Sejujurnya, San agak heran Wooyoung memintanya untuk meluangkan waktu hari ini setelah pulang kantor. Bahkan sudah memberikan alamat untuk ditujunya setelah pulang bekerja dan saat mengecek di internet, alamat tersebut merupakan restoran mewah yang terkenal. Terkadang San lupa kalau Wooyoung itu berasal dari keluarga berada dan makan di tempat seperti itu baginya hanyalah makan di tempat biasa.
San tidak merasa rendah diri dengan perbedaan status sosial mereka, tetapi jelas tidak merasa senang jika Wooyoung yang selalu membayar semuanya. Meski kalau San yang membayar semuanya pasti akan meringis dalam hati dan membandingkan jika uang tersebut dibelikan untuk hal lainnya. Mendadak, teringat perkataan kepala ruangannya yang bilang perbedaan nomor satu dari orang menengah seperti mereka dan orang kaya adalah pola pikirnya saat menghabiskan uang.
"Bang, mabar yok abis ngantor," perkataan Jongho saat mereka berjalan menuju lift untuk makan siang, membuat San menoleh.
"Gak bisa, udah ada janji sama Wooyoung hari ini."
"Wow tumben sekali lebih milih pacar daripada mabar," respon Yeosang yang San yakini tengah menyindirnya, hanya bisa membuatnya melengos.
Namun, saat pintu lift hendak tertutup, lelaki yang seingat San anak pemilik perusahaan sekaligus temannya Seonghwa tiba-tiba muncul dan menahan pintunya. Saat lelaki itu masuk, San menyadari kalau suasana lift menjadi mencengkam. Padahal di dalam sana ada Yunchan serta Hwiyoung yang kalau sudah satu tempat yang sama akan berisik. Apalagi San merasa lelaki itu sepertinya sengaja berdiri di sebelahnya, padahal lift mereka masih banyak tempat yang lebih luas—karena kapasitasnya sampai 15 orang—dan kebiasannya untuk selalu berdiri di dekat pintu lift.
"Makan di kantin atau di mana nih?" tanya San saat mereka keluar dari lift dan pura-pura tidak menyadari kalau langkahnya diikuti oleh anak pemilik perusahaan. "Bro ... tumben diem, biasa bacotnya gak ada rem."
Tidak ada yang menyahut, tetapi Yeosang yang berjalan di sampingnya menyenggol San untuk menyadari yang terjadi. Membuat San menoleh ke arah Yeosang dengan tatapan datar, kemudian mengambil langkah memutarkan badannya untuk menatap lelaki yang seingatnya bernama Hongjoong. Keduanya saling bertatapan dan tidak dalam keadaan melangkah seperti tadi.
"Ada apa?" San merasa punggungnya diberikan tatapan mematikan oleh ... entah Yeosang atau Yunchan. Mungkin juga tatapan dari orang-orang yang berada di lobi karena San berani berbicara dengan anak pemilik perusahaan tanpa takut. "Gue gak yakin kita pernah berinteraksi sebelumnya dan yakin juga sih gak bakalan get along. Jadi, langsung intinya aja deh."
"Lo benar-benar pengaruh buruk ya buat Seonghwa."
"Hmm, lucu juga mendengar gue pengaruh buruk dari orang yang mengambil kebahagiaan orang yang dianggapnya sebagai sahabat." San tersenyum sinis dan melihat Hongjoong yang tidak menampilkan ekspresi apa pun. Namun, mata lelaki itu jelas tidak berbohong untuk menampilkan kemarahan yang ditunjukkan kepada San. "Kalau gue buruk, lo apa? Pacar sahabat sendiri diambil."
"Lo gatau apa-apa."
"Benar, gue gatau apa-apa." San menatap Hongjoong. "Juga lo gatau apa-apa tentang gue dan Seonghwa." Kemudian, San berbalik dan berjalan menyusul teman-temannya yang sudah di depan pintu lobi. Namun, San memutuskan untuk menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Hongjoong. "Gue lupa bilang ini ke lo. Meski gue gatau apa-apa tentang lo dan Seonghwa, tapi setidaknya gue tahu satu hal basic. Sahabat enggak akan nusuk dari belakang."
San berjalan meninggalkan Hongjoong dan sepanjang makan siang mengabaikan omongan dari berbagai pihak kalau dia sudah gila karena merespon lelaki itu seperti mengajak perang. Padahal San hanya mengatakan kenyataan dan memberikan respon sesuai dengan pola pikirnya. Meski sebenarnya tidak sepenuhnya salah kalau San mengajak peran Hongjoong, karena sejujurnya dia ingin menonjok lelaki itu sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vermilion | Sanhwa
FanficIni tentang San yang berusaha untuk membenci Seonghwa, tetapi justru semakin terjatuh kepadanya. Ini tentang Seonghwa yang untuk kali ini saja, berharap bahwa seluruh pertaruhannya serta keegoisannya kepada San akan memberikan hasil yang baik. Atau...