04. Berhenti menganggu!

76.1K 12.5K 1K
                                    

Suara riuhnya obrolan-obrolan hangat yang saling bersaut-sautan sudah menjadi warna alami yang biasa ditemukan di area lingkup sekolah, terutama di area kantin dimana Zora berpijak saat ini.

Topik obrolan yang biasa membahas tentang guru, PR, tugas, ataupun yang lainnya langsung lenyap begitu saja ketika menyadari Zora yang masuk ke dalam kantin dengan wajah yang angkuh.

Bibirnya mengulum sebuah lolipop dan kedua tangannya masuk ke dalam saku hoodie birunya yang terlihat mulai mengering. Matanya terlihat tajam, menelusuri setiap jengkal kantin, tanpa melewatkan setitik tempatpun.

Suasana kantin yang awalnya berisik itu langsung lenyap digantikan dengan bisikan-bisikan yang membahas tentang bagaimana Qiandra yang memukul Hera dan membalikkan keadaan dalam sekejap.

Zora hanya mengedikkan bahunya acuh. Ia lalu melangkahkan kakinya membeli semangkuk bakso dan air putih, kemudian pergi mencari tempat duduk di dekat jendela.

Kupingnya terasa sedikit panas kala mendengar bisik-bisik ramai yang terus membicarakan dirinya. Baru hari pertama saja ia sudah trending seperti ini dimana-mana, bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?

Saat sedang asik-asiknya makan, Zora tiba-tiba merasakan cairan dingin yang mengaliri kepalanya, ia disiram dengan jus.

Demi Tuhan! Dia benar-benar benci jika diganggu saat makan. Tidak bisakah orang-orang sialan ini membiarkannya makan dengan tenang?

Mata zora terpejam, mulutnya mengatup menahan amarah. Setelah disiram pakai air tadi pagi, ia justru disiram dengan jus sekarang.

Sial! Sial! Sial!

Mereka benar-benar tidak mendengar peringatannya tadi pagi!

Tanpa disadari orang-orang, tangan Zora menjalar membuka sebuah tutup mangkuk cabe yang ada di atas meja.

Zora bangkit, gadis itu berbalik, dan tanpa aba-aba langsung saja menyiram cabe itu ke wajah Jennie, orang yang menyirami Zora dengan jus tadi.

"AAKHH!!"

Orang-orang disana tentu saja kaget, bahkan beberapa sampai menganga lebar. Beberapa orang sigap mengambil kamera ponselnya untuk merekam kelakuan Qiandra.

Kedua teman Jennie, Lea dan Dita tentu saja langsung mengambil air untuk membasuh muka Jennie.

Zora berdesis menahan amarah seraya membuka hoodienya. Gadis itu terlihat memegang rambutnya yang penuh jus itu dengan raut jijik yang sangat kontras di wajahnya.

Zora menoleh kembali ke arah Jennie yang sedang mengelap wajahnya dengan menggunakan tissue. Gadis itu tampak seperti cacing kepanasan.

Zora mendekati Jennie, menjulurkan tangannya untuk menjambak rambut gadis itu, "Lo! Beraninya lo nyirem gue! Lo pikir lo itu siapa, ha?!"

Masih dengan matanya yang terpejam karena pedas, Jennie mencoba melepaskan jambakan Zora dengan ringisan kesakitan, dibantu dengan dua temannya.

Tapi sayangnya tenaga Zora tidak main-main, ia benar-benar kuat, bahkan hanya ketika satu versus tiga. Semuanya shock tidak percaya, tidak ada satupun yang berani memisahkan mereka.

"Dasar miskin, beraninya lo sama gue, lepasin ga tangan lo!" Sambil terus mencoba melepaskan tangan Zora dari rambutnya.

"Qiandra lepasin," sang ketua OSIS, Orion tiba-tiba datang sembari menarik tangan Zora untuk mundur.

Zora tentu saja tidak akan melepaskannya begitu saja. Ia sudah geram dari kemarin. Keluarga Qiandra, teman-teman sekelas Qiandra, dan sekarang, entah dari mana datangnya makhluk jadi-jadian yang satu ini tapi mereka benar-benar sukses membuat Zora marah.

Seventeen but Fifteen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang