Part 14: Bertemunya Ara dan Iky

7 5 0
                                    

Happy Reading🐣

Pagi hari menyapa, Ara sudah siap dengan seragam putih abu nya.
Setelah satu minggu lebih ia tidak sekolah, akhirnya Ayah dan Bundanya mengijinkan Ara untuk sekolah kembali.

Bukannya apa apa, tapi penyakit Ara kan bersangkutan dengan otak, kalau di sekolah tiba tiba banyak pelajaran terus buat Ara pusing kan bahaya juga.
Jadi Bram dan Mita memutuskan Ara untuk sembuh lebih total terlebih dahulu.

"Morning Ayah, Bunda." Seperti biasa Ara menyapa orang tuanya dengan mengecup pipi mereka bergantian.

"Morning sayang," jawab Bram dan Mita samaan.

"Eumm, Ayah." Ujar Ara membuat Bram menoleh kearahnya.

"Iyaa sayang kenapa?" tanya Bram yang menyuapkan sesendok nasi kemulutnya.

"Ara boleh gak, kalau bawa mobil sendiri?" tanya Ara ragu ragu.

"Boleh, bawa aja mau yang mana. Kan mobil Ayah mobil kamu juga, mobil Bunda juga. Jadi kalau mau pake ya pake aja, tapi inget! harus hati hati," ucap Bram menasehati.

Hal tersebut tentu saja membuat Ara girang, dulu saja disaat Ara pengen bawa mobil sendiri Ayah nya tidak mengijinkan dia, tapi sekarang Ayah nya mengijinkan dia. Sungguh keberuntungan berada dipihak Ara.

"Yeayyy, makasih Ayah," ucap Ara berhambur memeluk Ayahnya.

"Ish kamu, Ayah kamu lagi makan masa maen peluk gitu aja," ucap Mita mengoleskan selai coklat kesukaan Ara.

"Bunda iri yakan, wlee," ledek Ara masih setia meneluk Bram.

"Siapa juga yang iri, b aja tuh," lanjutnya lagi.

"Halah Bunda ngaku aja yakan, hmhh." Goda Ara membuat sang Bunda mendengus kesal.

"Udah udah, sekarang kamu sarapan," titah Bram terkekeh.

Karena Bram tau, kalau tidak dipisahkan Mita dan Ara akan terus saja seperti itu, intinya ini masih pagi jadi Bram memutuskan menyudahi perkelahian antara anak dan Ibu nya.

"Siyap Bos," ucap Ara melepaskan pelukannya lalu menghadap Ayahnya dan menempatkan tangannya dikeplaa, pertanda hormat gitu.

Bram dan Mita terkekeh, sikap anaknya ini makin hari makin manja dan ada ada saja.
Padahal dia sudah dewasa tapi pemikirannya tidak jauh beda dengan anak kecil.

***

Brukk..

"Awss.." Ara meringis tak kala ada seseorang yang menambraknya hingga tersunggur mencium lantai.

"Sorry," ucap pemudah tersebut sambil mengulurkan tangannya.

"Iyaa, gak papa kok," jawab Ara yang menerima uluran tangan tersebut.

"Makasih," lanjutnya lagi tak lupa tersenyum yang menampakkan lesung pipi nya itu.

Deg..

"Mata itu, gw serasa pernah liat mata itu tapi dimana," ucap Risky membatin.

Yaps, orang yang nabrak Ara hingga tersungkur kelantai barusan adalah Risky. Tapi, karena mereka sudah tumbuh menjadi remaja bukan kanak kanak lagi, tentu saja banyak perubahan dari mereka. Hingga tak heran jika mereka tak mengenal satu sama lain.

"ARAAAAAAAAA," teriak seseorang membuat Ara dan Risky menoleh ke arahnya.

"AAAAAAHHHH BEBEB GW, MY BABY GW, YANG BOHAI TAPI LEBIH BOHAI GITAR SPANYOL, YANG KEA MAK LAMPIR. GW KANGEN TAU SAMA LO," teriak Naysa berhambur kepelukan Ara.

"Kalau muji sih yaa muji aja Nay, tapi gak usah pake ujungnya juga napa," ketus Ara.

"Iyaiaa cantik, imut, gumush iyaa," ucap Naysa masih setia memeluk Ara.

Stay With Me RiskyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang