Part 3 : Sebuah Janji

14 10 1
                                    

Happy Reading🐣

Waktu sudah menunjukan pukul 20:00, itu artinya hari sudah malam.

"Ra, ke balkon yuk." Ajak Iky yang tiba tiba muncul di kamar Ara.

Jangan tanya kenapa Risky bisa ada di rumah Ara, karena pekerjaan orang tua nya yang membuat dia ada di rumah Ara.

"Gak ah, Ala masih seru nonton tau." Jawab Ara sambil terus fokus dengan film kartun Doraemonnya.

Risky berdecak kesal, setiap ia ingin mengajak Ara ke balkon selalu aja seperti ini, dengan alasan seru nonton atau gak, takut ketinggian. Lantas kalau takut ketinggian kenapa milih kamar di lantai atas. Aneh!

"Liat deh Ra, banyak banget bintang di luar sana." Risky terus saja membujuk Ara, agar Ara mau ikut ke balkon kamarnya, dan akhirnya usaha Risky pun tidak sia sia. Ara mau ikut melihat bintang di balkon kamarnya. " Emangnya sebanyak apa sih bintangnya?" Ara berdecak kesal, tak kala Risky terus saja mengganggunya.

Risky tersenyum lebar melihat Ara yang mau di ajak liat bintang. "Tuh, banyak kan bintangnya." Sambil menunjuk langit malam, yang dihiasin dengan beribu bintang yang sangat indah dan cantik itu.

"Iyaa, bintang nya indah banget Ky." Ucap Ara tersenyum, sambil menatap indahnya langit malam.

"Sini Ra, duduk." Ajak Risky, yang di tanggapi anggukan oleh Ara.

"Raa, kalau suatu saat nanti kita gak sama sama lagi kayak sekarang, apa sikap kamu bakalan tetap seperti ini sama aku. Tetap bawel, cerewet, manja, cengeng, rewel gak?" ucap Risky yang membuat Ara menatapnya dalam.

"Maksud, Iky apaan?" tanya Ara penuh selidik.

"Sekarang kan umur kita masih kecil, aku baru 10 tahun, dan kamu 8 tahun. Otomatis kalau kita udah besar, bisa aja kan kita gak bakalan sama sama lagi seperti sekarang ini." ucap nya sambil menatap manik mata ara.

Hhe, di Kota kan umur segitu emang disebut kecil yakan?.

"Kok Iky ngomong nya gitu sih? emangnya Iky mau kemana? Iky mau ninggalin Ala sendilian disini yah? Iky gak sayang Ala, maka nya Iky mau ninggalin Ala kan?" jawabnya dengan logat yang cadelnya itu disertai dengan mata Ara yang sudah berkaca kaca.

Risky tersenyum melihat ekspresi Ara. "Udah ah, jangan nangis. Kamu tu kalau nangis jelek tau." Ucap Risky sambil menghapus air mata yang sudah lolos keluar dari kelopak mata Ara.

"Tapi kan, Kita udah janji kalau kita bakalan sama sama telus, gak bakalan pelnah belpisah bahkan sesulit apapun lintangannya, sesulit apapun tantangannya Iky gak bakalan ninggalin Ala, sekalipun taluhan nya nyawa kita." Luruh sudah pertahanan Ara, ia sudah menangis sesenggukan, akibat perkataan Risky yang seakan akan ingin meninggalkan dirinya.

"Kalau ngomong belum lancar, jangan so soan ngomong panjang lebar! apalagi yang banyak kata 'R' nya." Ejek Iky tak lupa dengan tawa nya yang begitu menggelegar.

"Iiih! Iky nyebelin." Tangisan Ara makin tak bisa dibendung lagi. Ara nangis sesenggukan.

"Udah dong Ra, hapus air mata nya, malu loh diliatin sama bintang sama bulan. Masa iya bidadari nangis." Risky kembali menghapus jejak air mata di kedua mata Ara.

Risky menatap indah nya langit malam yang begitu membuat nya tenang, dengan banyak nya bintang bintang, disertai dengan ada nya bulan yang bersinar terang. "Ra, liat deh bintang yang satu itu, dia besar dari yang lain nya kan? dia juga paling indah dari yang lain nya kan?" tanya Risky, yang dibalas anggukan oleh Ara.

"Bintang itu sama kayak kamu, Ra." Ucap nya sambil menatap mimik wajah Ara.

"Maksud nya?" jawab Ara yang kelihatan bingung.

"Iyaa, bintang itu sama kayak kamu, karena kamu yang paling besar dan paling indah yang pernah ada di hati aku setelah orang tua aku, Ra." jawab Risky yang membuat Ara kembali menangis.

Ara terisak pilu setelah mendengar setiap perkataan Risky, yang sedari tadi kedengaran aneh di telinga Ara, mulai dari kata kata perpisahan, apalah itu. "Iky janji kan gak bakalan ninggalin Ala?" ucap Ara sambil memeluk tubuh Iky.

Iky membalas pelukan Ara. " Iyaa, Iky janji sama Ara. Kalau Iky gak bakalan ninggalin Ara. Iky bakalan selalu pertahanin persaha atan kita, waLupun taruhannya nyawa iky, itu semua Iky lakuin buat Ara." Ucap Risky sambil mengelus punggung Ara, yang sedari tadi bergetar.

"Udah yah, liat tuh bintang nya, dia sedih loh liat Ara nangis." Sambil melepaskan pelukan Ara, Iky kembali menatap bintang dan bulan di langit malam.

"Oiyaa, Ra." Ucap Iky kembali membuat Ara heran.

"Apa?" jawab Ara sambil mengeryitkan dahi nya, yang penuh tanda tanya itu.

"Kamu harus jadi bulan juga yh," lanjutnya lagi.

"Lah, Ala kan udah jadi manusia, gimana cala nya Ala jadi bulan coba? kan Ala gapunya kekuatan kekuatan kayak Dolaemon apalagi kayak Naluto atau kayak Flozen" tanya Ara bingung dengan perkataan Iky.

"Maksud Iky bukan berubah jadi bulan Ara!" jawab Risky dengan geram.

"Terus gimana?" jawab nya dengan muka polosnya itu.

"Kalau kamu udah besar nanti, disaat banyak yang jauhin kamu, buat kamu sakit hati, bahkan disaat kamu terpuruk. Kamu harus seperti bulan, yang selalu terang, begitupun dengan kamu, harus selalu tersenyum terus gaboleh putus asa, ataupun menyerah, oke." ucap Risky, sambil menatap wajah Ara.

"Iyaa, Ara bakalan selalu ceria dan gak lupa selalu tersenyum juga." jawab Ara sambil tersenyum manis, menampakan kedua lesung pipi nya itu.

"Udah malam, sekarang Ara tidur yah." Titah Risky, yang dibalas anggukan oleh Ara.
Buset, si Ara penurut banget yah. Jhh

"Yaudah, sebelum tidur Ara cuci muka dulu, cuci tanga sama kaki, abis itu baca do'a yah, biar bobok nya nyenyak. Kan besok hari terakhir libur sekolah, biar kita bisa main sepuasnya dihari terakhir kita libur." Nasehat Iky, yang membuat Ara tersenyum.

"Siyap, Bapa Negala. Iky juga jangan lupa semuanya yah." Jawab Ara yang di angguki oleh Iky.

"Good Night, cengeng." Ucap Iky sambil keluar dari kamar Ara menuju Kamar khusus tamu yang berada di samping kamar Ara.

Jadi kamar tamu tuh ada dua, yang satu di khusus kan buat Iky, yaa... Kalau dia pengen nginep di rumah Ara, dia tidur di lantai atas juga disamping kamar Ara. Kamar satu nya lagi berada di lantai bawah, di samping dapur.

Ara tersenyum melihat sosok Risky yang sudah ditelan tembok itu. "Night Too, Iky." Ucap nya sambil menutup kedua mata nya itu.

"Aku bakalan selalu ingat semua janji dan pelkataan kamu, Ky. Walaupun suatu saat kamu lupa sama janji dan pelkataan kamu, aku akan mencoba dan belusaha buat kamu ingat sama semuanya. Aku bakalan peltahanin pelsahabatan kita walaupun aku harus ngolbanin nyawa dan pelasaan aku.

Setelah mengucapkam kalimat tersebut, dengan logat cadel nya akhirnya Ara tertidur pulas.

Bersambung...

Stay With Me RiskyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang