Part 24: Azril Naysa

4 3 0
                                    

Vote.

Kriing

Kriing

"Duh, jam berapa ini?" gumam Ara berusaha membuka kedua matanya yang sangat sulit ia mengerjapkannya." Omaygat! udah jam setengah 7, mana sekarang hari senin lagi. Mampus gw, bisa bisanya gw bangun telat gini sih, Bunda sama Ayah juga gak bangunin gw, gara gara jalan jalan kemarin buat gw capek bangt." Omel Ara pada diri sendiri.

Setelah mengomel, Ara langsung berlari menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
30 menit Ara sudah siap dengan seragam abu nya, ia langsung berlari menuruni anak tangga.

"Bundaaaa, Ara berangkat dulu ya. Assalamuaaikum," Ara berteriak sambil berlari terburu buru.

***

Sesampainya di sekolah, ia melihat kalau gerbang sekolah sudah digembok, itu tandanya Ara terlambat datang.

"Duh, gimana dong mana udah siang lagi, sumpah dalam hidup gw baru sekarang gw kesiangan," dumel Ara mencoba membuka gembok tersebut.

"Arrghh! pake acara susah segala lagi, masa iya gw balik lagi, kan gak lucu," cercanya terus menerus.

Ara melihat jam tangan yang bertengger di tangan putih mungilnya yang sangat indah, setelah melihat arloji dipergelangan tangannya, Ara menghela nafas kasar, pasalnya sekarang sudah jam 08:00 WIB, itu tandanya upacara sudah dimulai.
Ara terus saja berfikir agar ia bisa masuk, dan akhirnya ia mempunyai sebuah ide.

"Lewat halaman belakang kan bisa," gumamnya tersenyum miring.

Ara langsung berlari menuju halaman belakang, yang mana disana bisa menuju langsung kekelasnya.

"Lah buset, apa apaan ini? kenapa temboknya setinggi ini sih ah! tapi gw harus berusaha biar gak dihukum," Ara mencoba menaiki tembok itu, walaupun beberapa kali gagal, akhirnya dia bisa juga mencapai atas tembok itu. Ketika Ara ingin turun tiba tiba seseorang mengagetkannya.

"Ngapain diem disitu?"

Aaaaaaa

Brukk

Karena kaget, Ara tidak bisa mengatur keseimbangan tubuhnya. Alhasil ia tersungkur mencium tanah.

"Iiihhhh! apa apaan sih lu hah? ngagetin tau gak. Gara gara lu gw jadi jatuh kan, andai aja lu gak ngagetin gw mungkin gw gak bakalan nyium tanah," cibir Ara melap muka dan bibirnya yang kena tanah.

"Murid teladan kok bisa bisanya telat, udah gitu ngelanggar peraturan lagi," sinir orang itu.

"Ini juga gara gara lu jaenab, kenapa gak jemput gw," ucap Ara dengan nafas yang tak beraturan.

"Lupa," jawab orang itu cengengesan gak jelas yang membuat Ara semakin geram.

Plakkk

Satu tamparan mendarat tepat di muka Iky.
Yaps, orang itu adalah Risky, tadi pagi Iky buru buru maka nya ia tidak sempat menjemput Ara.

"Sakit njeerrr!" ucap Iky memegang pipi nya.

"BODO AMAT!" jawab Ara menekan setiap perkataannya

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Ara pergi meninggalkan Iky yang sedang kesakitan akibat tamparannya.
Sesampainya di dalam kelas, Ara tidak melihat keberadaan siswa maupun siswi disana, yaialah sepi maemunah orang mereka lagi pada upacara.
Terus kenapa Iky bisa keluyuran? namanya juga si Marjuky pasti bolos upacara.

"Ihhh! bt gw hari inii, kenapa bisa sial banget coba." oceh Ara menggebrak meja.

"ARA!"

Mendengar suara yang sangat faminim ditelinganya membuat Ara meneguk salivanya kasar, ia sama sekali tidak berkedip.

Stay With Me RiskyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang