13: dia adalah penyelamat yang datang untuk menghancurkannya

522 90 17
                                    

Pada akhirnya, Seonghwa tidak pulang bersama Om Pengacara atau pun dengan dua pengawal pribadinya—yang lebih banyak melihatnya dari jauh daripada benar-benar mengawalnya disekitarnya—dan tidak bertanya apa pun kepada San tentang tujuan mereka. Sesaat Seonghwa terpikirkan bahwa mungkin mereka ke tempat pernikahan Hongjoong, mengingat San bekerja di kantor milik keluarga sahabatnya itu.

Ah, mengingat Hongjoong adalah sahabat Seonghwa benar-benar terasa getir baginya. Karena Seonghwa tidak pernah mengira akan datang hari di mana dia membenci Hongjoong adalah orang yang dia harus anggap sebagai sahabat karena waktu yang mereka habiskan bersama selama ini.

"Lo...," suara itu membuat Seonghwa menoleh San yang tengah mengemudi. "Kenapa gak kasih tahu kalau hari ini wisuda?"

Karena Seonghwa bukan siapa-siapa di kehidupan San.

Karena Seonghwa tidak ingin merasakan kekecewaan lagi untuk mengetahui orang-orang yang diberitahukannya memutuskan untuk tidak datang karena dirinya bukan prioritas.

Karena Seonghwa ternyata tidak sekebal itu dengan rasa sakit untuk ditolak meski sudah terlalu banyak merasakannya selama ini.

"Aku lupa, hehehe."

San mendengkus dan Seonghwa tersenyum lebar, lalu menatap buket bunga di pangkuannya. Sebenarnya San ingin mengatakan bahwa dia tahu Seonghwa tengah berbohong kepadanya—dan biasanya dia tidak pernah menolelir orang yang melakukan hal itu kepadanya—tetapi pada akhirnya memutuskan untuk terus mengemudi. Mungkin Seonghwa tidak menyadarinya, tetapi San sejak tadi melihat Seonghwa yang melamun, lalu menghela napas panjang. Bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali.

Sebenarnya apa yang tengah dipikirkan oleh Seonghwa?

"Temanmu Hongjoong itu...," perkataan San membuat Seonghwa kembali menoleh ke arahnya, "dia tahu lo hari ini wisuda?"

"Tidak."

"Gue tahu dia hari ini nikah, tapi ... hah? Apa kata lo tadi?" San tidak menduga mendengar jawaban Seonghwa dan ini bukan kehidupan di drama atau film yang kalau terkejut sampai menginjak rem mendadak. Namun, tetap saja San terkejut mendengarnya. "Lo gak ngomong ke dia juga?"

"Tidak."

"Kenapa?"

"Apa kamu yakin dia tidak akan meninggalkan resepsi pernikahannya untuk datang kepadaku?" pertanyaan Seonghwa membuat San terdiam. "Aku sengaja tidak memberitahukannya, agar pernikahannya tetap berjalan seperti keinginan semua orang."

"Tapi dia sahabat lo, meski asli sih gue juga bertanya-tanya kok kalian bisa temenan ya." perkataan San membuat Seonghwa tersenyum, meski hatinya pedih kalau mengingat hubungan mereka yang beberapa tahun belakangan seperti bergantung di benang tipis yang bisa putus kapa pun. "Apa lo menghindarinya?"

"Entahlah, San."

"Seonghwa, lo kalau...."

Seonghwa memotong perkataan San, tanpa sadar tengah tersenyum. Namun, dari ujung mata San, senyuman itu terlihat seperti terluka, "Aku bahkan tidak tahu memandangnya sebagai apa saat ini. Apakah sebagai sahabat yang bersamaku sejak aku tinggal kemari? Apakah sebagai sahabat yang akan mengambil segalanya dariku atas nama menjagaku?"

San tidak mengatakan apa pun dan Seonghwa juga tidak ingin menjelaskan apa pun. Karena San tidak punya bakat untuk menghibur orang lain dan Seonghwa juga tidak ingin menjelaskan lebih lanjut tentang Hongjoong. Karena Seonghwa tidak ingin mendapatkan rasa kasihan atau pun simpatik saat menceritakan kisahnya dengan Hongjoong. Juga karena Seonghwa tidak ingin seseorang mengatakan di depan wajahnya kalau semua perbuatan Hongjoong itu melewati batasan sebagai orang yang seharusnya paling mengerti dirinya.

Vermilion | SanhwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang