Alex merebahkan diri di atas kasur. Akhirnya semua sudah selesai....badan terasa remuk. Apa memang selelah ini hanya untuk sebuah pernikahan? Busyet dah, bagaimana dengan mereka yang menikah sampai berulang kali?
Merubah posisi menjadi telentang, menatap langit-langit. Lampu kristal cantik menggantung dalam ruangan yang didominasi warna hitam putih. Tidak begitu banyak barang karena Ardy tidak suka mengoleksi. Bisa dikatakan seleranya simple bin rapi.
Hanya ada dua bingkai foto di atas meja, foto nyonya Rahardjo dan ibu kandung Ardy. Cowok itu tidak memajang foto Alex di kamar tapi langsung di wallpaper ponsel. Secara jelas mengatakan bahwa dia tidak single.
Alex bersyukur karena Ardy mau bersikap terbuka padanya. Dirinya kerap dibawa serta ketika cowok itu datang berkunjung ke makam. Ardy tidak malu menceritakan tentang dirinya. Baginya kepercayaan adalah yang terpenting dalam hubungan.
Alex menyadari Ardy terlihat jauh lebih dewasa. Pengalaman hidup membuat cowok itu tumbuh dengan baik. Bagaimana perhatian dan kasih sayang yang diberikan untuknya, merasa bersyukur karena telah dipertemukan. Apa yang terjadi malam ini bagaikan mimpi. Mereka akhirnya bisa mengikat janji bersama.
Ardy sangat serius dengan ucapan. Hanya perlu beberapa bulan untuk mewujudkan. Waktu berlalu cepat, bahkan Asri juga tidak menyangka sahabatnya sudah menjadi nyonya besar. Akh....jadi malu sendiri. Sekarang dia akan melakukan semuanya bersama Ardy.
Mulai hari ini dia akan selalu bangun tidur dengan Ardy di samping. Melakukan banyak hal bersama, tidak sendirian lagi. Oh, so sweet....memekik girang dalam hati. Aku begitu beruntung....mengucap syukur.
Saat Ardy mengucap kalimat sakral, air matanya tumpah tanpa bisa ditahan. Rasa bahagia yang teramat sangat. Sekarang mereka berdua tinggal bersama di apartemen. Ardy berjanji akan memberikan rumah yang lebih besar, tapi ini sudah cukup. Selama mereka bisa bersama, itu yang terpenting.
Mengingat bagaimana wajah bahagia kedua orang tuanya. Bahkan dengan keluarganya pun Ardy begitu perhatian. Diberi kesempatan untuk datang dan melihat saja sudah cukup tapi Ardy melakukan lebih. Menyewa kamar di sebuah hotel mewah dan menyiapkan mobil untuk bepergian. Ditambah sopir pribadi....paket lengkap.
Begitu banyak tamu penting yang datang. Semua adalah kolega dan teman dekat keluarga Rahardjo. Alex hanya mengundang teman-teman dekatnya dan teman kerja. Merasa lega dengan sikap ayah dan ibu mertua yang menerimanya apa adanya.
Agus juga bersikap sama, bahkan cowok itu banyak membantu mempersiapkan semua. Walau cuek tapi Agus sangat perhatian pada Ardy....Alex bisa melihatnya.
Sikap kakek juga berubah dari awal pertama bertemu. Sebelumnya terlihat dingin tapi kini sedikit melembut. Jujur kaget saat pria itu mau tersenyum dan menyapa. Sesekali mengajak ngobrol walau lebih banyak diam.
Nenek masih belum berubah, tetap sinis. Alex tidak masalah....jika Ardy bisa melaluinya, maka dia juga akan berusaha. Berharap wanita itu mau membuka hati untuk mereka berdua.
Haahh....dirinya sudah sangat kenyang. Begitu banyak makanan enak dan Ardy begitu baik hati tidak ingin dirinya kelaparan. Pelayan kerap bolak balik membawakan untuknya. Apa hidup memang seindah ini? Tuhan....semoga kebahagiaan ini untuk selamanya.
Beranjak bangkit dan duduk di tepi ranjang. Baru saja selesai mandi dan rambut masih basah. Melepas ikatan handuk dan menggosok kepala. Ardy menyuruhnya pulang lebih dulu karena harus menyelesaikan beberapa hal. Termasuk mengurusi keluarganya kembali pulang ke hotel. Waktu sudah berlalu empat jam, apa masih lama?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDY & ALEX
General FictionMenceritakan tokoh utama bernama Ardy sebagai sosok tuan muda tampan yang tinggal di sebuah kost, tepatnya di sebelah kamar seorang gadis bernama Alex. Rumitnya masalah dengan keluarga membuat Ardy harus ditendang keluar dari rumah. Berharap Ardy b...