BAB IX. A

3 1 0
                                    







Alex tidak menyangka Ardy akan membawanya ke apartemen. Ini adalah kali ketiga datang kemari. Tuh bocil berkeras ingin memasak di rumah daripada makan di luar. Biasanya juga paling rajin makan junk food daripada masakan rumahan.



Alex sadar Ardy hanya beralasan agar bisa menahannya lebih lama. Tapi kenapa harus disuruh masak? Kan bisa beli di luar terus dibawa pulang! Bukannya apa--apa....lagi malas coy! Mana maunya dibuatkan nasi goreng lagi....mie instan doang kek!



Kini keduanya sedang sibuk di dapur. Ardy nampak senang sedang Alex biasa saja. "Apa ada yang kurang?" Menatap gadis di samping.



" Ini cukup kok." Seraya mengaduk nasi perlahan dalam rice cooker.



"Aku ingin yang seperti ini."



Gerakan tangan terhenti ketika Ardy mengutak atik ponsel. Apa yang dia inginkan? Nasi goreng yang seperti apa? Awas kalau minta yang ribet....suruh masak sendiri saja!



"Ini....!" Membalik layar ponsel pada Alex.



Alis seketika berkerut, "Nasi goreng lada hitam?"



Ardy mengangguk berkali-kali dengan sangat cepat. Kelakuan mirip bocah PAUD.



"Terlalu repot dan bahannya kurang....buat yang biasa saja."



"Aku mau yang seperti iniiiiiiii....," merengek gak jelas.



Kembali Alex speechless dengan makhluk jejadian di depan mata.



"Yah yah yah....," alis naik turun mirip ulat bulu.



Menghela nafas panjang. "Baiklah, tunggu sebentar, aku beli bahan dulu."



"Memang hapal daerah sini?"



Ahh, baru sadar....ini bukan di kost....tentu saja tidak mengerti jalan.



Biar aku yang pergi....apa yang kurang?"



Alex mengambil ponsel Ardy dan mulai mengetik, harus dicatat biar tidak lupa  Selagi mengetik, Ardy memperhatikan diam-diam. Bibir terus tersenyum, dirinya sangat bahagia hari ini. Mereka bagaikan pengantin baru, semoga menjadi kenyataan. Alex nampak menggemaskan jika sedang serius.



"Ini....aku sudah menulis semua, kau bisa bertanya di sana jika tidak mengerti."



"Hemm....," mengangguk patuh.



"Benar bisa melakukannya sendiri....atau aku ikut?" Jadi merasa khawatir.



"Tidak perlu....di rumah saja!"



"Ya sudah....hati-hati!"



Aww....itu sangat manisi! Sederhana tapi tepat sasaran! Ardy tidak bisa menahan diri dan segera mencuri ciuman di bibir.



Alex membelalak, bocah tengil ini apa tidak bisa tidak menyosor barang sehari?



"Bibirmu mengundangku."



"Bibirku tidak melakukan apa pun, kau saja yang mesum."



"Hehe....aku pergi....jangan buka pintu sembarangan....oke!"



"Iya aku tahu, cepatlah pergi"



Tanpa disuruh dua kali segera mengacir. Alex yang ditinggal kini hanya menunggu sambil bermain ponsel. Terlalu malas untuk pindah ke ruang depan, menarik kursi dan duduk tenang.



ARDY & ALEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang