BAB VIII

1 1 0
                                    







Seorang pria muda tampan  perlente nampak sibuk memeriksa beberapa berkas dokumen ditemani seorang wanita cantik. Dengan sabar sang sekretaris menunggu sang atasan mengurusi pekerjaan.



Sebenarnya sih tidak masalah berlama-lama....happy ending wae. Kapan lagi bisa menikmati wajah tampan yang segarnya mengalahkan pembersih lantai aroma pohon cemara. Kebetulan si bos masih single present tense alias single akut. Tidak masalah sedikit berkhayal jadi istri tuan muda.



Berkas terakhir sudah selesai ditanda tangani, selanjutnya obrolan tercipta. Sekedar menanyakan schedule dan hal-hal lain yang perlu diketahui. Agus harus memastikan jadwal dan pekerjaannya tidak ada yang terlupa. Selesai memberi laporan, sang sekretaris beranjak pergi dengan membawa tumpukan berkas yang siap dieksekusi. Tidak berapa lama terdengar suara pintu menutup.



Agus menghela nafas dan melonggarkan ikatan dasi untuk menyamankan leher. Duduk bersandar lebih dalam, kursi terasa jauh lebih empuk saat seperti ini (lol). Memutar kursi membelakangi meja, memilih pemandangan luar karena jika melihat pemandangan pintu toilet, kesannya anyep.



Dinding ruang kerja didominasi kaca transparan. Tujuannya agar bisa melepas stres akibat beban pekerjaan. Hamparan biru cerah dengan beberapa corak awan tipis menyapa. Pikiran berkelana, flashback pada saat dimana dia dan sang ayah berbincang.



Karena hal itulah memutuskan untuk memanggil Ardy datang hari ini. Dia ingin menjelaskan semua, terkait rahasia yang dibongkar oleh nenek. Sang ayah memintanya untuk angkat bicara.








*Flashback*



"Ayah mengetahuinya bukan? Ayah tahu hubungan Ardy dengan cewek bernama Alex itu. Sejak kapan...kenapa merahasiakannya?"



"Saat Ardy kembali ke rumah....aku tidak merahasiakannya, hanya belum waktunya. Suatu saat dia sendiri yang akan membawa gadis itu ke rumah."



"Kenapa ayah membiarkannya?"



"Dia berkeras menolak pertunangan, kupikir dengan berlalunya waktu dia akan membuka pikiran. Tapi bocah itu terlalu keras kepala. Saat dia mulai memiliki perasaan pada orang lain, saat itulah kusadari sudah tidak bisa melanjutkan. Dia akan lebih berkeras jika aku memaksa. Aku hanya mencoba memberi  kesempatan."



"Secara tidak langsung ayah setuju?"



"Tidak! Cewek itu masuk dalam daftar pengawasanku. Anakku tidak boleh berurusan dengan sembarang orang, tidak terkecuali wanita."



Inilah alasan kenapa Agus enggan menjalin hubungan sampai saat ini.



"Soal Ardy....jelaskan semua padanya!"



"Untukku mungkin bisa....mungkin aku bisa menerimanya. Tapi menurut ayah apa kakek dan nenek peduli?"



"Karenanya ayah memerlukanmu. Dia belum mengerti apa pun....tuntunlah dia! Ajarkan bagaimana caranya! Kakek dan nenek....seperti yang kau ketahui....dalam keluarga ini hanya yang kuat yang memiliki kuasa. Kau dipandang dalam keluarga karena berhasil membuktikan keberadaanmu. Masalah Ardy adalah dia belum membuktikan apa pun. Dia hanya bertindak sesuai ego tanpa pikir panjang."



"Karena dia memang masih bocah....dia harus berhenti bersikap kekanakan."



"Jadi apa kau menerimanya?"



ARDY & ALEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang