Part 25: Pasangan Baru

4 3 0
                                    

Vote.

Beberapa minggu berlalu, akhirnya Azril bisa menerima semua kenyataan dan berusaha mengikhlaskan Ara. Ada benarnya kata Naysa kalau dia adalah jodohnya, dia pasti akan kembali kepelukannya.
Dan sekarang hubungan antara Ara, Naysa, Azril, Iky, Putra dan Kevin mulai akrab. Bahkan disaat bel istirahat berbunyi dan mereka selalu pergi kekantin secara bersamaan.
Hal itu membuat siswa maupun siswi disana berdecak iri, sebal, maupun benci. Pasalnya mereka bergabung dengan Kakak kelas yang senior, udah gitu ceweknya cuman Ara dan Naysa.
Sungguh mereka saat ini bagaikan bidadari yang di dampingi 4 pangeran sempurna, yaa walaupun si Kevin kadang kea rucika yang tololnya gak ketulungan sih.

"Zril hari ini kamu sekolahkan?" tanya Dewi.

"Sekolah kok Ma," jawab Azril yang membenarkan posisi dasinya.

"Kalau gitu Mama titip ini ya, buat Ara. Udah lama banget dia gak ada main kesini," ucap Dewi sedikit lirih.

"Iya Mah nanti Azril kasih sama Ara," ucap Azril tersenyum. "Yaudah kalau gitu Azril pamit dulu," sambungnya lagi dan mencium tangan Mamanya.

"Gak sarapan dulu?" tanya Dewi mengelus punggung Azril.

"Dikantin aja, lagian Azril ada janji sama temen gak enak kalau terlambat." Ucap Azril yang ditanggapi anggukan oleh Mama nya.

***

Disisi lain seorang anak kecil sedang menangis sedari tadi, ntah apa penyebab dia menangis sepagi buta seperti ini.
Berbagai cara sudah dilakukan oleh Vina, Bagas bahkan Iky, tetapi tangisan El tidak kunjung reda juga.
Yaps, orang yang menangis sedari tadi adalah El, ia tidak berhenti menangis sehingga membuat mata, hidung serta pipinya memerah karena terlalu lama menangis.

"Duh sayang kamu kenapa sih, gak kayak biasanya kamu kayak gini?" tanya Vina khawatir.

"Apa mungkin El haus," ucap Bagas menebak.

"Apaan sih Pah, El kan udah gak Mimi." Jawab Vina ketus.

"Ya mana tau kan gitu," ucap Bagas tak mau kalah.

"Kalau mau Mimi dia pasti bakalan minta, jangan aneh aneh deh." Ucap Vina meninggikan suaranya.

"Mana ta--"

"Kalau kalian berantem yang ada El tambah nangis, gimana sih!" ucap Iky memotong perkataan Papa nya.

"El sayang, El kenapa humh? pagi pagi kok udah nangis kayak gini sih." Tanya Iky lembut.

"El, au ca--ma kak A--ala." Lirih El terbata bata.

"Ohh, El nya kangen sama Kak Ara ya?" tanya Iky lagi, dan benar saja El menganggukkan kepalanya pertanda iya.

"Kenapa gak bilang sayang," ucap Vina mengecup pucuk kepala El.

"Bener kata Bunda, kan kalau El bilang El nya gak perlu nangis kayak gini. Kita semua khawatir sama El," ucap Bagas mengelus punggung El yang masih bergetar karena tak berhenti menangis.

"Yaudah pulang sekolah ntar, Kak Iky ajak Kak Aranya kesini buat main sama El yah," ucap Iky menenangkan El. Mendengar perkataan Iky membuat El mendongak menatap manik wajah Iky, ia berusaha mencari kebohongan disana, tapi nihil Iky memang tidak sedang membohonginnya." Benelan kan, Papa Uda au ajak Bunda cantik ke cini?" tanya El antusias.

Iky menganggukkan kepalanya pertanda iya." Iya sayang, tapi El jangan nangis ya. Hapus air matanya," ucap Iky tersenyum.

Vina dan Bagas bingung mendengar perkataan El yang memanggil Iky dan Ara dengan sebutan Papa muda dan Bunda cantik.
Melihat kedua orang tuanya kebingungan membuat Iky membuka suara." Waktu jalan jalan seminggu lalu, El emang pengen manggil kita dengan sebutan itu," ucap Iky seakan tau isi pikiran orang tuanya.

Stay With Me RiskyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang