03: mereka ke bandara di hari dan jam yang sama, tetapi tujuan yang berbeda

632 136 17
                                    

San menepati perkataannya kepada Wooyoung untuk mengantarkan pacarnya ke bandara di hari Sabtu. Mengemudikan mobilnya untuk masuk ke terminal sesuai dengan tiket yang tertera pada milik Wooyoung. Pacarnya itu tipikal yang lebih senang menunggu di bandara daripada datang pada jam mepet. San bahkan sudah menduga kalau penerbangan Wooyoung sebenarnya baru akan berangkat 2 jam lagi, tetapi dia sudah terlalu malas mempertanyakan alasan lelaki itu senang berada di bandara begitu awal.

"Sayang, kamu memikirkan apa?" panggilan itu membuat San menoleh dan melihat Wooyoung tersenyum kepadanya. "Jangan terlalu banyak memikirkan hal yang tidak penting. Bagian berpikir biar aku yang menanggungnya."

"Gak bisa gitu dong. Aku punya otak, masa gak dipake buat mikir?" protesan San membuat Wooyoung tertawa pelan. "Aku enggak melucu loh, kenapa ketawa?"

"Gatau, lihat kamu sekarang menggemaskan."

"Aku tidak menggemaskan."

Wooyoung hanya tertawa pelan dan mengusap kepala San. Sebenarnya San tidak suka diperlakukan seperti ini, tetapi dia memilih diam. Tidak ingin bertengkar dengan pacarnya yang sebentar lagi akan ke luar kota. San melempar pandangan ke sembarang arah, tetapi sekelebat melihat sosok Seonghwa. Membuat San memejamkan matanya sesaat dan saat membuka, tidak ada sosok yang dipikirnya adalah Seonghwa.

Astaga, kenapa belakangan San selalu memikirkan Seonghwa? Apa dirinya tidak bisa berhenti untuk peduli dengan pacar tetangga apartemennya itu?

"Sayang," panggilan itu membuat San menoleh dan Wooyong tersenyum kepadanya, "Aku pergi, ya. Jangan lupa makan yang benar, jangan main game terus."

"Iya."

Wooyoung tersenyum dan mengusap kepala San. Lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium singkat pacarnya itu, meski Wooyoung merasa heran saat melihat reaksi San yang biasanya tidak terganggu, sekarang terlihat tidak senang.

Apa Wooyoung melakukan kesalahan sehingga membuat San tidak senang?

Apa San sekarang sudah bosan menoleransi Wooyoung dengan yang diketahuinya selama ini?

Seharusnya, itu tidak menganggu Wooyoung, tetapi nyatanya tidak sesederhana itu. Ada rasa tidak nyaman bahwa San sudah bosan dengan Wooyoung, padahal seharusnya itu yang dia rasakan sejak setahun belakangan tentang hubungan mereka. Mungkin ego Wooyoung tidak menerima kalau San bisa merasa bosan kepadanya, karena selama ini yang mengontrol hubungan mereka adalah dirinya. Meski San tidak benar-benar bisa dikontrol oleh Wooyoung karena pacarnya itu keras kepala dan seringkali tidak ingin ditemui karena lebih memilih bermain gim bersama teman-temannya.

"Wooyoung," panggilan itu membuyarkan lamunannya dan San memandangnya heran, "Kamu kenapa tidak pergi?"

"Apa kamu mengusirku, sayang?"

"Aku hanya bertanya, tidak mengusirmu."

Wooyoung hanya tersenyum dan akhirnya melangkah pergi. Menarik kopernya untuk mengikuti langkahnya dan saat berpaling ke belakang, biasanya dia melihat San berdiri di tempatnya hingga dirinya menghilang di kerumunan orang-orang. Namun, yang dilihatnya San memandang ke arah lain, lalu melangkah pergi. Tidak menunggu Wooyoung tidak terlihat di pandangan San seperti biasanya.

Sejujurnya, Wooyoung penasaran dengan apa yang San pandangi sejak tadi sampai bisa membuatnya diabaikan? Karena Wooyoung jelas melihat San yang memejamkan mata sesaat, lalu saat membuka matanya lagi seperti mencari seseorang. Seolah orang itu lebih penting dari eksistensi Wooyoung dan ternyata, itu menyebalkan.

Apa ini yang San rasakan saat Wooyoung secara tidak sadar memperhatikan orang lain saat mereka bersama? Seharusnya, sekarang mereka impas karena Wooyoung akhirnya tahu dari sisi San rasakan. Namun, memang sifat dasar manusia yang tidak bisa menerima jika dirinya diperlakukan seperti dirinya memperlakukan seseorang, seperti itulah yang Wooyoung rasakan.

Vermilion | SanhwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang