02. Awalan yang buruk

76.6K 11.6K 899
                                    

Dan disinilah Zora berada sekarang. Disebuah kamar besar berdominan warna pastel yang terlihat fresh dan minimalis.

Zora menaruh tasnya ke lantai, kemudian berjalan masuk lebih dalam mendekati sebuah kasur yang berukuran king size.

Gadis itu terlihat memutari setiap sudut kamar itu, menelusuri semuanya hingga tidak ada yang tersisa.

Tidak ada yang aneh. Hanya seperti kamar seorang gadis remaja pada umumnya.

Ekor matanya tanpa sengaja menangkap sebuah ponsel di atas nakas. Dirinya yang memang kepo luar biasa langsung saja mengambil ponsel itu.

Zora mengerutkan keningnya ketika melihat tidak ada aplikasi terinstall apapun disana. Hanya sebuah messanger dengan satu kontak bernamakan 'Kak Ori'.

Ini aneh! Gadis bernama Qiandra itu sangat nolep ya? Yang sangking nolepnya bahkan tidak mempunyai kontak selain Orion, teman kakak kembarnya yang pernah diberitahu Bi Nur.

Tidak ada yang aneh di dalam sana. Hanya percakapan annoying yang selalu dikirimkan oleh Qiandra dan tidak pernah dibalas dari pihak penerima.

Kasian, mungkin salah nomor. Kalaupun tidak, siapa juga yang mau membalas chat aneh dari seorang gadis yang tidak jelas.

Zora mengedikkan bahunya acuh, kemudian membanting tubuhnya ke atas kasur, menatap langit-langit kamar yang terlihat sangat jauh dari tempatnya berbaring saat ini.

Entah ia harus bernyukur atau sedih karena harus menjalani hidupnya kembali didalam tubuh gadis ini. Gadis yang bahkan tidak ia ketahui asal usulnya.

Ia bahkan tidak tau sampai kapan ia harus hidup dalam tubuh gadis ini. Apa ia bisa kembali ke tubuh aslinya? Atau ia akan tetap selamanya disini? Atau kemungkinan terburuknya ... ia pergi ketempat dimana semua orang yang sudah meninggal dunia berada.

Tanpa terasa Zora mulai mengantuk. Perlahan-lahan matanya mulai memejam diikuti dengan dengkuran halus yang mulai terdengar.

Gadis itu tertidur.

***

Zora mengusap-usap rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk. Gadis itu baru saja selesai mandi.

Ia berdiri didepan cermin dengan mengenakan satu set piyama beruang bewarna pink yang ia ambil dengan sembarang dari dalam lemari.

Usapan rambutnya terhenti. Ia menatap intens wajahnya dari cermin.

Mata bernetra hitam legam yang akan membentuk bulan sabit ketika tersenyum. Hidung mungil, bibir tipis serta rahang yang kecil. Sangat pas dengan tubuhnya yang hanya setinggi 154 cm.

Wajah Qiandra benar-benar memiliki kesan baby face yang terlihat cantik dan imut secara bersamaan. Sangat berbeda dengan wajahnya dulu yang ber-image cantik dan tegas.

Jangan lupakan tubuhnya yang juga tinggi.

Rambutnya juga sangat terlihat berbeda. Dimasa lalu, rambutnya pendek dan berponi serta sering diwarnai dengan berbagai warna. Terakhir kali, ia mewarnainya dengan ombre merah.

Tetapi untuk Qiandra, rambutnya sangat panjang dan sedikit bergelombang. Rambutnya terlihat bewarna hitam legam, kemungkinan masih alami tanpa pernah di warnai sama sekali.

Kalau seperti ini kan ... ia jadi sungkan untuk mewarnainya. Bagaimana jika gadis itu kembali dan marah karena Zora merusak warna aslinya?

Tok! Tok! Tok!

"Non, makan malam sudah siap."

Zora spontan menoleh pada pintu yang tertutup rapat, senyumannya mengembang, "Iya bi, bentar lagi aku turun."

Seventeen but Fifteen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang