- XVII -

32 8 79
                                    

Langkah Gav yang sedikit berlari terus menelusuri setiap sisi jalanan. Mengedarkan pandangan berharap sosok gadis pujaannya ditemukan. Pun dengan Mitc yang berlari mengekor di belakang pria itu.

Hampir sepuluh menit ia mencari keberadaan Vey dengan hanya mengandalkan insting. Namun, semuanya sia-sia. Seketika pria itu menghentikan langkah, dia menepuk jidatnya kasar seraya mengangkat Mitc ke dalam gendongan.

"Aku baru kepikiran, kenapa dari tadi kita tidak menggunakan hidungmu yang tajam itu untuk mencari Vey?" ujar Gav menatap Mitc lekat. "Kau sudah tahu bukan aroma tubuh Vey? Apa kau bisa mengendusnya dan memberitahuku di mana dia sekarang?"

Kucing itu malah menelungkupkan wajahnya lebih dalam pada dekapan sang majikan. Dia tampak tidak mau diajak kerja sama, entah apa sebabnya.

"Tidak semudah itu, Gav." Dengan suara pelan, Mitc akhirnya menanggapi.

"Setidaknya kau harus mencoba."

Mitc malah melompat dari pangkuan Gav. Ia kembali berjalan sembari mengendus setiap tanah yang mungkin saja pijakan Vey membekas di sana. Ternyata hewan itu tetap bersedia membantu tuannya.

Tanpa mereka sadari, sebuah mobil silver mewah melintas di samping mereka. Seorang wanita di dalamnya menatap intens pada pria yang sedang bersama kucing itu.

"Ternyata dia benar-benar mencari Vey," lirih Vio.

"Kau bilang apa?" Pertanyaan seorang pria paruh baya yang duduk di sampingnya mengejutkan lamunan wanita itu. Gav sudah terlewat lumayan jauh, tetapi Vio masih saja memikirkannya.

"Ah, tidak."

Tanpa aba-aba, tangan pria itu seketika menangkup tangan Vio dengan lembut. Matanya berkedip nakal dengan senyuman miring yang ia tunjukan. "Apa kau sudah tidak sabar?"

Vio hanya terkekeh seraya menimpali, "Bukan begitu."

"Tenang saja, hotel itu tidak jauh dari sini. Sebentar lagi kita akan sampai."

Vio mengangguk dengan senyuman yang terkesan dipaksakan. Kepalanya bergerak pada bahu pria yang tampak berasal dari kalangan atas. Tangan pria itu pun langsung mendekap lengan Vio penuh sayang.

🐚🐚🐚

"Jangan coba-coba menghapus berita itu dari publik! Apa kalian dengar, hah?"

Seseorang bertopeng dengan setelan serba hitam terus meneriaki hal yang sama pada dua wanita yang terikat pada kursi di depannya. Namun, hanya jeritan tertahan dari kedua mulut yang dibekap sebagai tanggapannya.

Kedua netra di balik kacamata salah satu wanita di sana terus dipenuhi derai air mata. Sementara wanita bermata sipit di sampingnya terus bergerak berusaha membuka ikatan di tubuhnya. Ya, Vey dan Editor Chang tengah disekap oleh dua orang yang tak dikenal.

Vey dan Editor mengira orang yang melakukan ini adalah dia yang menyuruh mereka menghapus berita itu. Karena orang tersebutlah yang terus-menerus mengancam keduanya. Namun, justru sebaliknya. Tak disangka, ternyata pihak yang ingin mempertahankan berita itulah yang berani melakukan tindakan kriminal tersebut. Baik Vey mau pun Editor, keduanya sama-sama tidak mengerti. Kenapa malah mereka yang menjadi korban dari perseturuan yang bersaing antara dua perusahaan?

"Biarkan perusahaan North Cordero merasakan penderitaan ini!" Tawa salah satu orang bertopeng itu terdengar mengiringi ucapan tegasnya.

Vey mengernyit mendengar ucapan tersebut. Berarti selama ini dugaannya dengan Editor Chang benar. Bahwa pihak North Corderolah yang mengancam dan mengacaukan kantor mereka.

Gadis itu kini terus bergerak memberontak. Kakinya yang terikat sengaja ia entakkan dengan keras berusaha agar terlepas. Pun dengan suaranya yang tidak jelas akibat bekapan sebuah kain di mulutnya. Hal tersebut membuat dua orang pria yang berdiri di sana menggeram kesal.

EVIGHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang