Apit tahu temannya sedang dalam kondisi hati tidak baik alias galau....man. Daritadi hanya diam, diam, dan diam dengan ekspresi kecut sekecut-kecutnya. Yang seperti ini sudah bisa ditebak dengan mudah, tidak perlu pakai ramalan bintang atau ramalan cuaca.
Masalahnya....suasananya jadi aneh, berduaan dalam mobil, diam-diaman seperti pasutri lagi berantem. Masalah yang kedua....Apit bingung harus mulai darimana untuk mencari tahu, hingga memutuskan diam saja. Tapi masalah yang ketiga (banyak maunya), Apit tipe orang yang tidak sabaran, kebisuan ini kapan berakhirnya? Hei, dia tidak minta dijemput untuk dihadapkan hal beginian.
Jadi ceritanya, flashback beberapa saat sebelumnya, selepas mengantar Alex kembali ke habitat, Ardy menerima telepon dari Apit. Cowok itu minta dijemput karena sepeda motor antiknya mendadak merajuk. Biasalah motor tua, banyak maunya, manja juga kelewatan. Teman yang lain dihubungi pada sibuk, kecuali Ardy. Jadinya hanya dia yang bisa dimintai tolong. Ardy menjemput di kantor, kebetulan Apit baru selesai tugas malam. Apit bekerja sebagai satpam di sebuah pabrik.
"Habis kondangan dimana?"
"Hah?!" Menoleh sekilas saat mendengar suara.
"Dandan rapi amat, habis hajatan dimana?"
"......acara ultah teman kampus."
"Dari acaranya sih menyenangkan, lalu apa yang membuat wajahmu butek seperti habis kena tilang?"
"......gak ada apa-apa."
"Hei, ayolah....ceritakan semua pada bang Apit! Masalah kalau diempet, nanti jadi bisul loh. Memang lo mau bisulan?"
Ardy menatap Apit dengan alis bertaut, tidak ada pengandaian lain? Bisul dibawa-bawa.
"Biar kutebak, ini soal Alex kan? Kau selalu berlebihan jika menyangkut dia."
Ekspresi Ardy kali ini sukses kaget, tidak percaya dengan apa yang didengar. Kenapa Apit tahu rahasianya?
"Aku tahu....hanya dengan melihat saja aku tahu bagaimana perasaanmu sebenarnya. Jadi apa yang sudah terjadi?"
Diluar dugaan, ternyata Apit tajam banget. "Ehem....," akting batuk dulu biar tetap cool. "Aku bingung dengan perasaanku....takut untuk mengatakan tapi juga tidak ingin dia bersama orang lain."
"Itu sih namanya posesif, cemburu gak jelas, enak ditabok."
Mendecak kesal, "Sebenarnya kau ingin membantu atau tidak sih?"
"Kenapa harus pakai ribet sih? Apa susahnya bilang I love you....I like you....cuma tiga kata doang. Lo gak harus menghapal naskah pidato kelurahan."
Ardy memutar mata jengah mendengar nasehat Apit yang gak keren.
"Jadi cowok harus berani, malu kalau cewek yang nembak duluan. Letoy banget! Kalau suka ya bilang, toh kau juga tidak terikat dengan siapa pun kan?"
Ardy diam tidak membalas balik, hanya menatap lurus ke depan.
"Oke, baiklah, aku mencium ada yang tidak beres nih. Jangan-jangan kau sudah punya pacar? Bisa jadi sudah menikah diam-diam dan punya anak? Atau yang lebih ekstrem nikah sama janda beranak empat?"
"Otakmu yang bermasalah," jadi kesal.
"Lah terus masalah lo apa, Tong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDY & ALEX
General FictionMenceritakan tokoh utama bernama Ardy sebagai sosok tuan muda tampan yang tinggal di sebuah kost, tepatnya di sebelah kamar seorang gadis bernama Alex. Rumitnya masalah dengan keluarga membuat Ardy harus ditendang keluar dari rumah. Berharap Ardy b...