BAB XIII (Janji untuk kembali)

1 1 0
                                    







31 Desember....



Udara malam semakin dingin, padahal belum terlalu larut. Pergantian tahun identik dengan hujan, entah kenapa selalu demikian. Membawa perlahan kendaraan roda dua membelah jantung kota. Suasana cukup ramai....hei, siapa yang tidak suka dengan perayaan tahun baru?



Kendaraan yang tumpah ruah melebihi hari-hari biasa cukup sulit ditembus. Macet memang momok mengerikan di kota besar. Hampir di sepanjang jalan manusia berseliweran mencari tempat nongkrong. Penjual terompet semakin eksis menuju detik pergantian tahun. Yah...para orang tua harus rela merogoh kocek demi buah hati mereka.



Lampu lalu lintas berganti merah, Alex harus menghentikan sepeda motor sejenak. Patuh pada lalu lintas adalah hal yang harus dilakukan demi keselamatan. Petugas lalu lintas harus bekerja ekstra malam ini. Tugas negara harus dijalankan walau anak dan istri di rumah merengek minta diajak jalan.



Alex bergidik horor mendapati ruas jalan hampir tidak terlihat karena begitu padatnya. Dunia sudah kelebihan muatan, populasi manusia tumbuh begitu cepat.



Lampu kini berubah hijau, saatnya memacu kendaraan kembali. Dalam hati berharap tidak terlambat datang. Well, walau sedikit tidak yakin dengan keadaan macet begini. Kemana Alex akan pergi?



Tahun ini mereka berencana untuk merayakan bersama. Tahun kemaren hanya dilewati dengan kegiatan masing-masing. Tahun baru tanpa acara terasa sepi dan anyep seperti sayur tanpa garam. Akhirnya tahun ini mereka sepakat memutuskan untuk kumpul dan makan bareng.



Apit memesan tempat di sebuah restoran. Agak heran juga kenapa harus di restoran mewah? Yakin tidak kerepotan bayar? Apit beralasan karena momen tahun baru, sedikit wah juga tidak apa-apa. Lagian bayarnya pakai sistem BSS (bayar sama-sama), dijamin semua pasti pesan menu paling murah (hahaha).



Empat tahun sudah berlalu....dan bukan berarti tidak ada yang berubah. Hubungan Asri dan Apit ternyata panjang umur, tidak disangka. Ternyata awetnya sampai pernikahan. Yup, kini Apit dan Asri sudah menjadi suami istri....lengkap dengan putri kecil mereka.



Apit berhasil membawa bandnya merentangkan sayap ke dunia rekaman. Kini mereka sudah menelurkan dua anak ayam....ah, salah....dua album indie. Jadi bisa dikatakan Apit cs sekarang menjadi artis alias orang terkenal. Baik dunia nyata maupun alam ghoi.



Mendapati pacarnya sudah terkenal, otomatis Asri jadi was-was tingkat Provinsi. Khawatir sang arjuna kecantol cewek lain. Sebelum nasi berubah jadi bubur manado, lebih baik diklaim duluan tuh bocil (wek). Diberi tanda kalau sudah ada yang punya. Cincin nikah pun menempel di jari manis.



Bukannya apa-apa, Asri trauma punya pacar tapi direbut melulu. Dunia hiburan penuh tipu daya dan rayuan pulau kelapa. Asri ngebet minta dinikahi. Berhubung sudah kepalang cinta, Apit pun meluluskan (begitu ceritanya).



Dimple dan Itong berhasil mewujudkan cita-cita jadi pegawai kantoran yang loyal, baik hati, dan tidak sombong. Selain jadi anak band, keduanya tetap menjalankan tugas negara. Gentong pun demikian, akhirnya berhasil menyabet gelar juara mizz uniperez (MasyaAllah)....maksudnya jadi koki. Sekarang bekerja di salah satu restoran mewah, walau tingkatannya masih paling bawah.



Alex berbelok ke kanan setelah memberi isyarat lampu, sudah hampir sampai di tujuan. Hujan turun semakin deras, beruntung sempat memakai jas hujan. Dilihat dari banyaknya kendaraan, bisa dipastikan tempat itu cukup ramai. Apit dapat info darimana nemu tempat beginian? Tumben seleranya berkelas.



ARDY & ALEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang