12: ternyata mengetahui seseorang berlari menghampirinya itu menyenangkan

434 103 12
                                    

Hari Sabtu kali ini, Seonghwa berada di kampus. Bukan karena Seonghwa secinta itu dengan kampusnya sehingga memutuskan untuk ke sana meski sudah tidak punya mata kuliah yang diambil, tetapi hari ini adalah hari wisudanya. Serta Seonghwa tidak berekspetasi siapa pun akan datang untuknya, karena sejak dahulu dirinya tidak pernah menjadi utama untuk kehidupan seseorang.

Seonghwa hanya tersenyum saat melihat orang-orang yang berfoto dengan keluarganya—orang tua yang lengkap atau dengan pasangan serta anaknya—dan membuatnya bertanya-tanya, kalau orang tuanya masih hidup, apa mereka juga akan datang ke wisudanya dengan heboh? Memastikan satu keluarga mengenakan pakaian senada, menyewa fotografer untuk mengabadikan momen yang hanya berlangsung beberapa jam dalam hidup dan kemudian mungkin akan makan bersama sembari memuji pencapaian yang Seonghwa raih.

Namun, sebanyak apa pun membayangkan, Seonghwa tidak tahu rasanya seperti apa. Bahkan, sebenarnya Seonghwa sudah tidak bisa mengingat wajah kedua orang tuanya meski memiliki album foto keduanya di kamarnya. Bukannya dia tidak ingin mengingat mereka dengan benar, tetapi setiap Seonghwa membukanya maka dia akan menangisi banyak hal dan berakhir demam. Itu justru akan memperburuk keadaannya karena Seonghwa mengingat Ibunya yang mengurusnya saat demam dan sekaligus menyetaknya ke realitas bahwa dirinya sendirian di dunia ini.

"Ha, memiliki uang tidak ada batasnya menyenangkan kata mereka."

Seonghwa menghela napas panjang dan melihat jam tangannya sesaat, lalu memutuskan menatap sekitarnya lagi. Sebenarnya dia tetap berada di area kampus sekarang bukan karena acara wisuda masih berlangsung atau masih perlu mengobrol dengan beberapa dosennya, tetapi karena berjanji menunggu Om Pengacara yang tadi meneleponnya karena tidak muncul di pernikahan Hongjoong. Mengatakan bahwa Seonghwa hari ini wisuda dan bilang akan menyusul nanti jika sudah selesai, meski sebenarnya itu kebohongan.

Seonghwa tidak ada niatan untuk datang karena tidak ingin melihat orang-orang yang menatapnya dengan banyak tanya atau pun bisikan—yang terlalu keras—didengarnya soal hubungannya serta Hongjoong yang selalu dianggap lebih dari teman. Juga tidak ingin melihat orang yang harus Seonghwa anggap keluarga dari pihak Ayahnya yang lebih memilih menghadiri pernikahan Hongjoong daripada peduli dengan keberadaannya.

Meski apa yang Seonghwa harapkan dari orang yang mampu membunuh saudaranya sendiri hanya demi harta? Sayangnya mereka tidak bisa membunuhnya atau membiarkannya mati sebelum membuat surat kuasa bahwa harta miliknya tidak akan disumbangkan kepada badan amal. Setidaknya Seonghwa punya satu alasan lagi untuk tetap hidup, membuat mereka kesal dengan kehadirannya dan sekaligus mempermainkan ego mereka bahwa dirinya tidak akan peduli sebanyak apa uang perusahaan yang mereka korupsi untuk hal yang tidak berguna.

Seonghwa merasakan getaran dari ponsel di tangannya dan mengangkatnya dengan earpiece yang ada di telinga kanannya. Salahnya, Seonghwa tidak melihat siapa peneleponnya dan langsung berkata, "Om, aku enggak apa-apa nunggu lama di tempat wisuda. Jadi jangan melakukan hal aneh-aneh untuk segera sampai, oke."

"Seonghwa, lo wisuda hari ini?!"

Seonghwa sesaat lupa caranya bernapas, lalu matanya membesar dan panik melihat siapa penelepon dari layar ponsel.

San.

Kalau ada yang bisa Seonghwa bilang untung, dia tadi tidak mengatakan tentang helikopter. Akan sulit menjelaskan Om Pengacara itu siapa kepada San karena semua orang yang tahu siapa sebenarnya orang tersebut akan merasa minder. Bahkan Yunho juga merasakan hal yang sama dan Seonghwa sampai memohon—hal yang paling tidak pernah terlintas di kepalanya akan dilakukannya—kepads Om Pengacara untuk tidak muncul di depan Yunho atau mencari tahu tentang lelaki itu.

Meski untuk hal terakhir, Seonghwa ragu....

"Seonghwa, gue ngomong sama lo." Suara San membuat lamunan Seonghwa buyar dan membuatnya mengerjapkan mata. "Lo masih di kampus?" Seonghwa ingin berbohong kalau dia sudah akan pergi karena Om-nya datang, tetapi kemudian malah mendengar, "Lo kenapa gak ngomong kalau hari ini wisuda?!"

Vermilion | SanhwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang