- XIII -

41 12 86
                                    

Seekor kucing yang tampak seperti kucing jenis persia medium itu terus berjalan cepat sembari menggerakan kepala mungilnya ke sana kemari. Sang majikan belum juga ia temukan sejak tadi, entah kenapa penciuman Mitc tidak bisa menemukan keberadaan Gav. Hewan tersebut begitu khawatir, tidak biasanya pemuda itu menghilang sampai larut malam. Endusan dari hidungnya lagi-lagi gagal, seolah-olah Gav sudah tidak ada lagi di Klan Permukaan.

"Gav, kau di mana?" lirih Mitc. Keempat kakinya bersimpuh dengan kepala menelungkup disertai ekspresi muram. Ekornya bergerak-gerak pelan untuk menghilangkan bosan. Di pinggir jalanan yang cukup sepi, tak sadar Mitc tertidur. Tubuh hewan lucu itu tampak kelelahan.

Tak lama, terlihat seorang pria tua berjalan sempoyongan dengan tawa hambar yang terus terdengar. Matanya tampak susah untuk dibuka karena terlalu banyak meminum minuman beralkohol dari botol yang digenggamnya. Tubuh bapak tersebut sungguh sangat kacau, pakaiannya tidak karuan dan berkali-kali ia limbung tak bisa menyeimbangkan badan. Sampai langkah kakinya kini hendak menginjak seekor hewan yang tengah tertidur pulas. Dirinya yang setengah sadar mendadak menghentikan langkah, membuat tubuhnya terhuyung begitu saja.

"Oh, shit!" geram pria itu. Matanya memicing sembari mencondongkan sedikit kepalanya ke depan. "Kucing sialan!"

Pria itu berdiri dengan susah payah, ringisan masih terlontar dari mulut berbau alkohol itu. Tak disangka, dia meludahi kucing tersebut dengan sembarang. "Hewan tidak berguna!" serunya. Kakinya terus menendangi kucing itu tanpa iba. "Enak sekali kau tidur nyenyak di sini, sementara aku terjatuh karena tubuhmu menghalangi jalanku!"

Hewan yang merasa terusik itu pun membuka mata. Kakinya bergerak mundur sembari meneliti manusia di hadapannya.

Meong ....

Pria mabuk tersebut sontak tertawa. Lalu tangannya terangkat menuangkan cairan di dalam botol pada mulutnya. "Hah? Kau bilang apa? Dasar bodoh! Mana aku paham bahasamu, Kucing Sialan!" Seketika botol di genggamannya ia lempar begitu saja ke arah Mitc. Bunyi pecahan beling langsung terdengar nyaring.

Kucing itu dengan gesit menghindar, tetapi tetap saja beberapa serpihan belingnya berhasil mengenai kulit Mitc dan menciptakan sedikit luka.

Meong ....

Orang mabuk mana bisa menahan emosi pada apa yang sudah membuatnya terganggu. Pun dengan pria tersebut yang semakin menggeram karena kucing itu seolah-olah berbicara dan tidak terima. "Diam kau!" Tangannya hendak meraih leher si kucing saking kesalnya. Namun, tiba-tiba seseorang datang dan langsung merengkuh kucing tersebut penuh perhatian.

"Apa yang kau lakukan? Kucing ini juga makhluk hidup. Jadi kau tidak boleh menyakitinya begitu saja!" seru orang itu dengan sorot mata tajam pertanda tidak suka.

"Hei, Nona Cantik. Ini bukan urusanmu!" timpal pria itu beringas. Akan tetapi, seketika raut wajahnya berubah diiringi senyuman yang menurutnya paling manis. Netra pria tua itu menelisik gadis di hadapannya dari atas sampai bawah. "Daripada kau mengurusi kucing sialan itu, lebih baik kau ikut denganku. Bagaimana?" godanya berusaha menyentuh gadis tersebut.

Sontak gadis bertopi yang tadi sengaja menghentikan taksinya demi menolong kucing itu kini memundurkan langkah. "Jangan dekat-dekat!"

"Ayolah ...."

Vey semakin takut saat pria itu terus berusaha mendekatinya. Ia pun berbalik berniat memasuki taksi tadi. Namun, kesialan memang sedang berpihak pada Vey. Taksi tersebut sudah tidak ada. Ia lupa menyuruh supir taksi itu untuk menunggunya.

Saat sedang sibuk bergulat memikirkan taksi, tiba-tiba tangan pria di sampingnya kini mencekal tangan Vey sembarangan. "Ayo, Nona. Jangan sungkan." Pria itu terus menarik Vey paksa.

EVIGHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang