mencerna lebih jauh. Busyet dah tuh anak, gak ada kerjaan lebih berfaedah selain mengganggu hibernisasinya? Tuhan, apa salah dan dosaku? Dengan berat hati bangkit berdiri dan berlari kencang menuju pintu.



Terakhir kali Asri mengetuk pakai tenaga kuda, penghuni yang lain langsung demo dadakan. Bisa dikeroyok berjamaah satu kost kalau terulang kembali. Mana engselnya kreot-kreot, khawatir ambruk pintunya.



"Hai, Lex chaaaannn....!" Wajah tanpa dosa menyambut kala pintu dibuka, bolehkan Alex menggetok sedikit? "Egh, kebelet ya? Mukamu ngejen banget!"



Mau marah pun tak bisa, segera berbalik meninggalkan, terserah tamunya mau masuk atau tidak.



"Kita jalan, Lex....semangat!"



"Hemm....mana-mana kaulah!" Membalas malas sambil mengambil handuk.



"Lex, minum....haus!"



"Najong lo, ambil sendiri sana!"



"Kan gak sopan kalau langsung ambil."



Manik Alex sukses melotot. Nih cewek jejadian masih bisa mikir gak sopan setelah kelakuan absurdnya? "Gak sopan? Setelah mengganggu hibernasiku, masih sempat berpikir begitu?"



"Heiss....sudahlah, mandi sana!"



"Ini juga mau mandi, kau yang mengganggu." Sebel, untung teman, kalau gak sudah dipaketin pulang.



















ARDY & ALEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang