Eleven

305 30 6
                                    



Normal POV

"Ini,"

"Aku pikir kau belum makan sesuatu" lanjutnya.

Nami menatap mangkuk yang baru saja diberikan oleh Shanks. Mangkuk itu berisi makanan favoritnya. Kemudian ia menatap Pria itu kembali.

PRANGGG!

Wanita itu melemparkannya ke sembarang arah.
Tampaknya mangkuk itu pecah menghantam dinding ruangan, tempat mereka berada sekarang.

"Aku selalu membenci ruangan ini"
"Aku benci hidupku sendiri"

Nami berjalan melewati Shanks, tetapi Pria itu menahan lengannya.

"Kau selalu mengatakan hal itu.."
"Setiap hari,"
"selama hampir 20 tahun kau hidup bersamaku"

Nami berbalik menatapnya.

"Aku hanya seorang anak kecil dulu saat hari dimana Kau membunuh semua orang di panti asuhan"

"Aku telah menyelamatkanmu" jawab Shanks.

"Tidak, kami semua bahagia di tempat itu" Nami menggelengkan kepalanya pelan, masih terus menatap Shanks.

"dari kelaparan yang melanda panti itu?"

Nami terdiam sesaat.

"Aku yang telah melepaskan beban mereka,"

"Kau tahu apa yang terjadi selanjutnya? anak-anak yang lahir, tidak tahu apa-apa selain perut yang kenyang dan langit yang cerah itu adalah apa yang ingin ku wujudkan saat pertama kali bertemu denganmu "

Nami menggertakkan giginya.
"Karena itu kau sudah membunuh orang-orang yang tak bersalah"

"Itu hanyalah Harga kecil yang harus dibayar untuk-"

"Kau tidak tahu apapun!"

Shanks menatap Nami yang meninggikan suaranya.
"Aku mengerti apa yang kau rasakan sekarang"

Nami tertawa sambil menunjuk Shanks.
"Kau memahamiku? Tidak. Kau tidak punya perasaan sedikit pun, Kau cuma seorang Pria bodoh dengan pikiran logismu yang konyol itu"

"setidaknya aku satu-satunya yang memiliki tekad untuk melakukannya" lanjut Shanks lagi.

"Dengar Nami,"

Shanks membalikkan badan Nami, lalu memegang wajahnya dengan salah satu tangannya.
"Untuk saat ini, kau mempunyai tekad yang sama denganku seperti saat kau ada dibawah kendaliku, putriku"

Nami melepaskan tangan Shanks yang menempel diwajahnya.
"Aku bukan putrimu.."

"kau adalah putriku, sekarang berjanjilah bahwa kau tidak akan menghianatiku lagi"

Nami menatap Shanks dengan senyuman meremehkan.
"Maaf karena mengecewakanmu, karena aku tidak bisa menjanjikan hal itu"

Shanks menatapnya Datar. Lalu menoleh kearah pengawalnya, seperti mengisyaratkan sesuatu. Ia kembali menatap Nami dengan tersenyum ringan.

"Apa kau merindukan Rouge?"

Nami melirik tajam kearah Shanks.
"Apa yang kau lakukan terhadapnya?!"

Shanks berjalan melewati Nami.
"Ikut denganku, Mari kita lihat seperti apa kondisinya sekarang"

Nami memutuskan untuk mengikutinya dari belakang. Hal hal negatif yang dikhawatirkannya berusaha ia singkirkan dari pikirkannya. Ace mengatakan bahwa Ibunya sudah disiksa sejak membantunya melarikan diri dari ayah angkatnya itu.

Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang